Thirty One

214 31 11
                                    

Jena terduduk di sebuah bangku yang memang disediakan disana. Gadis itu melirik handphonenya lalu menghela nafasnya. Benda pipih itu kini kehabisan daya, membuatnya tidak bisa menghubungi siapapun.

Gadis itu melihat ke sekitar untuk menemukan orang yang dikenalnya, namun tidak ada satupun orang yang dia kenal dari sekian banyaknya manusia disini.

Tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang mendarat di atas kepalanya. Saat dia menoleh ke samping, dia tersenyum melihat orang yang dikenalnya.

"Hobi lo ngilang ya? Ck ck ck."

"Hehehe" Jena hanya tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Ayo" lelaki itu mengulurkan tangannya kepada Jena.

"Tadi gue jatoh, kaki gue sakit" ungkap Jena.

Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya "Coba gue liat."

Tidak jauh dari sana ada seorang laki-laki yang memperhatikan keduanya dengan tatapan sendu.

"Bener kata Jeno dulu, ada banyak orang yang suka sama kamu Na" gumam Hyunjin.

Karena tidak ingin terus melihat itu, Hyunjin memutuskan untuk pergi dari sana.

Lelaki itu meringis melihat luka di kaki Jena, walaupun terlihat sepele namun rasanya sangat sakit.

"Bentar."

Lelaki itu mengeluarkan handphonenya untuk mengabari seseorang.

Jaemin: Jena udh ketemu
Jaemin: Kalian lngsng ke cafe aja, nanti gue sama Jena nyusul

Tak butuh waktu lama terdapat balasan.

Jeno: Oke, jagain Nana jngn sampe ilang lagi

"Lo bisa jalan? Atau mau gue gendong?" tanya Jaemin menatap Jena.

"Bisa, tapi pelan-pelan" jawab Jena.

"Yaudah ayo."

Jaemin membantu Jena untuk berdiri, satu tangannya melingkar di pinggang ramping Jena. Salah satu tangan Jena dia lingkarkan di lehernya.

Ramainya orang membuat mereka sedikit keusahan untuk berjalan, apalagi kondisi Jena yang harus berjalan tertatih.

"Lo kenapa bisa jatuh sih?" tanya Jaemin.

"Eum, tadi waktu keluar dari area VR ada orang gak sengaja nabrak gue sampe gue jatuh. Gue mau teriak manggil kalian tapi percuma karena disini terlalu banyak orang" ungkap Jena mengingat kejadian tadi, dimana dia harus terjatuh sampai membuat kakinya sedikit terkilir.

"Handphone lo?."

"Handphone gue lowbat."

Jaemin hanya mendengus kasar mendengar jawaban kelewat santai dari Jena.

•••

"Akh... Pelan-pelan bang, nanti kalau kaki aku patah gimana" ujar Jena menahan sakit pada kakinya yang tengah diurut.

"Diem Na, gimana caranya Abang urut kalau kamunya gerak terus" kata Chanwoo.

Jena dan yang lainnya sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Tadi saat Jena pulang dalam kondisi digendong oleh Jeno, Chanwoo langsung menghampirinya dengan wajah khawatir. Lelaki itu sudah tinggal di rumahnya sejak beberapa hari lalu.

Sesudah mengantar Jena, Jeno langsung pulang ke rumahnya karena dipanggil oleh Sang Bunda.

"Lain kali kalau jalan itu hati-hati, gini kan jadinya" omel Chanwoo.

Bullshit [Hhj] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang