7 tahun yang lalu ...
Langit mendung menghiasi suasana Bandung hari ini, beberapa hari terakhir memang selalu rutin turun hujan didaerah itu, semua orang beraktifitas menggunakan payung, tak terkecuali anak-anak sekolah yang harus berangkat pagi-pagi.
Tampak seorang remaja putri yang sudah berdandan rapi, mengenakan pakaian putih abu-abu kebanggaannya, dan juga mengenakan tas dan siap berangkat kesekolah.
Gadis itu bolak-balik memperhatikan penampilannya, apakah dia sudah cukup baik untuk berangkat sekolah dihari hujan, atau paling tidak tak ada hal aneh yang menempel diwajahnya.
"Ayo La, papa udah nunggu didepan tuh"
Gadis bernama Olla itupun untuk terakhir kalinya mematut dirinya dicermin tak lupa memakai kacamata agar penglihatannya tak kabur.
"Mama kapan sih mau belikan aku kacamata baru, yang ini minusnya udah nggak sesuai ma" Rengeknya dipagi itu, hampir setiap hari Olla memang merengek ingin dibelikan ini dan itu.
"Nanti kalau papa sudah gajian, lagipula itu juga masih bisa dipakai kan? Udah sana berangkat jangan sampai telat lagi"
Olla mencium tangan mamanya seperti biasa, gadis itu lantas menuju papanya yang sudah menunggu didepan, diatas motor bebek keluaran tahun 2000an awal.
Olla naik kemotor itu lalu memegang pinggang papanya erat, dulu sekali Olla sempat hidup serba berkecukupan, pulang pergi kesekolah naik Honda civic, tapi sejak bisnis papanya bangkrut Olla harus pindah ke Bandung dan memulai semua dari nol lagi.
Hal ini terjadi semenjak Olla kelas 3 SMP, Olla bahkan harus melewatkan acara wisudanya karena harus cepat-cepat pindah, untung saja ada orang yang berbaik hati memberikan mereka tempat tinggal dan Olla bersyukur paling tidak keluarganya masih utuh.
Sesampainya disekolah Olla turun dari motor lalu berpamitan pada papanya, laki-laki setengah baya itu tampak letih tapi tetap memaksakan untuk tersenyum didepan putrinya, Olla bukannya tak tahu akan hal itu, tapi dia memilih untuk diam, paling tidak Olla harus pintar disekolah agar tak semakin membebani orang tuanya.
Gadis itu menuju kelasnya, meletakkan tasnya lalu membuka buku pelajaran, Olla memang bukan jenius sejak lahir, dia harus belajar mati-matian agar terus berada diperingkat teratas, walau dengan konsekuensi tak terlalu memiliki banyak teman disekolah.
"La!!" Seorang gadis berlari menuju Olla, dia adalah Laudya teman Olla yang juga serumah dengannya sejak beberapa tahun yang lalu, "Tadi aku berangkat dulu karena harus latihan cheers, sorry ya"
Laudya memang gadis yang cantik dan populer, disekolah gadis itu bahkan punya teman yang selalu menyertainya kemanapun dia pergi, kebalikannya Olla hanya punya Laudya dan satu teman lagi yang entah kenapa sejak pertama dia pindah selalu menempel pada Olla.
"Nanti jam istirahat makan dikantin ya? aku yang traktir"
"Kamu dapat uang darimana?" Tanya Olla, sama sepertinya Laudya juga seharusnya tak punya uang saku lebih.
"Aku sengaja kumpulin uang saku, tiap hari makan bekal yang itu-itu aja kan bosen La" Ungkap Laudya jujur, mama Olla memang selalu membekali keduanya makanan, biasanya roti dan susu kotak, atau mie goreng dan sosis.
"Daripada makan dikantin mending uangnya ditabung, bentar lagi kan ada bazar disekolah"
Laudya bukannya lupa akan hal itu, hanya saja gadis itu tak pernah tertarik pada acara semacam bazar atau sejenisnya.
"Kamu memang bakalan datang La?"
Olla mengangguk, "Aku mau jualan binder, makanya uang sakunya kutabung buat modal"

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection of love
Roman d'amourOlla adalah gadis super aktif yang sudah terikat dengan seorang laki-laki sejak usianya 10 tahun, mereka dijodohkan dan berpisah jarak setelahnya. Saat Rizki, tunangannya kembali Olla mulai bingung dan dihadapkan dengan berbagai kegelisahan tentang...