14. Kita hanya teman

3.2K 222 10
                                    

"Mendaki lah bersamaku untuk menuju puncak, dan akan kita temukan kebahagiaan di sana."

****

"Kok bengong sih? Kenapa?"

"Gak kok, Sha. Gue gak apa-apa."

"Ada masalah? Lo bisa cerita sama gue. Jangan cuma gue yang bisa ceritain semuanya, gue siap jadi pendengar yang baik."

Pagi minggu, mereka sekarang berada di rooftop. Kebetulan hari ini mama dan papa Shanette harus terbang ke luar kota karena urusan mendadak. Oleh sebab itu Shanette bisa bersama Galang sekarang.

"Lo masih ingat Reta, kan?"

"Reta sahabat lo?"

"Bisa dibilang begitu."

"Kenapa dengan Reta?"

Tarikan napas pelan terdengar, Galang meluruskan kakinya sebelum bercerita. "Gue benci sama dia, dia terlalu banyak menuntun gue. Dia selalu pengen menjadikan gue sesuai kemauannya, gue muak, gue benci karena dipertemukan sama orang egois kayak dia."

"Gak boleh gitu, gimana pun juga dia tetap sahabat lo, mungkin emang sifatnya ngeselin, tapi disetiap perlakuan dia. Bisa aja dia pengen lo menjadi lebih baik lagi."

"Gak, dia gak kayak gitu, Sha. Dia selalu memaksakan keinginan dia. Gue serasa boneka yang bisanya cuma disuruh-suruh. Gue muak, dia tukang ngaduan. Suka ngatur-ngatur kehidupan gue, padahal dia bukan siapa-siapa."

"Terus sekarang gimana? Lo mau jauhin dia?"

"Iya. Sha, kalau suatu hari nanti ada sesuatu yang lo dengar, tolong jangan percaya. Sebelum gue menjelaskan semuanya."


Shanette mengernyitkan dahinya, "Sesuatu apa dulu, nih? Tentang apa gitu?"

"Pokoknya sesuatu yang menyangkut masa depan kita."

"Masa depan kita? Ada-ada aja lo."

Galang menikmati semuanya sekarang, saat Shanette tertawa begitu lepas, bersamaan dengan angin sepoi-sepoi yang menerbangkan helaian rambutnya.

Shanette yang selalu bertutur kata penuh kesopanan, tidak pernah merendahkan orang lain. Karena itu juga Galang mencintai Shanette.

"Lo cantik."

Semburat merah jambu terlihat dikedua pipi Shanette. "Apaan sih, kok jadi gombal."

"Lo emang cantik kalau lagi ketawa kayak barusan."

"Hmm, jadi tentang apa dulu nih? Yang gak boleh gue percayakan."

"Gue gak bisa kasih tau sekarang, gue lagi berusaha menyelesaikan semuanya. Tolong jangan percaya sama omongan orang ya. Gue janji, bakalan jelasin semuanya. Tapi gak sekarang, gue lagi nunggu masa yang tepat."

"Iya oke siap tuan."

"Sebenarnya kita itu hampir sama, mungkin itu juga yang menjadi alasan kenapa kita bisa saling mengenal. Tuhan mengirim lo buat gue, untuk saling melengkapi, saling menjaga, saling berbagi dan saling menghargai."

DEPRESI | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang