Mohon komen dan vote ya... Agar aku makin semangat nulisnya. 😄
"Loh?? Lu mati?? Karena siapa?"
"Miya!"
"Oalah!! Ya udah! Gue pergi cari miya deh! Gue balesin"
"Ya udah Sono!"
Rendi berjalan ke arah Miya yang sedang duduk di pinggir pohon. Miya yang menyadari kehadiran seseorang langsung menjatuhkan dirinya di dekat pohon dan tiarap lalu membalikan tubuhnya ke arah belakang pohon dan berdiri di belakang pohon.
"Susah amat mau action aja" Ucapnya sambil mengelap keringatnya secara swag.
"Dah sembunyi duluan" Rendi mendengus sebal dan berjalan menjauh dari Miya.
Setelah berjalan keliling dan tak menemukan siapapun Rendi memilih duduk di atas ban.
Dia melihat sekeliling dengan seksama hingga melihat Budi yang sedang tidur di atas pohon kayak Kukang.
"Mangsa hewan boleh juga?" Rendi mengarahkan tembakan nya ke tangan Budi.
DOR!
Budi membuka matanya dan memegang erat dahan pohon lalu turun dari pohon.
DOR!
Budi membalikan tubuhnya. Sehingga tembakan yang Rendi lepaskan terkena Punggung Budi.
"Itu kenapa gesit amat sih" cerca Rendi
"Loh? Rendi?"
DOR!
"Akhirnya" Rendi meniup Pistolnya dan mengambil senapan Budi.
"Abis peluru gue! Peluru lu masih kan?" Tanya Rendi sambil melihat-lihat senapan Budi.
"Abis juga"
"Kok bisa??"
"Tadi gue lagi boring, karena ga tahu mau ngapain gue ambil aja pelurunya buat main diatas pohon. Eh ga tahunya udah abis. Makanya gue tidur.wkwk"
Rendi memasang wajah datar, sedatar-datarnya. Budinya cuma ketawa renyah terus pergi ke titik kumpul.
"Terus gue harus gimana? Masa diem aja"
DOR!
Rendi melihat gambar hatinya yang telah tertembak cat berwarna hijau. Lalu melihat Setya yang berdiri di hadapannya sambil tersenyum manis tanpa dosa.
"By, gue ke titik kumpul"
"Eh?" Setya menatap ke arah Rendi sendu. Setelah Ratna menjauh dari Setya dkk seolah-olah Rendi dan Erick juga ikut menjauh.
"Ya udahlah" Setya berjongkok di depan senjata Budi dan Rendi. Tangan kanannya terulur mengambil senjata mereka.
"Yah,, pelurunya abis semua"
"Angkat tangan!! Atau nyawa anda melayang di game ini!!"
Setya menoleh ke arah belakang malas. Sementara yang di lihat hanya nyengir sok swag.
"Miy? Masih ok?"
"Ayolah Tya! Lu ngalah biar nanti gue yang menang! Ok?"
"Ga ah."
"Nanti gue traktir mie ayam depan sekolah itu deh?? Gimana?"
"Kan ga ada yang jual mie ayam di depan sekolah Miya"
"Oiya lupa!"
Secepat kilat Setya juga mengarahkan senjatanya ke arah Miya.
"Lu juga mau nembak gue? Entar kalo gue terima, baper ga lu?"
"Bodolah"
Setelah 10 menit mereka saling memandang.
"Damai aja deh!"
"Ok damai! Kesana kamu! Aku kesana! Awas ya! Ga boleh curang!" Setelah ngomong Setya langsung lari ke arah lain begitu juga Miya.
Setelah terasa jauh Setya menoleh ke belakang dan tidak menemukan siapapun. "Aman"
DOR!
Dengan cepat Setya tiarap. "Siapa?"
Seseorang berdiri di depan Setya sambil mengarahkan senjatanya ke arah Setya.
Setya mendengus sebal. Lalu menarik kaki orang itu hingga dia jatuh. Dan Setya dengan cepat berdiri dan menembaknya.
"You out!"
"Hemm" Rian dengan malas menuju ke arah titik kumpul.
"Bergaya mau nembak aku sih! Ntar kalo aku baper gimana? Mau tangung jawab? Ih! Cowok zaman sekarang modalnya cuma bikin baper! Sebel aku tuh!"
"Ga usah curhat Napa!"
"Biarin aja sih! Udah sana pergi!! Tadi juga dah jalan ngapa balik lagi!"
"Salah arah!"
Setya mendengus sebal.
DOR!
"By Fivel!!" Ucap Setya setelah mengambil senjata Fivel.
$$
Setelah berlari sejauh-jauhnya Miya menoleh ke belakang dan tak ada seorangpun. Dia menghela nafas lega.
Lalu bersembunyi dibelakang pohon. Tapi langkah nya terhenti saat melihat Rosa yang sedang berdiri di belakang pohon tapi menghadap ke depan jadi tidak melihat Miya.
Apa yang harus aku lakukan? Apa aku kagetin dia lalu dia berbalik dan aku tembak? Atau aku tarik tangan dia terus aku tembak? Atau juga aku langsung berdiri di depan dia terus nembak dia? Kayaknya ga aman semua ini mah-
Setelah berpikir lama pada akhirnya Miya lebih memilih diam sambil menunggu Rosa keluar sendiri.
Setelah beberapa menit Rosa keluar dari tempat persembunyiannya. Miya tersenyum sinis.
DOR!
Miya menepuk bahu Rosa dan mengambil senjatanya. "Kita Lhairani gitu loh" Miya bergaya swag lagi dan pergi meninggalkan Rosa yang masih syok.
$$
Ratna melihat ke arah Kevin yang sedang mengintai Putra. Lalu pergi dan memilih melihat pertunjukan yang lain. Karena dia tau yang menang pastilah Kevin.
Kini dia melihat ke arah Setya yang telah menembak Nita dan mengambil senjatanya. "Very nice" gumam Ratna.
Setelah itu Ratna berjalan mendekati Setya tapi langkahnya terhenti saat melihat Miya yang juga berjalan ke arah Setya.
"Eh Setya kita ketemu lagi" ucap Miya polos
"Eh miya, iya juga ya? Kita ketemu lagi. Jodoh mungkin!"
"Bisa jadi tuh!"
Sedetik kemudian mereka saling menodongkan senjatanya masing-masing.
"Tadi kan udah damai!" Ucap Setya
"Kan tadi! Sekarang mah beda!"
..
DOR!
Setya dan Miya langsung mengarah senjata mereka ke asal suara yaitu Ratna. Ratna tersenyum sinis ke arah mereka berdua.
2 lawan 1
Itulah yang menggambarkan mereka sekarang ini. Ratna yang menodongkan senjata ke arah Setya dan Miya secara bergantian dan Miya beserta Setya yang juga menodongkan senjatanya ke arah Ratna.
"Na? Kamu ga kan ngelakuin ini ke aku kan?" Ucap Setya sendu
"Na? Lu juga ga akan ngelakuin ini ke gue kan??" Ucap Miya Sendu juga.
Sementara itu Ratna menatap mereka datar.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SECOND STORY
Teen FictionKehidupan sekolah yang biasa aja tapi lebih menarik karena adanya para cowok yang gabutan. suasana kelas yang selalu heboh dan penuh mahkluk aneh berjenis kelamin cowok yang nyebelin nya minta ampun. disatukan dalam sebuah kelas IXc. kelasnya Setya...