Thirteen

261 23 2
                                    


Di chapter kali ini akan menceritakan bagaimana Hyunjin dan Jena bisa pacaran.

Saat itu hari pertama Jena masuk SMA, tentu saja dia berangkat ke sekolah bersama dengan sahabatnya, Jeno. Sesampainya di sekolah Jeno tidak pernah melepaskan tangan Jena yang berada di dalam genggamannya. Tidak peduli dengan tatapan murid lain yang menatap mereka.

"Nana!" panggil seorang gadis yang menghampiri keduanya.

"Siyeon" Jena mlepaskan tautan tangannya dengan Jeno dan memeluk Siyeon.

Sedangkan Jeno hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah sahabat dan juga kekasihnya itu. Jeno dan Siyeon sudah berpacaran sejak kelas 3 SMP, btw.

"Kapan sampe Jen?" Heechan datang dari belakang dan menepuk bahu Jeno.

"Baru aja, yang lain mana?" tanya Jeno.

"Udah masuk kelas. Kita semua sekelas, gue udah liat di mading tadi" jawab Heechan yang dibalas anggukan oleh Jeno.

"Kita masuk kelas ayo, nanti lanjut pelukannya" ucap Jeno kepada kedua gadis didepannya.

"Apaan sih!" dengus Siyeon dan menarik Jena untuk berjalan bersamanya.

"Sabar ya Jen, pacar lo lebih perhatian sama sahabat lo" ledek Heechan membuat Jeno menatapnya sinis.

Akhirnya mereka semua pergi ke kelas yang akan mereka tempati. Jeno duduk bersama Heechan, sedangkan Jena tentu saja duduk bersama Siyeon. Jaemin dan Renjun juga duduk bersama. Untuk Jisung dan Chanle, mereka masih kelas 3 SMP.

Tak lama masuk 3 orang lelaki, yaitu Hyunjin, Jisung dan juga Felix. Untuk Seungmin, mereka tidak sekelas. Hyunjin dan Felix duduk bersama tepat dibelakang Jena. Sedangkan Jisung duduk dengan seorang lelaki yang diketahui bernama Eric.

"Lix" bisik Hyunjin.

"Kenapa?" balas Felix yang juga ikut berbisik.

"Kayaknya cewek yang didepan gue ini cocok kalau gue gebet" kata Hyunjin sembari melirik Jena.

"Elah baru seminggu yang lalu lo putus sama si Lucy" balas Felix.

"Gak ada hubungannya, pokonya dia bakal gue gebet" ucap Hyunjin mantap.

"Terserah lo" dengus Felix yang sudah sangat hafal dengan kelakuan sahabatnya ini.

•••

Sudah sebulan berlalu dan Hyunjin masih gencar ingin menjadikan Jena sebagai kekasihnya. Bahkan lelaki itu yang biasanya selalu dekat dengan perempuan, kini menjadi jaga jarak.

Seperti saat ini, Hyunjin datang cepat dan saat memasuki kelas dia hanya melihat Jena disana. Dia berjalan mendekati Jena dan duduk disamping gadis itu, membuatnya ditatap oleh Jena.

"Tumben sendiri Na, Jeno mana?" tanya Hyunjin sambil menatap Jena disebelahnya dengan tangan kiri yang menopang wajahnya.

"Jeno hari ini jemput Siyeon" jawab Jena.

"Terus lo berangkat sama siapa?."

"Diantar sama Ayahnya Jeno" ucap Jena.

"Kalau gitu mulai besok lo gue jemput aja" kata Hyunjin santai yang membuat Jena terkekeh pelan.

"Gak usah, gue bisa berangkat sendiri kok" tolak Jena.

"Gue gak suka ditolak, pokoknya besok gue jemput. Eh, tapi nanti lo sekalian aja pulang sama gue. Kan gue belum tau di mana rumah lo" ungkap Hyunjin.

"Pemaksa" tangan Hyunjin tergerak mengacak surai hitam milik Jena pelan.

"NA! GUE ADUIN JENO YA, LO PACARAN SAMA HYUNJIN" teriak Jaemin yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu kelas.

"SIRIK LU JOMBLO" balas Hyunjin.

Jena hanya tertawa melihat tingkah teman-temannya itu. Hyunjin yang melihat Jena tertawa mencubit hidung gadis itu pelan.

"KAN GUE ADUIN LOH."

"BERISIK BNGST" umpat Hyunjin kesal kepada oknum Na Jaemin itu.

•••

Bel pulang akhirnya berbunyi, seluruh murid dengan cepat membereskan barang-barangnya dan kembali ke rumah. Sama halnya yang sedang dilakukan oleh Jena saat ini.

"Lo beneran pulang sama Hyunjin?" tanya Siyeon.

"Iya bener, emang kenapa?" jawab Jena.

"Gue takut dia itu macam-macam sama lo. Gue pernah bilang kan, kalau dia itu fuckboy" ucap Siyeon membuat Jena tersenyum ke arahnya.

"Tenang aja, lo lupa siapa gue" ujar Jena.

"Gue tau, tapi hati-hati oke."

"Siap" keduanya pun tertawa bersama.

"Na, ayo balik" ajak Hyunjin menghampiri keduanya.

"Ayo Jin."

"Bawa pulang kembaran gue dengan selamat, jangan pergi kemana-mana. Awas aja kalau sampai lecet" ucap Jeno yang tiba-tiba berada di depan Hyunjin.

"Iya elah, gak usah takut. Ayo Na" Hyunjin langsung menarik Jena keluar dari kelas.

"Kurang ajar" dengus Jeno melihat Jena yang ditarik oleh Hyunjin.

"Hyunjin suka sama Jena?" gumam Jisung yang melihat kepergian keduanya.

Jena dan juga Hyunjin pergi melesat meninggalkan area sekolah menggunakan motorr milik Hyunjin. Selama perjalanan tidak banyak pembicaraan antara keduanya, hanya sesekali berbicara saat Hyunjin bertanya arah mana yang menuju rumah Jena.

Tidak lama setelahnya mereka sampai di kediaman Jena. Gadis itu turun dari motor Hyunjin.

"Thanks ya Jin, mau mampir dulu?" kata Jena .

"Gak usah, sebagai gantinya gue boleh gak minta id LINE lo?" ucap Hyunjin.

"Boleh, sini handphone lo" Hyunjin menurut dan memberikan handphonenya kepada Jena.

Jena mengetikkan id LINE miliknya di ponsel Hyunjin. "Udah tuh" Jena menyerahkan handphone itu kepada pemiliknya.

"Oke makasih, kalau gitu gue pamit. Sampai ketemu besok. Bye" ujar Hyunjin yang kembali memasang helm full face-nya.

"Bye, hati-hati ya" balas Jena, setelahnya motor Hyunjin melaju dari sana.

"Bye, hati-hati ya" balas Jena, setelahnya motor Hyunjin melaju dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di chapter selanjutkan akan dilanjutkan

Bullshit [Hhj] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang