Mohon komen dan vote ya... Agar aku makin semangat nulisnya. 😄
"Rendi" panggil Ratna lembut
Rendi menoleh ke arah Ratna, dia mengerutkan keningnya dan menutup buku yang di bacanya.
Ratna melihat sekitar. "Ikut aku yuk!"
Rendi mengikuti Ratna. Mereka memasuki kamar Ratna. Setelah Rendi masuk Ratna menutup pintunya. Ratna menatap ke arah Rendi.
"Ren, tahu sesuatu ga?"
"Apa?"
"Kamu tuh ganteng loh! Tipe aku banget" ucap Ratna sambil mendekat ke arah Rendi.
Rendi perlahan berjalan mundur.
"Kamu suka aku ga?" Tanya Ratna saat Rendi sudah terpojok di tembok.
Rendi mengedipkan matanya berulang kali. "Lu kenapa Na? Sadar kan lu?" Tanya Rendi takut sendiri dengan sikap Ratna.
"Ih!! Jawab dong kamu suka aku ga?"
Rendi menggelengkan kepalanya pelan.
Ratna berdecak sebal. "Kamu suka Setya ya?"
Rendi mengangguk mantap. Ratna melipat tangannya di dada. Rendi yang sudah terpojok tak berani berkutik.
"Kamu milih aku atau Setya?" Tanya Ratna sambil mengambil pisau yang ada di laci meja belajarnya.
Rendi menatap ke arah pisau yang di bawa Ratna lalu menatap Ratna. Ratna tersenyum lebar ke arah Rendi.
Rendi menelan ludah kasar. "Gue. Milih. Setya" Rendi menutup matanya.
Ratna tersenyum remeh. "Kamu ga suka sama aku ya? Kamu lebih milih Setya nih?" Tanya Ratna sambil duduk di kursi meja belajarnya.
Rendi mengangguk "Iya, gue mau pergi"
"Mau pergi kemana sih Ren? Mau ninggalin aku sendiri?" Tanya Ratna yang kemudian berdiri. Rendi langsung jaga jarak.
"Kamu beneran milih Setya ketimbang aku nih? Yakin?" Tanya Ratna sambil bejalan ke arah kasurnya. Dan duduk manis sambil menopang dagu menatap Rendi dalam.
"Iya, gue lebih milih Setya! Gue cinta sama dia! Gue ga tahu lu kenapa Na. Tapi yakin deh, gue juga ga mungkin sama lu. Yang terpenting gue cinta sama Setya, udah itu aja"
Ratna melempar pisaunya ke meja belajarnya. Tepat masuk kedalam kaleng minuman, Ratna melihat ke arah Rendi dan memberikan tatapan tajam.
"Lu ganteng Ren, lu baik Ren, lu setia Ren, lu pinter Ren, tapi sayang ga mau sama gue. Sedih gue nya di tolak" Ratna cemberut dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Rendi mendekati Ratna. "Na? Lu beneran suka sama gue?" Tanya Rendi ragu
"Iya"
Ciee nungguin
"Iya enggaklah! Ngarep amat jadi orang! Please deh!" Ucap Ratna sambil berdiri dan menoyor kepala Rendi.
Ratna kembali duduk di kasurnya. Rendi bergerak duduk di samping Ratna "stop! Ga boleh duduk di sini lu! Duduk di kursi belajar gue kek! Atau di karpet bawah aja! Biar kelihatan lu budak gue!" Ucap Ratna ngakak.
Rendi mendengus sebal tapi dia juga menurut duduk di karpet. Rendi membenarkan kacamatanya.
"Lu beneran suka sama Setya?" Tanya Ratna sekali lagi.
"Iya, tapi kayaknya gue ga bisa sama dia, gue terlalu takut memulai lagi"
"Trauma lu? Please deh, emang cuma lu sama gue aja ya? Yang kadar manusianya masih. Gue pikir cuma gue doang."
"Gue juga manusia lagi, punya mental sama fisik. Juga punya kejiwaan yang masih waras"
Ratna tersenyum, memang hanya Rendi yang bisa diajak ngobrol santai.
"Ngapain lu tanya kek gitu?"
Ratna menghela nafas panjang, Rendi menatap Ratna bingung.
"Gue ga setuju lu sama Setya"
"Why?"
"Lu tahu alasannya Ren, sama kayak waktu pertama kali Hwan nyuruh kalian berdua ngawasin gue, dan gue lebih memilih Erick yang ngebucinin gue. Lu pernah tanya alasannya. Karena gue takut, apa yang gue pikirin akan lu lakuin Ren."
"Maksud lu?"
"Sama yang kayak gue bilang tadi,lu ganteng, lu baik, lu pinter, lu setia. Tapi setianya elu itu cuma buat satu orang. Dan itu yang paling gue ga suka dari lu. Lu paham maksud gue. Gue ga mau lu kayak dulu. Susah Ren. Merubah sesuatu yang udah rusak jadi utuh kayak baru. Dan hasilnya pasti hanya 40% dari 1000% jaraknya jauh Ren"
"Apa yang lu maksud tentang...???"
"Iya, dia. Gue ga mau nyebut nama dia. Karena gue tahu, lu ga suka nama dia di sebut sama orang lain, selain lu. Dan itu juga yang buat dia pergi kan?"
"Gue udah ngelupain dia, sekarang gue cuma suka sama Setya"
"Really? No body knows!! Sekarang lu mungkin bilang kek gitu, tapi apa saat kalian berdua ketemu lu masih inget sama yang lu ucapin barusan??"
Rendi menunduk, dia ragu, dan Ratna tahu hal itu.
"Gue tahu, Setya cuma lu jadiin pelarian. Please. Gue ga mau antara lu atau Setya ada yang tersakiti."
"Terus gue harus gimana?"
"Ren, diantara lu,gue, Hwan, han dan bahkan Erick. Cuma lu yang punya kebebasan memilih siapa yang akan jadi pendamping lu nantinya. Gue cuma mau ngasih saran, jangan beri dia harapan palsu yang nantinya cuma bakal bikin dia sakit. Karena itu terlalu menyakitkan, dan lu tahu rasanya kan?"
Tok tok tok
Ratna dan Rendi saling melihat. "Ren, mampus! Apa alasannya?? Itu pasti Hwan, Han, sama Erick. Ah,sial gue pikir mereka pulang nanti malem"
Ratnanya udah panik, Rendi cuma bengong aja. Ratna yang kesal akhirnya memilih menoyor kepala Rendi.
"Lu udah noyor pala gue 2 kali hari ini, gue bales sekarang!"
"Eh??"
Rendi mendekat ke arah Ratna, Ratna udah siap mundur tapi kakinya kesandung. Udah deh, mereka malah jadi jatuh. Di kasur lagi.
Kriett
Pintu kebuka. Ini posisinya masih ambigu. Ratna dan Rendi masih di atas kasur.
Hwan dkk kaget dong. "Bukannya tadi pintunya gue kunci ya?" Gumam Ratna namun terdengar Hwan.
Hwan menunjukan kunci cadangan yang dia bawa. Ratna menepuk dahinya. Kan jadi makin ambigu. Ini kenapa jadi kek gini sih? Bukan rencana awal woy!!
"Kalian ngapain di kamar berdua??di kunci lagi? Di atas kasur lagi?"
Seseorang muncul di antara mereka bertiga. Dia melihat ke arah Ratna dan Rendi yang masih dalam posisi yang tak berubah sedikitpun. Rendi yang sadar langsung bangkit.
"Alice?"
"Ngapain dia di sini? Padahal gue lagi asik main sama Rendi" ucap Ratna asal sambil merapikan rambutnya.
Alice menatap Ratna tak suka. Rendi melirik Ratna malas. "Please deh Na"
"Loh kenapa? Udah ketahuan juga kan?" Ucap Ratna dan pergi berlalu.
Rendi tahu, apa yang di ucapkan Ratna itu hanya untuk membantu Rendi. Iya, membantu Rendi karena seseorang yang sekarang berdiri di hadapan Rendi dengan topi baret kuning itu adalah seseorang yang telah merusak sesuatu yang masih tersegel.
Makasih Na, tapi maaf, lu juga tahu. Gue hanya setia sama satu orang. Dan itu. Alice-
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SECOND STORY
Teen FictionKehidupan sekolah yang biasa aja tapi lebih menarik karena adanya para cowok yang gabutan. suasana kelas yang selalu heboh dan penuh mahkluk aneh berjenis kelamin cowok yang nyebelin nya minta ampun. disatukan dalam sebuah kelas IXc. kelasnya Setya...