"Kamu punya mimpi?"
"Semua orang punya."
"Aku tanya kamu! Bukan semua orang!"
"Tentu, dan gue sudah mewujudkannya"
"What?"
Ratna tersenyum. Setya memajukan bibirnya, ngambek. "Pertanyaan semudah itu aja kamu ga bisa jawab, apalagi kalo di tanya tentang hubungan kita!"
"Teman!"
"Oke bener!"
Setya memperhatikan Ratna, kantung matanya semakin kelihatan sekarang. "Kamu sering nangis atau tidur malam kah?"
Ratna menyeruput teh hangat yang baru saja di buatkan Setya. "Kenapa?"
"Kamu kelihatan capek banget!"
"Kadang gue ingin berhenti, kadang gue ingin maju, kadang gue ga pengen merasakan apapun. Semua begitu menyakitkan"
"Ga paham!"
"Lu terlalu pintar untuk memahaminya"
"Enak ga sih jadi big bos?"
"Lu tahu arti big bos kan?"
"Bos besar"
"Tanggung jawab yang besar, Peluang yang besar, kesuksesan yang besar, perjuangan yang besar, Gaji yang besarrrrrr......."
"Banyak dong uangnya!"
"Tentu!"
"Kamu ga ada niatan balik ke Jerman?"
"Why? Pengen banget gue ke Jerman?!"
"Ga rindu orang tua?"
"Gue tahu kalian dah baca pesan yang di kirimkan mereka ke gue. Gue capek. Gue kayaknya selalu di anak tiri kan. Mungkin semua orang juga capek dengerin keluh kesah gue, padahal mereka ga pernah mencoba bertanya apa gue baik-baik aja"
Setya menghela nafas panjang. Dia menyeruput teh nya. "Enak!" Ratna tersenyum, "thanks"Setya menaikkan alisnya, bingung. "Udah nemenin gue." Lanjut ke Ratna
"Aku di suruh!"
"Siapa?"
"Suara hati"
Ratna dan Setya tertawa kecil. "Setiap orang pasti pernah berharap bahwa lebih baik dia tidak dilahirkan di dunia ini."
"Ga tuh! Aku ga pernah!"
"Lu tahu hal yang paling gue ga suka?"
"Apa?"
"Disaat orang lain berjuang buat hidup, ada aja orang yang berjuang buat mati. Gue ga mau jadi bagian dari keduanya. Gue mau punya kehidupan biasa tapi swag!"
"Haduhh. Aku ga tahu kamu Kenapa, tapi kamu tuh kayak lagi main drama tahu ga? Jangan galau atuhh entar aku ikut galau!"
"Bodo amat"
"Udah malem, aku tidur duluan ya"
"Hmm"
$$
"Ibu mu sakit, kalo dia tak membaik. Entah apa yang akan terjadi."
"Ha?" Ratna diam. Dia menahan air matanya menetes. Bukan karena dia sok kuat. Tapi dia memang harus kuat. "Temui dia, aku akan membeli makanan untukmu"
"Ya"
Ratna berjalan masuk ke rumah sakit. Dia melihat dua tantenya yang sedang duduk sambil menangis dan berbicara satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SECOND STORY
JugendliteraturKehidupan sekolah yang biasa aja tapi lebih menarik karena adanya para cowok yang gabutan. suasana kelas yang selalu heboh dan penuh mahkluk aneh berjenis kelamin cowok yang nyebelin nya minta ampun. disatukan dalam sebuah kelas IXc. kelasnya Setya...