Part 21

382 23 1
                                    

Angka ditimbangan digital itu menujukkan angka 50kg, sudah 7 bulan Olla sukses menjalani diet ketatnya, tidak makan malam dan menerapkan pola hidup sehat, juga olahraga yang rutin dijalaninya selama ini sekaligus membentuk tubuh Olla menjadi semakin ramping, walau memang berat badan idealnya masih kurang beberapa kilo lagi.

Selama 7 bulan itu juga Olla kehilangan kontak Rizki, bukan karena Olla sengaja tapi memang keduanya entah kenapa sama-sama lebih memilih sibuk dengan dunia masing-masing dan bagi Olla ini adalah hal baru sekaligus hal lama yang dilakukannya sebelum menikah dengan Rizki.

Mungkin bagi sebagian orang itu kelihatan aneh, tapi tidak bagi Olla, baginya sebuah hubungan itu memerlukan komitmen dan komitmen itu tidak datang sendiri tapi harus diperjuangkan bersama-sama.

Walau begitu Olla sadar, cepat atau lambat salah satu dari mereka harus mengalah, harus ada yang berani mengambil sikap dan jika itu bukan Rizki berarti itu mungkin harus Olla, karena bagaimanapun juga hubungan mereka bukan lagi hubungan main-main, keduanya sudah menikah dan sah secara agama dan negara.

Pagi ini juga Olla sudah mempersiapkan dirinya untuk rapat dengan beberapa karyawannya, sekalian Dwi yang menjabat sebagai wakilnya.

Olla berencana menyusul Rizki setelah hampir 7 bulan keduanya tak bertemu, kabar terakhir yang Olla terima dari mertuanya adalah jika Rizki tengah melanjutkan study-nya dan itu mau tak mau membuat Olla harus bersabar, sekalian mengalah dan tak mempermasalahkan semua yang Rizki perbuat padanya.

Semua orang sudah berkumpul diruang rapat dilantai 2, Olla memimpin rapat dan disaksikan para karyawannya, juga Dwi yang tak pernah absen berada disisi Olla bahkan disaat Olla merasa terpuruk.

"Oke guys, jadi sebenernya aku mau bilang sesuatu yang sangat penting. jadi akhir bulan ini rencananya aku akan pergi ke Australia untuk sementara waktu dan karena pesanan kita semakin banyak aku tadinya berpikir untuk nggak pergi, tapi.. karena ini urusan yang amat sangat penting akhirnya aku udah mutusin untuk tetep pergi, yaa.. mungkin untuk beberapa hari aja"

Dwi mengangkat tangannya dan Olla mempersilahkan Dwi untuk mulai bicara, "Kesimpulannya kita dikumpulin disini untuk?"

"Ohh.. mulai saat ini semua urusan yang berkenaan dengan pekerjaan akan diambil alih oleh pak Dwi"

Semua orang kompak memandang Dwi sesaat, lalu kembali fokus pada Olla yang masih ingin melanjutkan kata-katanya, "So guys, selama aku nggak ada kalian bisa bekerja seperti biasa, sekaligus mengawasi kinerja satu sama lain. oke, cuma itu aja sih, boleh kembali ketempat kerja masing-masing"

Semua orang kembali ketempat masing-masing, meninggalkan Olla dan Dwi yang masih berada disana. Olla sendiri sebenarnya agak berat meninggalkan kantornya, tapi mau bagaimana lagi urusannya dengan Rizki harus segera diselesaikan, agar Olla bisa kembali melakukan rutinitas kerjanya seperti biasa.

"Jadi kamu beneran mau nyusul?"

Olla mengangguk lesu, bukan maunya untuk pergi disaat pekerjaannya sedang banyak seperti ini, "Maaf Wi, aku janji bakal cepet balik"

Dwi memegang pundak kedua pundak Olla dengan tangannya, seolah memberi semangat pada Olla yang sedang lesu, "Nggak apa-apa, justru aku senang kalau kamu jadi nyusul"

"Thanks ya, aku janji urusan ini bakal cepat selesai"

"Oke bos" Sahut Dwi sembari mengangkat 2 jari jempolnya, "Tapi kalau urusan kamu berakhir dengan kekecewaan, aku siap kok jadi pihak yang akan dengan senang hati menjadi penghilang kekecewaan itu"

"Apaan sih Wi, siapa juga yang bakal kecewa?"

Ada jeda beberapa detik saat Olla tiba-tiba menjadi diam, Dwi sendiri tahu jika sahabatnya sedang galau saat ini walau dimatanya Olla adalah wanita yang tegar tapi hal itu bukanlah alasan bagi Dwi untuk terus-terusan mendorong Olla agar menjauh dari Rizki.

Perfection of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang