#10

5K 482 19
                                    

"Hai Jen, apakabar?" tanya Jimin pada seorang perempuan yang duduk didekat meja bar.

"Seperti yang kamu lihat, ada apa Jim?" tanya balik perempuan tersebut.

"Aku ingin menanyakanmu mengenai seseorang, boleh?"

Perempuan itu menunjukkan smirknya. " Kim Taehyung? Kamu ingin menanyakan namja sialan itu bukan?"

"Ya, tentang dia. Apa kamu bisa memberitahuku kenapa kamu begitu kesal pada dia?"

Jennie beranjak dari kursinya, dan menoleh sebentar pada Jimin hanya untuk mengatakan, "Ikuti aku, jangan berbicara disini!"

Jimin pun mengangguk dan mengikuti perempuan itu keluar dari dalam Club. Dia membawanya ke parkiran, lebih tepatnya ke mobil miliknya.

Jennie masuk ke dalam mobil dan disusul oleh Jimin.

"Tak masalah bukan kita berbicara disini?" tanya Jennie.

"Tak masalah, dimanapun bisa," jawab Jimin.

"Oke ... karena kamu masih teman Jungkook aku akan menceritakan ini padamu. Aku mengenal pria sialan itu jauh sebelum dia menjadi Aktor besar seperti sekarang ini. Dulu dia hanya piguran, yang mendapat bayaran tak seberapa. Aku bertemu dengannya saat dia untuk pertama kalinya dapat tawaran peran piguran dari film yang di sutradarai oleh Unnieku dan di produksi oleh Appaku."

"Aku dengar kalian sempat berkencan, apa itu benar? Kenapa kamu tertarik pada piguran sepertinya?" tanya Jimin.

Jennie nampak semakin kesal saat ini, Jimin bisa melihat dari raut wajah perempuan tersebut.

"Tak dapat dipungkiri, namja itu tampan Jim. Aku berpikir saat itu, jika dia dipoles saja sedikit, diberi pakaian mahal, tatanan rambut sesuai style jaman sekarang, itu akan lebih menonjolkan visualnya. Aku mendekatinya terlebih dahulu, mengajaknya berkenalan. Dan itu adalah hal paling bodoh yang aku lakukan, aku menyesalinya sekarang!"

"Memang apa yang terjadi setelah kalian berkencan?"

Jennie menoleh pada Jimin. "Dia membuangku! Setelah semua yang aku berikan padanya, uangku, popularitas yang aku berikan. Namja sialan itu setelah menjadi Aktor besar malah meninggalkanku, dia berpura-pura tak mengenaliku disaat kami tak sengaja bertemu di acara-acara besar."

"Disaat yang sama, berarti kamu menyadari bahwa dia hanya memanfaatkanmu dan menjadikanmu batu loncatan untuk karirnya?"

"Ya Jimin, aku bodoh bukan?" tanya Jennie dengan tatapan menyedihkan.

Bagaimanapun Jennie, dia tetap seorang perempuan, jika disakiti maka dia akan terpuruk.

Jimin menepuk-nepuk pundak Jennie. "Tidak, bukan kamu yang bodoh. Namja semacam Taehyunglah yang sangat bodoh."

"Terimakasih Jim, oh ya aku dengar dia sudah punya kekasih lagi? Tapi ... aku tak yakin jika dia benar-benar mengencaninya. Kenapa aku terpikirkan bahwa ini permainan agensinya karena skandal yang terlanjur mencuat mengenai dirinya ya?"

"Pikiranmu sama denganku Jen, aku mulai curiga bahwa ini hanya setingan saja. Aku cukup mengenal Rosé, yeoja yang menjadi kekasih Taehyung itu. Dia yeoja baik-baik, aku bisa melihat dari sorot matanya bahwa dia tak nyaman saat bersama Taehyung."

Jennie tersenyum. "Sepertinya kamu menyukai yeoja itu ya?"

"Ah terlihat jelas ya Jen? Aku jadi malu ...." Jimin menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Dasar pabbo! Tentu saja, aku bisa melihat matamu, ekspresi wajahmu saat kamu membicarakan yeoja itu. Dengarkan aku, jika kamu menyukainya, jangan mau kalah dengan Taehyung! Jika kamu kesulitan menghadapi namja sialan itu, hubungi aku!" Jennie memberikan kartu namanya pada Jimin.

Fake Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang