21. Apa Kabar?

2.8K 187 14
                                        

"Aku selalu bilang, pundakku selalu tersandar buat kamu, silahkan nangis. Aku siap dengerin semua keluh kesah kamu, bukan cuma kamu yang hancur sendirian kayak sekarang."

****

"Gimana keadaan Shanette?" tanya Galang saat Raskal duduk menemaninya di balkon rumah.

"Dia semakin membaik, baru kali ini gue liat lo gak punya nyali kayak sekarang Lang."

"Yang nentang gue orang tua Shanette Kal, jadi gue pasti bakalan kalah sama mereka."

"Dan lo nyerah begitu aja, tanpa ada niat buat berjuang?"

Galang mengembuskan asap rokok ke udara, tatapannya sayu dan kelihatan seperti orang kekurangan tidur.

"Udah lama gue gak liat lo sekacau ini Lang."

"Udah lama juga gue gak merasa sekacau ini."

"Temuin Shanette, gue gak tega liat dia tiap hari nelpon gue buat nanyain kabar lo."

"Gue belum siap buat nyakitin dia lebih dalam lagi, apalagi sampai dia tau fakta gue menjauhi dia karena apa.

"Kalau Shanette tanyain kabar gue, bilang aja gue baik-baik aja. Cuma harus fokus sama ujian, makanya nomor gue gak aktif."

"Dengan cara kayak gini Shanette malah tambah sakit, Lang. Lo menjauhi dia secara tiba-tiba dan Shanette gak tau apa-apa."

Galang terdiam, kembali mengembuskan asap rokoknya.

Bagaimana mungkin dalam keadaan seperti sekarang dia harus menemui Shanette.

****

Galang menaikkan tudung hoodie hitamnya, dia berjalan dengan langkah pelan di rumah sakit yang sudah sangat sepi.

Jam menunjukkan pukul satu malam, bukankah ini gila? Galang sama sekali tidak bisa memejamkan matanya sebelum melihat keadaan Shanette.

Dia mencari-cari letak keberadaan ruang anggrek, dia berhenti di pintu bertuliskan angka '12'.

Galang mengintip melalui pintu yang kebetulan berbahan kaca, dia sedikit terkejut saat mengetahui bahwa tidak ada yang menjaga Shanette.

Kemana kedua orang tua gadis itu? pikirnya. Meninggalkan Shanette sendiri dalam kondisi jauh dari kata sehat seperti sekarang ini.

Galang membuka pintu itu, melangkah perlahan. Dia melihat Shanette berbaring dengan posisi menyamping. Karena luka tusukan berada di bagian punggungnya.

Selama tiga hari tidak melihat Shanette, Galang benar-benar merindukan gadis ini, gadis yang selalu terlihat baik-baik saja, meskipun dunia membencinya.

Perlahan tangan Galang terulur membelai lembut rambut Shanette, menikmati maha karya tuhan yang sangat indah, Shanette benar-benar sangat cantik apa adanya.

Galang mendekatkan bibirnya ke telinga Shanette, lalu berbisik pelan. "Cepat sembuh, jangan bikin gue khawatir."

Shanette mengeliat dari posisi tidurnya, Galang hendak berlari keluar namun terlambat karena Shanette sudah terlebih dahulu membuka mata dan menemukan keberadaannya.

"Galang," panggil Shanette pelan.

"Gue bangunin lo ya, sorry. Lo tidur lagi aja, gue pulang sekarang."

"Gak, gue pengen lo di sini."

Galang menurut, dia berdiri berhadapan dengan Shanette yang berusaha duduk.

"Apa kabar?"

Pertanyaan dari Galang menghadirkan senyuman dari wajah cantik Shanette.

"Baik, lo sendiri gimana?"

DEPRESI | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang