"Aku mencintaimu pada hari-hari yang telah lalu.
Aku mencintaimu sebelum kau meninggalkanku.
Aku mencintaimu, seandainya kau tidak memutuskan untuk pergi dihari itu.
Dan kini, aku masih mencintaimu, pada angan semu yang terasa halu."****
"Minggir, gue mau pulang. "
"Gak. Lo harus ikut gue."
"Gue injek ni kaki lo."
"Injek aja, rasanya gak bakal sesakit liat lo sama cowok lain."
"Dasar bucin. Mau lo apa sih? Kemarin bertingkah seolah gak saling kenal. Terus sekarang malah nahan gue di sini berdua sama lo? Gue benar-benar gak ngerti sama pemikiran lo."
"Karena itu, coba pahami gue."
"Apa mau lo?"
Galang tersenyum lega. "Ikut gue, untuk hari ini."
"Basi, untuk hari ini. Besoknya juga bakalan ngomong kayak gitu, gue udah hafal modus lo."
"Gue serius, untuk hari ini."
"Gue gak ada waktu."
"Please."
Galang menunjukkan wajah memelasnya, jelas saja Shanette merasa tidak tega melihatnya.
"Oke, untuk hari ini."
****
Galang melepaskan tautan tangannya, "Ngapain lo ajak gue ke sini?" tanya Shanette saat mereka berdua sudah sampai di pantai.
"Gue mau kita di sini sampai sore. Untuk hari ini, anggap aja kita seperti dulu, sebelum berjauhan kayak sekarang. Bisa kan?"
"Gue coba."
"Ayuk." Galang meraih tangan Shanette untuk digenggam.
"Galang, ngapain sih? Gak usah kayak bocah deh."
"Kita buat istana pasir."
Shanette duduk di pasir, mulai ikut membangun istana itu. "Gue gak pernah buat yang kayak gini sebelumnya." Shanette menghentikan gerakan tangannya, pandangannya menatap laut yang terhampar indah.
"Masa kecil gue hanya sebatas belajar dan bisa menjadi juara kelas. Monoton emang, tapi anak kecil gak bisa apa-apa, di saat teman gue asik main petak umpet, gue fokus hafalin perkalian. Saat liburan mereka pulang kampung dan bertemu sanak saudaranya, gue malah bimbel tambahan supaya gak lupa sama materi. Gue baru ingat sekarang, kehidupan gue memang menyedihkan."
"Gak perlu lo ingat lagi, sekarang lo udah bebas, gak tiap waktu harus belajar, selama nilai masih bisa dipertahankan."
"Setelah gue bertemu dengan Kavin, gue merasa bersyukur banget sama tuhan." Shanette lanjut bercerita, "Kehadiran Kavin bikin hidup gue sedikit bebas, dia sering ajakin gue buat belajar di luar sekaligus main, mama memang mempercayai dia, karena Kavin cowok pintar tapi hidupnya gak monoton."
"Sha."
"Hmm."
"Tolong jangan bahas orang lain, selain kita berdua."

KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRESI | COMPLETED
Teen FictionLove Yourself #Series1 Bagaimana jadinya? Jika Shanette Ambaswra anak tunggal yang menjadi kebanggaan keluarga karena segudang prestasi yang dia dapatkan harus menelan kenyataan pahit saat namanya tidak tercantum di jalur SNMPTN dan juga SBMPTN? Men...