Part 5

1.1K 31 1
                                    

Rizki sama sekali tak mengerti dengan situasi didepannya saat ini, 2 orang itu jelas sedang mengacuhkannya, membiarkannya sendirian duduk dipojok sedangkan kedua orang berbeda gender itu tertawa-tawa bersama.

Membosankan. Situasi saat ini benar-benar membosankan bagi Rizki. Rizki tahu jika pria itu adalah sahabat Olla, yang tidak masuk akal adalah bagaimana cara Olla mengacuhkannya sejak beberapa saat yang lalu, istrinya itu bahkan mungkin sudah menganggap Rizki tak ada disana.

Rizki memperhatikan lagi raut wajah Olla yang terlihat sangat nyaman dan lepas, selama 3 bulan terakhir berada dekat dengan Olla Rizki bahkan tak pernah melihat Olla sebahagia ini, saat acara pernikahan merekapun tak sampai begitu.

"Jadi kamu sekarang udah nggak di Kalimantan lagi, Wi?" Tanya Olla pada laki-laki didepannya, ada semburat rasa kekahawitaran dimata Olla yang tak lepas menyoroti laki-laki itu.

"Nggak tuh. Ehh.. akhir bulan ini masih harus balik sih, ngurus pindahan" Terang laki-laki itu, membuat Olla sedikit bernapas lega.

"Bagus deh, aku agak khawatir waktu kamu bilang bakalan ninggalin rumah waktu itu"

Rizki sama sekali tak bisa menangkap arah pembicaraan mereka, biarpun begitu Rizki masih memasang telinganya, siapa tahu kedua orang didepannya itu membicarakan sesuatu diluar dugaannya.

"Btw, itu suami kamu kan? Kok diem aja daritadi?" Rizki tercekat saat laki-laki itu menunjuk kearahnya, diikuti Olla yang juga memandangnya.

"He'em, kenalin ini Rizki. Ki, ini Dwi temen SMAku dulu"

Rizki berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya, Dwi menyambut dan memberinya senyuman ramah, "Dwi Hartanto" Katanya memperkenalkan diri.

Rizki mengangguk tanpa mengucapkan namanya, matanya malah tertuju pada paras tampan laki-laki yang sepertinya berdarah chinese itu.

"Mau disini berapa lama, La?" Dwi kembali fokus pada Olla, sedang Rizki kembali duduk dan mengamati dengan sabar.

"Senin aku harus ngantor, nginep semalam aja mungkin"

"Kamu masih sewa ruko yang itu?"

"Iya, karena deket dari rumah, terus orang-orang juga taunya alamat kantorku disana, nggak pindah-pindah"

"Papa kamu masih jadi investornya?"

"Kamu ngeremihin aku ya, aku udah balikin semua modal papa setahun lalu tahu nggak"

Dwi bertepuk tangan meriah, membuat Olla terkejut dan spontan tertawa, "Hebat, terus konveksi?" Tanyanya lagi.

"Konveksi kan warisan eyang" Lanjut Olla, beberapa saat kemudian Olla baru ingat kalau dirinya sudah begitu larut dalam obrolan ini, tanpa memperdulikan Rizki yang pasti sudah bosan menunggunya, "Aduhh, aku jadi lupa waktu. Tunjukin kamarku dong Wi, mau istrirahat nih"

Dwi berjalan diikuti Olla dan Rizki dibelakangnya, kamar Olla terletak dilantai 2 bangunan villa ini, dan kamar itulah dulu yang sering dipakai Olla jika dia menginap dirumah Dwi, waktu mereka masih sama-sama SMA.

"Masih sama seperti dulu kan?" Ucap Dwi saat membuka pintu kamar itu.

Olla mengembangkan senyumnya senang, "He'em, nggak ada yang berubah"

"Maaf aku nggak sempat beli ranjang baru, jadi ranjangnya masih ranjang single kayak dulu"

"Nggak apa-apa, Rizki biar tidur disofa aja"

Rizki membelalakan matanya sempurna, tidur disofa katanya? Batin Rizki setengah tak percaya.

Dwi meninggalkan ruangan, tinggallah saat ini Olla dan Rizki berduaan dikamar itu. Olla memperhatikan sekeliling, membuka jendela dan menikmati pemandangan asri yang nyata didepan matanya, rumah ini sama sekali tak berubah, sama persis seperti dulu saat Olla masih tinggal di Bandung.

Perfection of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang