tebak-tebakan

22 3 3
                                    

Mohon komen dan vote ya... Agar aku makin semangat nulisnya. 😄

"Semangka?"-Acha

"Hijau?"-Erta

"Sate?"- Miya

"Apaan coba?" Tanya om Dimas kesal.

"Itu kayaknya aku tahu deh" ucap ilausia sambil memasang wajah jengkel.

"Coba kalian perhatiin lagi. Lalu jawab! Aku ga bisa bantu"

"Lah kok bisa?" Ucap Acha tak terima

"Tuh di pojok ada catatannya ilausia dilarang membantu." Tunjuk ilausia pada bagian pojok layar

"Apaan sih!!!" Geram ku

"Waktu kalian tinggal 30 detik lagi"

Aku,miya,Erta,dan Acha berkumpul. "Itu bukannya buah kesukaan Ratna ya?" Ucap Acha ragu

"Eh? Iya! Itu juga warna sama makanan kesukaan Ratna! Sip! Jawabnya Ratna!"

"Hei!!! Jawabannya Ratna kan !!" Seruku

Layar itu berubah menampakkan gambar emoticon memberi jempol. Kami tersenyum lega.

Pintu terbuka. Lah gaje amat nyuliknya.

Kami pergi ke luar ruangan. Dan halaman depan rumah ini. Eh? Rumah Ratna?

Hwan,Han,Rendi,dan Erick berdiri di depan kami dengan melipat tangan mereka.

"Are you ready for this?"

Kami mengerutkan kening. "What do you mean?" Ucap Kak Tama sambil berkacak pinggang. Kami serempak ikut berkacak pinggang.

"Hei you! Keluar!!" Seru Erick

Seseorang keluar dari belakang mereka dengan pakaian serba hitam.
Dia menunduk membuat kami tak bisa melihat wajahnya. Apalagi dia mengenakan topi hitam juga. Pakai masker lagi kan, lengkap! Mau kemana neng?

"Siapa ?" Desisku pelan

Dia membuka masker dan topinya. Lalu menatap ke arahku dan Acha.
Apa maksudnya?

"Gue mau pulang!" Ucap Ilausia sambil berjalan mundur.

"Berhenti di situ, Zeyli!" Seru Ratna.

Kami menatap ke arah Ilausia yang mematung. "Zeyli?" Tanya kami

"Setelah menyebabkan kekacauan, kau pergi begitu saja? Are you kiding?"

Ilausia mendelik dan melipat tangannya. "Yes! Of course!" Ucapnya angkuh.

"Udah aku duga! Kamu mencurigakan! Ratna ga punya kembaran! Apalagi saudara kandung selain kak Ratu. Untung aja aku ikuti alur permainan kamu! Jadi aku tahu maksud kamu!" Ucap Acha sambil berpindah posisi ke sebelah Ratna.

"And now! Menyerahlah!"

"Gue ga mau! Pokoknya! Gue akan tetep jadi Ratna! Bukan sebagai Zeyli! Gue ga mau!!! Bukan juga sebagai ilausia!! Gue ga mau!! Gue harus jadi Ratna!!" Ucap Ilausia histeris.

"Ratna? Zeyli? Terus yang tadi bantu kita keluar dari rumah Ratna siapa? Terus yang tadi di kegelapan?" Tanya Erta frustasi.

"Gue!" Jawab Ratna

Ilausia melihat sekitar, aku mulai curiga ketika dia segera mengambil batu yang cukup besar dan mengarahkannya ke Ratna.

DUK!

"Setya!"

Aku baik-baik saja. Dan Ratna sepertinya juga. Lalu siapa yang terkena Batu itu?

Kak pandu? Astaga. "Kakak gapapa?" Tanyaku panik

MY SECOND STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang