Olla bangun dengan rasa pening dikepalanya, siang sudah menunjukkan pukul 2 Olla merasakan sedikit letih juga disekujur tubunhya belum lagi ketika kembali mengingat semua masalah yang terjadi membuat Olla semakin enggan beranjak dari ranjangnya.
Andai sosok Rizki ada disampingnya saat ini, mungkin Olla akn sedikit merasa terhibur, Rizki adalah salah satu alasan kenapa Olla masih bertahan saat ini.
Air mata Olla tak terasa mengalir begitu saja, kilasan-kilasan masa indahnya dengan Rizki mulai terngiang dikepalanya. Olla tahu kali ini dia salah dan Olla sangat paham jika saat ini Rizki kecewa padanya.
Olla akhirnya bangun tak ada gunanya menyesali apa yang sudah terjadi, daripada itu ada hal lain yang harus diselesaikan Olla saat ini, usahanya... yaa, Olla harus kuat demi karirnya Olla harus bangkit agar semua masalah ini segera selesai.
Ponsel Olla berdering tepat saat Olla baru saja beranjak dari ranjangnya, nama Dwi tertera dilayar benda persegi panjang itu dan tanpa pikir panjang Ollapun mengangkatnya.
"Hmm.."
"La, ini udah jam berapa kok kamu belum kekantor?" Tanya Dwi setengah khawatir, laki-laki itu nampaknya mencoba menghubungi Olla sejak tadi pagi.
"Aku baru bangun, mungkin karena pengaruh jet lag makanya tidurku nyenyak banget. Sorry yaa"
"Syukurlah. Jadi kamu kekantor nggak hari ini"
Olla berpikir sejenak, "sejam lagi aku sampai" Ucapnya singkat.
Setelah telepon dimatikan Olla lalu bergegas untuk pergi kekantornya, karena sepertinya ada hal penting yang akan disampaikan Dwi padanya. Olla sendiri tidak bisa menerka apa itu tapi baginya walaupun itu merupakan kabar terburuk sekalipun Olla sudah siap sepenuhnya dan akan menerima apapun yang terjadi.
***
Dwi meletakkan ponselnya yang kembali berbunyi sejurus kemudian, laki-laki itu lantas kembali mengambil ponselnya dan sedikit terganggu dengan nama yang tertera disana. Ada satu pesan dari Laudya yang sebenarnya sama sekali tak ingin diladeni oleh Dwi, laki-laki itu lebih memilih menunggu Olla yang sebentar lagi akan tiba dikantor, dan tebak hanya memikirkan hal itu saja sudah membuat Dwi sangat senang.
Tapi itu tak berlangsung lama ketika ponselnya kembali berdering untuk kesekian kalinya, nama yang tertera disana masih sama dan akhirnya dengan kesal Dwi terpaksa meladeni wanita cantik yang juga sahabatnya sejak SMA itu.
"Lo bisa nggak sih, nggak gangguin gue sehari aja" Sungut Dwi, tapi suara Laudya tak juga terdengar bahkan setelah sepersekian detik setelah Dwi memarahinya, "Hallo?" Dwi kembali memeriksa ponselnya dan panggilan itu masih tersambung.
"Aku mau kita ketemu sekarang juga" Perintah Laudya akhirnya, suaranya terdengar sendu seolah memohon agar Dwi mengiyakan permintaannya.
"Mau apa? gue sibuk"
"Aku mau ngomong sesuatu" Ucap Laudya lagi, "Bisa kan?"
Dwi menghela napasnya jengah, dilihatnya jarum jam dipergelangan tangannya, masih ada waktu setengah jam lagi sampai Olla tiba dikantor.
"Oke, gue kasih lo waktu 30 menit. Kita ketemu dikafe depan, gue lagi dikantor sekarang"
Laudya menunggu disebuah kafe dekat dengan area ruko, gadis itu sebentar-sebentar memerhatikan jalanan diluar kaca kafe, senyumnya mengembang tatkala dilihatnya seorang laki-laki mengenakan kaos putih dan topi berlari menyebrang jalan dan menuju kekafe tersebut.
Hari ini gerimis dan laudya tahu jika laki-laki itu tidak begitu menyukai hujan, hari hujan dimana saat itu orang terdekat satu-satunya dari laki-laki itu pergi untuk selama-lamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection of love
RomanceOlla adalah gadis super aktif yang sudah terikat dengan seorang laki-laki sejak usianya 10 tahun, mereka dijodohkan dan berpisah jarak setelahnya. Saat Rizki, tunangannya kembali Olla mulai bingung dan dihadapkan dengan berbagai kegelisahan tentang...