Part 29

322 20 2
                                        

Nggak nyangka Perfection of Love udah sampai part 29, padahal harusnya kan udah tamat dari kapan hari, hehe...

Setiap hari selalu amaze dengan dukungan para pembaca yang meluangkan waktunya membaca cerita gaje mamak-mamak satu anak ini, seperti biasa minta dukungannya dengan cara subscribe... eh salah yak, maksudnya minta dukungan untuk vote dan komen karena itu adalah asupan yang sangat manjur buat saya untuk terus semangat menulis, yeyy...

Oh, ya mungkin sampai bab akhir bakalan pakai sudut pandang Olla yaa, dan nggak lupa nanti akan aku tambahin sedikit ekstra part, karena kurasa Olla sama Rizki masih kurang mesra-mesraannya, ya wajar kan masih proses pengenalan, hehe...

Oke, tanpa menunggu lama-lama, Happy Reading my Dearest Reader


Sekuat tenaga aku berlari menuju kamarku dilantai 2, bagaimana bisa aku seceroboh ini!!

Kulihat tanggal diponselku, benar saja sudah satu minggu. Pelan tapi pasti kubuka pintu kamarku, sumpah membuka pintu kamar nggak pernah mermbuatku segugup ini. aku melongoskan kepalaku kedalam mencari-cari dimana sosok orang yang paling kucintai itu, tapi kok nggak ada? perlahan akupun masuk kedalam kamar dan bernapas lega saat kudapati kopernya disudut ruangan, koper berwarna maroon dengan stiker menara Eiffel tertempel disana, Paris ya? kuingin pergi kesana, kota romantis itu mungkin bisa membuat hubungan kami sedikit kembali menghangat.

Sedikit banyak aku tahu tentang arti apa itu LDR dan sudah menjalaninya, 2 kali malah. Kalau harus memilih aku nggak mau LDR lagi, sumpah aku sudah muak kalau harus berpisah jarak dengannya.

Aku menempelkan telingaku kepintu kamar mandi, benar saja ada suara gemericik air, yang tandanya mungkin dia sedang mandi.

Berjalan menuju kopernya aku tak sengaja melihat beberapa paper bag berukuran sedang dan besar, nggak mau ngintip apa isinya kubiarkan saja 2 benda itu diatas ranjang kami, aku lebih memilih berjalan menuju kopernya dan berinisiatif membereskan baju-bajunya, seperti biasa.

Nggak ada banyak banyak barang yang dibawa Rizki, cuma beberapa kaos, celana pendek dan dalaman. Baju-bajunya memang banyak sih yang ditinggal dirumah ini, tanpa pikir panjang aku mengambilnya dan meletakkannya dilemari pakaian kami.

"Kapan pulang, La?"

Aku spontan menoleh saat mendengar pertanyaan itu dengan suara khas yang amat kurindukan, dengan hati bahagia tanpa menjawab aku berlari menuju dia berdiri dan memeluk tubuhnya yang hanya berbalut handuk dengan erat.

"Aku kangen, Ki" Ucapku dan aku bisa merasakan dia tersenyum diatas sana.

"Iya, kangen sih kangen, tapi bisa nggak meluknya nanti aja, aku mau ganti baju"

Aku melepas pelukanku dengan terpaksa sedang Rizki dia berjalan menuju kelemari pakaian, melepas handuknya dan memilih baju dan celana yang akan dia pakai.

"Kenapa kamu nggak bilang pas udah landing sih, Ki. kan aku bisa jemput kamu dibandara" Ocehku, masih setia mengawasinya memakai kaos lengan pendek.

"Aku nggak mau ngerepotin, lagian kalau nunggu kamu lama, kamu kebiasaan lelet" Canda Rizki, hatiku menghangat kembali, dia memang sangat berbeda jika sedang berada didekatku, sikapnya sangat hangat dan humoris.

"Terus itu yang dipaper bag apaan?" Tanyaku sambil menunjuk kedua tas yang terbuat dari kertas itu.

"Oleh-oleh, aku beli dibandara, buka deh, semoga kamu suka"

Dengan antusias aku mengambil dan mengintip isinya, tampak beberapa kotak lagi ada didalamnya.

"Kamu beliin aku parfum?"

Perfection of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang