22

12 3 0
                                    

Sudah hampir berminggu-minggu Haruo memegang buku catatan milik Rei, entah mengapa saat ada niat untuk mengembalikan benda itu rasanya selalu ada rasa berat untuk melakukannya. Jika boleh jujur, Haruo sedikit tidak suka jika melihat Rei bersama Hinami, mau bagaimanpun Rei sudah terkait ikatan dengan wanita lain.

Seperti hari ini, saat dirinya dan Rei tengah asik berbincang di kantin kampus. Mereka berdua terlihat sibuk merencanakan acara festival musim panas nanti. Musim semi berlalu dengan cepat, suhu yang hangat saat ini menandakan jika tak lama lagi musim panas akan segera tiba. Dan karena hal itu, mulai dari sekarang mereka memperketat jadwal latihan, memperbaiki segala kesalahan yang ada agar saat festival nanti mereka bisa tampil secara maksimal.

“Pantai Emerald ya, itu pantai yang indah” tutur Rei sembari menikmati makanan yang di pesannya bersama Haruo.

“Hhhmm, kita akan tampil tepat di hari festival bintang berlangsung.” Jawab Haruo. “Oh ya, bagaimana hubunganmu dengan gadismu itu?” tanyannya.

“Ya seperti itu, gadis itu selalu sibuk dengan pasien-pasiennya di rumah sakit”

“Kau beruntung Rei, dia gadis yang baik dan juga pintar”

“Konnichiwa!!” sapa seseorang yang membuat kedua pria itu menoleh ke arah suara. Dilihatnya seorang gadis berkacamata tengah tersenyum ke arah keduanya dengan tangan yang memeluk beberapa buku yang sepertinya baru saja ia pinjam dari perpustakaan.

“Eh, aku dengan acara kita di percepat. Apa itu benar?” tanyanya setelah mendudukkan tubuhnya disalah satu kursi kosong di sana.

“Eh, berita apa itu?!” kedua pria itu berseru kaget, dengan mata melotot tak percaya keduanya menatap gadis berkacamata itu dengan tatapan yang seolah menuntut penjelasan dari gadis berkacamata dihadapan mereka.

Hinami memundurkan kursinya ke belakang sedikit, tatapan kedua pria itu terlihat horor di matanya. “Aku mendengarnya dari Kazu, katanya acara kita akan diadakan pada awal musim panas” Hinami menjawab takut-takut. Dan benar saja apa yang dipikirkannya, kedua pria itu semakin menatapnya horor seolah tengah mengintrogasi seorang bandar narkoba akan dimana saja mereka menyebarkan obat terlarang itu.

“Jangan katakan yang kau katakan barusan itu benar” tutur Rei dengan tatapan yang masih sama dengan sebelumnya.

“Hei hei hei, berhentilah menatapku seperti itu, itu menakutkan. Jika kalian tidak percaya, kalian bisa tanyakan secara langsung pada Kazu” ujar Hinami.

Haruo mengibaskan tangan kanannya di depan wajahnya. “Sudahlah, toh bukannya kita memang sudah siap kapanpun itu” ucapnya yang dijawab dengan anggukan mantap kedua orang dihadapannya.

●●●

Seperti yang diucapkan Hinami beberapa minggu lalu, di awal musim panas ini mereka tengah sibuk mempersiapkan ini dan itu. Rencana keberangkatan ke tempat tujuan sudah di rencakan, dengan menyewa sebuah bus, kedua klub itu terlihat sibuk mengatur tempat duduk mereka. Beberapa barang di letakkan di bagasi bus, dan sisanya mereka simpan di kursi bagian belakang yang kosong.

Sebelum bus berangkat, mereka menyempatkan diri untuk berdoa bersama dan dalam perjalan semua orang sibuk bercanda dan mengobrol bersama. Saat semua orang asik berbincang, di salah satu kursi terlihat hening, kedua orang yang duduk di sana hanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Bagaimana tidak, jika kedua orang itu adalah Anaya dan Hinami.

Hinami yang duduk di samping jendela bus hanya menatap jalanan di sampingnya tanpa ingin menoleh, takut jika ia harus bertatap muka dengan sahabat lamanya itu, dan begitu pula sabaliknya.

“Pantai Emerald ya, itu pantai yang indah” gumam Anaya yang sontak membuat Hinami yang duduk di sampingnya menoleh, dilihatnya Anaya yang tersenyum canggung ke arahnya lalu kembali menunduk. “Aku senang bisa pergi ke sana lagi" lanjut gadis itu sembari memainkan ponsel yang ada di tangannya.

OboemasuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang