"Ros, makan dulu! Sudah seminggu makanmu tak teratur, tidurmu juga kurang," keluh Jisoo.
"Aku tak lapar," kata Rosé.
Jisoo duduk di samping Rosé. "Aku tahu kepergian Junghwan-ssi membuatmu sangat merasa kehilangan, tapi terus menerus seperti ini malah akan menyiksa dirimu. Kamu sekarang punya tanggungjawab baru. Kamu harus meneruskan agensi yang Junghwan-ssi tinggalkan untukmu."
"Ya, karena Jennie mengungkapkan semua itu ke publik, aku jadi bahan perbincangan netizen kembali." Rosé berbicara dengan ekspresi datar.
"Banyak yang mendukungmu, mereka bahkan berterima kasih karena kamu ada di sisi Junghwan selama ini. Pro dan kontra itu selalu ada, bukan? Tenanglah, masih banyak yang berpihak padamu," ucap Jisoo.
"Aku tak masalah hubunganku terungkap ke publik, hanya saja mengenai wasiat Junghwan Oppa, tak perlulah dikatakan juga ke publik."
Jisoo mengenggam tangan Rosé, dia tahu emosi Rosé memang beberapa hari ini tak stabil. "Rosé ... Jennie hanya menjalankan amanat dari Junghwan-ssi, dengan begitu juga semuanya akan jelas, tidak akan ada yang dapat meragukanmu ketika kamu harus menggantikan Junghwan-ssi."
Rosé menoleh, matanya berkaca-kaca. Sebenarnya sejak tadi dia menahan tangis. "Ya, aku harusnya tak marah pada Jennie, bukan? Aku tak tahu kenapa aku menjadi sedikit aneh beberapa hari ini. Apakah aku butuh konsultasi?"
Jisoo memeluk Rosé. "Tak perlu, kamu hanya perlu meluapkan segala kesedihanmu. Jangan dipendam sendiri. Semenjak proses pemakaman selesai, kamu berubah menjadi pendiam, kamu tak pernah menangis lagi, kamu jarang makan, tidurmu kurang. Kalau seperti ini terus, Junghwan-ssi akan sedih juga melihatmu, Rosé."
Ting-tong ....
Bel apartemen Rosé berbunyi, Jisoo pun segera melepaskan pelukannya dan meninggalkan Rosé sejenak untuk melihat siapa yang datang.
Pintu apartemen pun Jisoo buka, yang datang adalah Taehyung. Dia datang dengan membawa beberapa bungkus makanan.
"Dia masih belum mau makan?" tanya Taehyung.
Jisoo mengangguk. "Ya, sulit sekali membujuknya. Hari ini akan aku biarkan kamu menemaninya seharian. Aku akan meninggalkan kalian berdua, jangan berbuat aneh-aneh!"
"Tentu saja, aku bukan pria pecundang yang memanfaatkan situasi yang tak baik seperti ini untuk keuntunganku saja," kata Taehyung dengan senyum yang terlukis di wajah tampannya.
"Baiklah, aku akan ke kamarku sebentar untuk mengambil tasku, kamu masuk saja ke kamar Rosé. Kalau bisa buat dia menangis, sudah beberapa hari ini aku tahu dia mati-matian menahan tangisnya. Itu tak baik, biarkan saja dia keluarkan segala kesedihannya," ujar Jisoo.
Taehyung pun mengangguk pertanda dia paham maksud dari Jisoo. Keduanya pun berjalan menuju arah yang berbeda, Taehyung ke arah kanan menuju kamar Rosé, sementara itu, Jisoo menuju kamarnya yang ada di arah kiri dari pintu apartemen.
Ceklek.
Pintu kamar Rosé terbuka, Taehyung pun memasuki kamarnya.
"Hai, sudah makan belum?" tanya Taehyung.
Rosé yang tengah duduk di tepi tempat tidur pun menoleh ke arah Taehyung. Dia tak menjawab, dia hanya diam dan kembali menatap ke arah luar jendela yang berada tepat di hadapannya dengan tatapan nanar.
Taehyung menyimpan makanan yang dia bawa di meja, setelah itu dia menghampiri Rosé. Pria itu berjongkok tepat di hadapan Rosé.
"Mau sampai kapan seperti ini, hmm?" tanya Taehyung dengan tatapan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love ✔
FanfictionCintanya palsu, semua dilakukan hanya untuk popularitas semata. (Cover by Me) Start : 19 Juli 2019 End : 20 Mei 2020 Publis ulang : 11 Desember 2020