Rizki buru-buru berjalan meninggalkan Olla yang masih berada didalam mobil. Laki-laki muda itu masih marah dan memilih diam selama perjalanan pulang.
"Ki, udah makan siang?" Tanya mama Olla yang tak sengaja berpapasan dengan Rizki diruang tamu
"Iya tante" Rizki hanya membalas singkat, tersenyum sekilas dan berjalan cepat menuju kamarnya dilantai 2.
Olla berjalan lesu menuju rumah beberapa saat setelah Rizki masuk kekamarnya, gadis itu terduduk dikursi meja makan menundukkan kepalanya disana.
"Rizki udah kamu ajak makan, La?"
"Udah ma"
Setelah menjawab Olla berjalan menuju kamarnya, meninggalkan sang mama yang sibuk menyiapkan makan malam sendirian.
Makan malam tiba, Rizki masih belum keluar dari kamarnya sejak tadi siang. Olla sendiri merasa bersalah setelah mengatakan hal itu, pasalnya setelah mendengar itu Rizki terlihat marah walau tak sepatahpun mengatakan apa-apa.
"Rizki nggak makan,La?" Tanya Laudya, gadis itu juga baru pulang dari tempat kerjanya.
Olla hanya menggeleng, dan terlihat jika gadis itu terlihat lesu.
"Biar mama yang panggil, mungkin Rizki kecapekan"
Olla dengan segera berdiri dari duduknya saat itu juga, "Biar Olla aja ma yang panggil" Sahutnya tiba-tiba lalu berjalan cepat menuju kamar Rizki.
Tokk!!tokk!!
Olla mengetuk pintu kamar Rizki, berharap Rizki keluar dari kamar, "Kiii.. makan yuk?" Bujuknya.
Olla berdiri beberapa menit didepan pintu berwarna putih itu, kepalanya terus menunduk, pikirannya berputar-putar mencoba mencari kalimat yang tepat untuk menjelaskan atau sekedar meminta maaf.
Rizki membuka pintu, sontak Olla terkejut, kepalanya yang semula tertunduk keangkat seketika, menangkap wajah Rizki yang masih tak menunjukkan ekpsresi bersahabat.
"Kenapa?"
"Makan yuk?"
Rizki menghela napasnya sesaat, "Aku nggak laper"
"Kalau gitu aku bawain aja ya?"
Tanpa mendengar perkataan Rizki Olla turun kelantai bawah, sedang Rizki hanya bisa menunggu sambil menyenderkan tubuhnya disamping pintu.
"Nih" Olla menyodorkan satu nampan berisi penuh dengan makanan dan air putih.
"Kan aku udah bilang kalau aku nggak lapar" Elak Rizki, dia enggan mengambil nampan itu.
"Tapi aku kan udah susah-susah ambil ini buat kamu" Bujuk Olla lagi, lengkap dengan senyuman manisnya.
Mau tak mau Rizki mengambil nampan itu, tanpa berterima kasih sebelumnya Rizki menutup pintu kamarnya, dan tersenyum dibalik pintu yang sudah tertutup.
"Dasar, bilang makasih kek, apa kek gitu." Gerutu Olla sendirian.
Paginya..
Dibawah sudah sangat ramai dengan segala ocehan mama Olla dan beberapa orang yang tak Olla kenal, Olla terbangun saat mendengar beberapa kali mamanya berteriak kegirangan, entah apa yang dibahas mamanya, intinya Olla keluar kamar karena sangat penasaran dengan itu.
"Olaa!! Sini!!" Seru mamanya, wanita itu bahkan menarik tangan Olla yang belum selesai menapaki anak tangga.
"Kenalin, ini desainer kenalan mama" Tambah mama Olla lagi, laki-laki botak didepannya mengulurkan tangannya pada Olla.
"Panggil aja Om Juna" Kata laki-laki setengah melambai itu, dan Olla hanya manggut-manggut saja, walau ekpresi wajahnya jelas terlihat sangat kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection of love
RomanceOlla adalah gadis super aktif yang sudah terikat dengan seorang laki-laki sejak usianya 10 tahun, mereka dijodohkan dan berpisah jarak setelahnya. Saat Rizki, tunangannya kembali Olla mulai bingung dan dihadapkan dengan berbagai kegelisahan tentang...