ribut yok!

15 5 1
                                    

Mohon komen dan vote ya... Agar aku makin semangat nulisnya. 😄

Jadi selama perjalan itu Acha sama Miya heboh sendiri. Mereka lagi kecanduan game. Game dari hpnya Miya. Dan berakhirlah Setya dan Erta duduk berdua tapi cuma diem aja. Yang satu lihat Instagram dan satunya baca wattpad.

"Oh ya Tya, gimana kabar kak pandu sama kak Tama? Ini aku lihat story IGnya kak Tama kok dia sama cewek ya?"

Setya melihat ke arah layar hp Erta. "Ga tahu ah"

"Kalian lagi bahas apa?"

Setya dan Erta menatap Indah jengkel. "Bisa ga sih elu diem aja?" Sewot Erta.

"Kan aku tanya"

"Pertanyaan kamu itu ga ada yang bermutu Ndah!" Cerca Setya

"Tapi kepintaran itu kan berasal dari pertanyaan...bla bla bla...."

Setya menatap Erta bergigi juga sebaliknya. "Udah ga usah di dengerin"

"Oh ya, lu udah ga berhubungan sama Kak Tama lagi ya?"

"Bisa di bilang gitu sih.." Setya menatap ke arah bawah sendu.

"Siapa? Tama?"

"Diem aja sih!" Sengak Erta lagi

"Emang kenapa? Kayak kenal sama kak Tama aja"

"Riza Pratama bukan?"

Setya dan Erta saling melihat.

"Kok lu bisa tahu?"

"Dia kan pacarnya tetangga ku"

Erta menatap ke arah Setya yang hanya menganggukan kepalanya cuek.

"Sejak kapan?" Tanya Setya

"Seminggu yang lalu. Mereka kan satu sekolah"

Setya hanya ber-oh ria berbeda dengan Erta yang diam tak berkutik.

"Tya?" Panggil Erta setelah Indah ikut nimbrung sama Miya dan Acha.

"Kenapa?"

"Lu gapapa?"

"Maksudnya? Gapapa kenapa?"

"Gue tahu lu ga sebodoh itu sampe ga tahu arti dari pertanyaan gue."

"Gue gapapa. Kak Tama itu udah aku anggep kayak kakak aku sendiri. Dan mungkin dia juga anggep aku kayak adik dia gitu"

"Tapi di my first story. Lu sama kak Tama itu cocok banget. Walau menurut gue lu lebih cocok sama kak Pandu sih.."

"La? Kamu sebenarnya dukung aku sama siapa?"

"Rendi"

Mereka saling tersenyum. "Ga ada di opsi itu mah!"

"Kenapa?" Setya dan Erta melihat ke arah Rendi yang berdiri di samping mereka sambil menaikan satu alisnya.

"Tadi lu manggil gue kan?"

Setya dan Erta saling melihat dan tersenyum kikuk. Bukannya tadi Hwan dkk ada di belakang ya? Kok tiba-tiba Rendi ada disini?

"Emmm.... Kita tadi lagi absen aja" jawab Erta cepat.

Rendi mengangguk pelan dan berjalan ke arah supir bus lalu membisikan sesuatu ke supir bus.

"Emang lu mau sama siapa Tya? Kak pandu atau kak Tama nih? Atau sama yang tadi lewat" Goda Erta

"Udah ah.. males aku"

Erta nyengir dan membalikan tubuhnya untuk mengabsen. "Udah semua"

"Apa ya? yang di bicarain Ratna sama Bu Sarah di mobil? Kenapa Ratna jadi kayak gini lagi? Why?"

$$

Mereka akhirnya sampai di restoran pecel lele. Dengan cepatnya mereka segera duduk dan bersiap makan. Kan hidangannya prasmanan.

Duduk sendiri dan paling pojok. Ratna diam tak menghiraukan mereka yang sedang ngomong dan rebutan.

"Yah.. kok tempat duduknya abis.. duduk mana gue??" Ucap Ucup sambil celingukan. "Ada yang kosong tapi kok ada macannya! Serem tapi masa gue ngelesot di bawah."

Ucup melihat meja sebelah Ratna juga kosong. Yang duduk Banyan dkk lagi. Ucup baru mau duduk tapi seruan Rian menghentikannya.

"Milik Budi itu cup! Cari tepat duduk lain sana!"

"Lha terus gue duduk dimana? Yang kosong tinggal yang sebelah nih!" Tunjuk Ucup pada meja Ratna.

"Ya gapapa! Masa lu ga kasihan sama Budi! Dia nanti duduk sama maung! Kalo dimakan gimana? Itu bocah muka polos gitu, hatinya juga hello Kitty loh"

Ucup mendelik.

Dengan berat hati Ucup mendekati meja Ratna. "Boleh duduk ga nih? Ga boleh? Gue ngesot nih!" Ancam Ucup

"Ngesot aja" jawab Ratna ketus.

Ucup langsung duduk di depan Ratna dan menyantap hidangan nya. "Kata mau ngesot?" Ucup menaikan bahunya, acuh.

Banyan dkk menguping pembicaraan mereka dan menahan tawa akan sikap Ratna yang membuat bocah gabut aka Ucup mulai lelah.

Ratna memainkan hp-nya. Karena bosan dia melihat sekitar. Jono, Rian,dan Fivel beserta Banyan sedang duduk sambil menunduk. Budi celingukan mencari mereka.

"Gue duduk mana?" Katanya memelas.

Setelah lama berdiri akhirnya Budi menyadari bahwa Banyan dkk sedang menyamar. Budi menghampiri mereka dan memukul kepala mereka masing-masing. Dan mereka membalas Budi bersamaan. Mereka ngakak super kenceng.

Ratna tersenyum tipis dan menghela nafas kasar. "Miss...." Gumamnya pelan.

"Rindu siapa? Setya dkk? Mereka aja ga meduliin elu!" Ratna mendelik malas.

"Bukan urusan lu!"

"Gue cuma ngingetin aja.. tugas gue berat banget. Dan lu tahukan gue cuma pengganti?"

"Yang nyuruh lu jadi pengganti siapa?"

"Kelinci bodoh"

Setya menoleh ke arah Ucup dan Ratna yang saling melempar tatapan tak suka.

"Kelinci bodoh?" Desis Setya

"I don't care what you say!"  Ucup menoleh ke arah Setya yang memperhatikan mereka. Ratna ikut melihat setya.

"Sial.." gumam Ratna samabil menatap Ucup tajam.

Ratna berdiri dan pergi ke toilet. Ucup melihat Setya yang ikut pergi menyusul Ratna.

"Let's begin"

$$

"Ratna!" Panggil Setya sebelum Ratna memasuki toilet.

Ratna melirik Setya sekilas dan melanjutkan langkahnya. Setya mendengus.

"Kamu?"

Mereka saling menunjuk dan Setya tertarik ke dalam toilet dengan paksa.

MY SECOND STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang