Rizki berjalan pincang dibopong seorang gadis yang tadi dimintanya mengantarkannya pulang, sedangkan motornya masih tergeletak disana, Rizki kembali memanggil Dwi lewat telepon tapi laki-laki itu belum juga datang dan Rizki terpaksa meninggalkan motornya disana.
"Ini rumahnya mas?" Tanya sigadis, susah payah dia membopong tubuh besar Rizki sampai depan pagar.
"Iya mbak, bentar saya telepon istri saya dulu"
"Saya aja yang pencet bel mas" Usul gadis itu, lalu memencet bel.
Tak berapa lama mama Olla keluar dan terkejut mendapati menantunya datang dalam keadaan babak belur seperti itu.
"Ya ampun Rizki, kamu kenapa nak!!" Teriak mama Olla panik, "La!! papa!!"
Rizki hanya bisa meringis kesakitan, pergelangan kakinya nyeri dan ada luka dilengan dan pipinya.
"Kenapa sih ma?" Tanya Olla, "Ya ampun Ki, kamu kenapa!!" Teriaknya setelah melihat keadaan Rizki.
Olla mengambil alih tubuh Rizki dia tahu bahwa gadis yang membopong Rizki sudah kelelahan, "Anu mbak, tadi masnya tiba-tiba banting setir terus jatuh dipinggir jalan" Tutur gadis itu, "Bukan saya yang nabrak mbak, sumpah"
Olla mengangguk mengerti, "Iya nggak apa-apa mbak, makasih sudah mau mengantar suami saya pulang" Ucap Olla.
Setelah itu gadis tadi pamit pada Olla dan Olla langsung membopong tubuh Rizki sampai ruang tamu, disana sudah ada mama Olla yang membawa kotak p3k ditangannya.
"Kok bisa gini sih Ki, ya ampun, kamu habis ngapain nak"
"Mama, orang lagi kesakitan malah ditanyain terus"
Mama Olla memukul pundak Olla, "Kamu sih, ngapain pake beli motor segala"
Olla mengaduh, "Kenapa jadi Olla sih yang salah" Protesnya.
"Udah La, ma, Rizki nggak apa-apa kok. Aww!!"
"Tuh kan, apanya yang nggak apa-apa"
Rizki mengaduh saat Olla membersihkan luka lecet dipipi Rizki menggunakan alkohol, masih tak bisa dipercaya jika Rizki baru saj jatuh dari motor.
"Kamu jatuh sama Dwi apa gimana sih?" Tanya Olla, tangannya masih sibuk mengobati luka Rizki.
"Aku jatuh sendiri La"
"Kok bisa?" Tanya mama Olla.
"Anu ma, Rizki maksa bawa motor sendiri" Semalaman Daniel tak bisa tidur dengan tenang , pria itu hanya membolak-balikkan tubuhnya diatas ranjang , sampai akhirnya memilih untuk tidak tidur sama sekali. Jam dinding dikamarnya bahkan sudah menunjuk angka 5 disana , mataharipun sudah mengintip dibalik cakrawala , tapi matanya menolak untuk tertutup entah apa sebabnya , tidak mungkin juga Daniel harus mengonsumsi kembali obat tidur yang sudah tersimpan didalam laci lemarinya selama berbulan-bulan ini. Daniel pernah mengalamai gangguan
Olla menepuk keningnya sendiri, "Kenapa kamu nekad sih Ki, kan udah kubilang pelan-pelan aja"
"Maaf La" Sesal Rizki, "Aku cuma mau terlihat keren didepan si cecunguk itu"
"Terus motornya gimana?"Tanya Olla lagi.
"Dipinggir jalan, aku tinggalin, terus aku dibonceng mbak tadi kesini"
Olla hanya menghela napasnya, lalu beranjak pergi sebelum menyerahkan kotak p3k pada mamanya, "Aku mau lihat motornya dulu, ma tolong obati Rizki bentar"
Olla berlalu dan Rizki merasa sedih, kalau saja dia tidak sok tadi sore mungkin kejadian ini tidak akan terjadi.
"Udah nak nggak usah takut, Olla nggak marah kok" Ucap mama Olla sambil mengoleskan obat merah diluka Rizki, "Gimana kabar mama sama papa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/202651933-288-k473040.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection of love
RomanceOlla adalah gadis super aktif yang sudah terikat dengan seorang laki-laki sejak usianya 10 tahun, mereka dijodohkan dan berpisah jarak setelahnya. Saat Rizki, tunangannya kembali Olla mulai bingung dan dihadapkan dengan berbagai kegelisahan tentang...