35. Maaf

2.9K 190 4
                                        

"Jangan khawatir, karena sampai detik ini. Aku masih mencintaimu."

****

"Menurut kabar burung yang gue dengar, kayaknya bentar lagi ada yang mau jadian nih." Raskal menyenggol lengan Shanette.

"Diem Kal, lo mau dikeluarin dari kelas gara-gara berisik?"

"Emang suara gue kedengaran sampai depan? Gak kali Sha. gue kan cuma bisik-bisik daritadi."

"Untuk yang duduk di kursi paling belakang, bisa kamu tidak menganggu orang lain?"

Raskal menyengir, sedangkan Shanette bergumam 'mampus lo' melalui gerakan bibirnya.

"Maaf Pak, silahkan dilanjutkan materinya."

Dosen itu kembali menulis, Raskal tidak lagi mengajak Shanette berbicara, tetapi dia mulai mengepang rambut Shanette yang saat ini tergerai.

"Raskal, lo bisa gak sih. Duduk anteng aja?"

"Gak bisa, gangguin lo itu sama kayak pas gue isengin Athena. Berhubung gak ada Athena, jadi lo gantinya."

Shanette mengembuskan napas, dan memukul pelan tangan Raskal, tidak ada hasil. Shanette memukul lebih kuat.

"Aww, sakit tau Sha."

"Kalian berdua silahkan keluar dari kelas, jangan pacaran di mata kuliah saya."

"Maaf Pak, tapi saya tetap ingin berada di kelas Bapak."

"Masih ada kelas saya minggu depan, silahkan keluar sekarang."

Shanette membereskan bukunya, "Permisi Pak, maaf karena telah membuat keributan."

"Iya."

Raskal merangkul pundak Shanette, "Jangan marah dong Sha. Lo sih, mukulnya kuat banget. Kan gue gak sengaja bersuara tadi."

"Gue kalau di dekat lo, kenapa bawaannya sial mulu ya."

"Beda ya, kalau lagi sama Galang?"

"Bukan gitu maksud gue, ingat gak setiap sama lo. Gue pasti kena hukuman."

"Iya gue emang pembawa masalah Sha, jadi jangan dekat-dekat sama gue." Raskal melepaskan rangkulan di bahu Shanette.

"Kal." Shanette memegang lengan Raskal, "Kok lo baperan sih? Kenapa, lagi ada Masalah. Lo bisa cerita sama gue."

"Gue lagi ada masalah atau gak, itu bukan urusan lo."

"Raskal."

Shanette ingin mengejar, tapi Raskal mengangkat tangannya, "Gue butuh waktu sendiri. Supaya gak ada lagi orang yang merasa sial kalau dia lagi sama gue, beri gue waktu."

Shanette terdiam, apa perkataannya tadi sudah membuat Raskal sakit hati? Tidak biasanya lelaki pecicilan itu akan bersikap seperti sekarang.

Apa Raskal benar-benar sedang mempunyai masalah, makanya dia terlalu sensitif hari ini?

******

"Sha, HP-nya ditaruh dulu gak bisa, yang ada nasinya masuk ke hidung. Bukan ke mulut gue."

"Maaf." Shanette meletakan ponselnya di paha, lalu kembali menyuapi Galang.

Sesekali dia melirik, menunggu notifikasi dari seseorang.

"Kenapa sih? Lagi nunggu chat dari siapa?" tanya Galang.

"Eh enggak." Shanette kembali menyuapi Galang.

"Lagi ada masalah?"

"Enggak kok Lang."

DEPRESI | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang