Ten

292 29 5
                                    


Siyeon dan Ryujin melangkah masuk ke dalam ruang rawat Jena setelah sebelumnya mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Halo Wahatsapp BBM KakaoTalk!" bukan Siyeon yang mengatakan itu, melainkan manusia yang bernama Shin Ryujin yang langsung masuk ke dalam ruang rawat Jena.

"Woi, rumah sakit bukan hutan" tegur Siyeon kesal.

"Sibuk banget lo, Jena aja gak masalah" balas Ryujin menunjuk ke arah Jena yang hanya tertawa pelan melihat kedua temannya. Beruntung Jena sedang sendiri saat ini.

"Jena mah malaikat gak kayak lo sebaliknya" ucap Siyeon lalu duduk pada kursi yang ada didekat ranjang Jena.

"Maksud lo gue setan gitu?!" kata Ryujin tidak terima.

"Gue gak bilang loh" Ryujin mendengus mendengar ucapan Siyeon.

"Kalian mau jenguk gue apa berantam sih?" heran Jena.

"Hehehe, maaf Na" Siyeon hanya tersenyum manis.

"Btw lo sendiri? Bokap sama Abang lo mana? Hyunjin juga" tanya Ryujin lalu duduk pada sofa yang ada disana.

"Mereka lagi pulang bentar, mungkin bentar lagi balik" jawab Jena.

"Keadaan lo gimana?. Udah baikan?."

"Udah mendingan, mungkin besok udah bisa pulang" Jena tersenyum ke arah Siyeon.

"Baguslah, dua hari lo gak masuk sekolah gue digangguin cewek jejadian mulu" ungkap Siyeon dengan wajah memelasnya.

"Maksud lo gue gitu?" timpal Ryujin yang sedari tadi memperhatikan keduanya.

"Lah nyadar si mbak" Jena hanya bisa tertawa pelan melihat tingkah kedua temannya itu.

Sedangkan Siyeon dan Ryujin tertawa entah karena apa. Mungkin dikarenakan humor mereka yang terlalu receh.

"Eh Na, lo udah tau belom?" kata Ryujin setelah menghentikan tawanya dan berjalan mendekat ke arah ranjang Jena.

"Tau apa?."

"Hyunjin gak ngasih tau Lo apa-apa?" Jena hanya menggelengkan kepalanya. Karena memang kenyataannya Hyunjin tidak memeberitahukan sesuatu yang penting padanya.

"Lo tau Yeji?" tanya Ryujin dan dibalas anggukan pelan oleh Jena.

"Kata Mama gue Minggu depan Yeji bakal balik ke sini. Dan bakal sekolah di tempat Hyunjin juga" tukas Ryujin yang membuat Jena seakan membisu. Sekedar info, Ryujin dan juga Hyunjin itu merupakan sepupu.

"Yeji? Yeji siapa?" balas Siyeon penasaran.

"Nanti juga lo tau" ucap Ryujin. Sedangkan Jena hanya diam.

•••

"Hyunjin" panggil Jena pada Hyunjin yang tengah berada disampingnya.

"Kenapa sayang?" Hyunjin mengelus pelan kepala Jena.

Siyeon dan juga Ryujin sudah pulang sejak 30 menit yang lalu dan bertepatan dengan kedatangan Hyunjin.

"Apa...."

"Kenapa hm?."

"Katanya Yeji mau pindah kesini, bener?" tanya Jena takut-takut.

Elusan Hyunjin pada kepala Jena seketika berhenti saat pertanyaan tersebut terlontarkan. Hyunjin dia tidak tau harus mengatakan apa. Dia hanya bisa mengangguk pelan.

"Kamu gak usah takut, ada aku disamping kamu" kata Hyunjin.

"Tapi..."

"Shhtt, jangan takut. Yeji itu baik kok, aku yakin kamu bakalan suka sama dia" ucap Hyunjin menenangkan Jena.

"Tapi... kata Ryujin Yeji itu–" perkataanya terhenti saat tiba-tiba Hyunjin mencuri sebuah kecupan pada pipinya.

"Bawel, udah gak papa kok. Enggak usah terlalu dipikirin, nanti kalau sakit lagi gimana?. Hm?" Hyunjin tersenyum yang sialnya menambah kadar ketampanan lelaki itu.

"Apaan sih?!" balas Jena malu, sungguh pipinya sudah menghangat saat ini. Ditambah wajah Hyunjin yang dekat dengannya.

Hyunjin tertawa pelan dan mencubit hidung Jena gemas. Sedangkan Jena hanya mencebikkan bibirnya lucu. Membuat Hyunjin semakin gemas.

"Peluk..." gumam Jena dan dapat didengar oleh Hyunjin. Dan dengan senang hati lelaki itu merengkuh tubuh Jena ke dalam pelukannya. Dia tahu bahwa Jena sedang manja mode on.

"Aduhh... pingin cepet-cepet di bawa ke pelaminan."

"Hyunjin....!"

Maaf ya pendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf ya pendek

Bullshit [Hhj] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang