Aku kembali membaringkan kepalaku diranjang, telingaku masih berdenging, mama mengomeliku habis-habisan, padahal niatku hanya ingin curhat agar sedikit lebih tenang bukannya malah dinasehati, mama memang selalu pilih kasih, lebih memihak Rizki daripada aku.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, sebentar lagi waktunya makan siang. Dengan malas kulirik kearah dapur dari balik sofa, sisa sarapan tadi belum kubereskan, sepanjang pagi ini aku menghabiskan waktuku dikamar mandi, keluar sebentar keminimarket dibawah membeli beberapa keperluan lalu menelepon mama, diomeli dan aku menutup telepon sepihak setelahnya ponselku nggak berhenti berdering, mencoba acuh akhirnya aku mematikan suara ponsel itu dan berbaring disofa.
Mungkin hormonku sedang naik atau karena aku terlalu stress, entahlah aku cuma mau tidur, kepalaku sakit, aku butuh istirahat sendirian.
Aku mengucek mataku dan melihat kelayar ponsel. Sudah jam 6 sore, ini artinya aku melewatkan makan siangku. Bangun, aku menuju kedapur, membereskan kekacauan disekitar meja makan dan dapur, kepalaku masih berdenyut dan aku memutuskan untuk menaruh saja sisa sarapan kami tadi pagi diwastafel.
Dikulkas hanya ada salad buatan Rizki tadi pagi dan beberapa telur juga keju dan susu dingin. Aku menghembuskan napasku pelan, biasanya aku hanya makan ketika dipanggil mama, semua makanan sudah tersaji dan aku tinggal makan saja.
Ponselku bergetar dan nama Dave disana, laki-laki mengirim pesan padaku, mengajakku bertemu saat ini juga, tapi bukan dirumah melainkan dikafe dekat apartemen.
Aku mengenakan mantelku tak lupa syal rajutan hadiah dari Laudya untukku. Malam ini lebih dingin dari yang kukira tapi karena perutku sudah keroncongan aku terpaksa mengiyakan permintaan Dave untuk bertemu, sekalian membahas masalah rumah tempo hari.
Kulihat Dave menlambaikan tangannya dari seberang jalan, hanya perlu beberapa menit berjalan kaki menuju kafe ini. jangan tanyakan kenapa Dave tahu, tentu karena aku yang memberitahunya.
Laki-laki itu mengenakan jaket kulit tebal dengan aksen bulu sintesis berwarna coklat dikerah jaketntya, diatas meja juga sudah tersedia kopi dan juga sandwich, 2 buah roti isi. Aku tersenyum melihatnya laki-laki ini mungkin saja tahu kalau aku sednag kelaparan.
"Maaf, lama nunggu" Ucapku basa-basi, aku duduk didepannya dan tanpa sadar mengamati makanan didepanku seperti orang gila.
"Nggak apa-apa. saya sudah pesankan makanan, nggak apa-apa kan?"
Aku menggeleng, Dave menawarkan untuk segera makan rotinya, "Silahkan"
Mau nangis rasanya, kenapa sandwich ini berasa enak sekali? Pikirku, "Kenapa nggak makan?" Tanyaku ketika kulihat dia nggak menyentuh makanannya sama sekali.
"Sebenarnya tadi udah makan dirumah. emm...gini saya cuma mau memastikan satu hal"
"Soal?" Aku mengelap mulutku dengan tisu, lalu menyeruput kopi dan kembali memerhatikan Dave bicara.
"Saya sedang butuh uang, sehubungan dengan permintaan untuk menyewa-"
"Ohh" Potongku, kulihat Dave begitu menantikan jawabanku selanjutnya, "Kalau masalah itu aku harus rembukan dulu sama mertua, soalnya dia yang nyewa. Tapi kayaknya sih, jadi" Ocehku dengan santainya, padahal Dave menggunakan bahasa baku yang sopan ketika berbicara denganku.
"Bisakah secepatnya dibicarakan?"
"Emangnya renovasinya udah selesai?"
Dave kembali berpikir, aku lihat kalau dia sepertinya masih ragu dengan jawabannya, "Gini aja. gimana kalau besok saya balik lagi kesana" Tawarku, Dave hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah ngobrol panjang lebar kami akhirnya berpisah, besok kami juga janjian ketemu lagi, dirumah Dave.
Menurut Dave dia butuh uang untuk melanjutkan kembali renovasinya juga ada keperluan lain yang mendesak. Entah kenapa kupikir kalau Dave benar-benar jujur dia bahkan bersedia menyerahkan surat-surat penting yang bersangkutan dengan rumah itu, padahal aku belum mengiyakan apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection of love
RomanceOlla adalah gadis super aktif yang sudah terikat dengan seorang laki-laki sejak usianya 10 tahun, mereka dijodohkan dan berpisah jarak setelahnya. Saat Rizki, tunangannya kembali Olla mulai bingung dan dihadapkan dengan berbagai kegelisahan tentang...