Rizki sangat senang karena ini pertama kalinya dia mengendarai motor baru, walau sebenarnya Rizki tak begitu menyukai guru barunya, ya.. fakta jika Dwi adalah gurunya membuat Rizki sedikit kecewa, apalagi sepanjang pagi ini saja Rizki sudah beberapa kali kena omelan Dwi, sesuatu yang tak akan ditahan oleh Rizki jika saja dia tak membutuhkan bantuan pria itu.
"Lo lambat banget sih, lagian mana ada cowok 25 tahun yang nggak bisa naik motor" Ejek Dwi, keduanya tengah beristirhat setelah sepagian berdebat ditaman komplek dekat rumah Olla.
"Gue nggak bisa karena memang gue nggak pernah punya niatan naik motor" Sanggah Rizki, laki-laki itu tentu tak mau kalah.
"Ck, lo emang menang diganteng doang sih"
Hampir saja Rizki mau meledak saat ini juga, tapi diingatnya kembali pesan Olla jika tak boleh ada baku hantam kali ini dengan Dwi bagaimanapun caranya.
"Lo kalau nggak mau ngajarin ya nggak usah ngajarin deh, emosi gue lama-lama"
Dwi menatap balik Rizki yang juga menatapnya tajam, "Heh, ibaratkan lo kuliah, gue ini dosen lo. udahlah gue mau balik, udah siang"
Rizki benar-benar ingin melempar sandal ke kepala Dwi saat ini juga, tapi diingatnya lagi kalau dia tidak bisa mengendarai motor besar itu, bukan tak bisa tepatnya, tapi masih belum.
"Hei?!" Panggil Rizki, "Nih motor siapa yang bawa?"
Dwi berbalik, pria itu lantas kembali lalu tertawa, "Gue lupa kalau lo belum becus naik motor" Ejeknya lagi.
"Sialan" Umpat Rizki, tapi yang dilakukan Dwi selanjutnya membuatnya tak jadi marah.
"Ayo naik, gue nggak mau dimarahi Olla gara-gara lo"
Sampai dirumah dua laki-laki itu sengaja masuk bersamaan agar Olla mengira keduanya akur, walau Rizki nyatanya masih enggan mengakui Dwi sebagai sahabat istrinya, tapi mau bagaimana lagi, Rizki harus mengalah dan pura- pura tersenyum didepan Olla.
"Gimana Ki, udah bisa kamu?" Tanya Olla antusias.
"Nggak becus dia La" Potong Dwi, "Udah deh balikan aja motornya ke dealer"
Rizki menatap sinis Dwi yang duduk disebelahnya, "Aku yakin bentar lagi pasti bisa kok"
"Semoga aja" Potong Dwi lagi,
"Syukur deh kalau gitu" Sambung Olla, "Makan yuk, mama udah nyiapin makan siang"
Rizki seketika tak nafsu makan melihat pemandangan didepannya, melihat kedekatan Olla dan Dwi membuatnya mau muntah saat itu juga. Padahal ketika bersamanya Olla terlihat masih canggung seakan ada jarak diantara keduanya, tapi dengan laki-laki ini berbeda, Olla seperti menunjukkan jati dirinya yang sesungguhnya.
Jangan tanyakan apakah Rizki cemburu atau tidak, tentu dia cemburu, tapi perasaan itu ditahannya menghormati ayah dan ibu mertuanya yang juga ada dimeja makan yang sama.
"Siang semua?" Laudya tiba-tiba datang dari luar, membawa sebuah kotak berwarna putih, "Yaya bawa ayam ungkep nih"
"Kebetulan hari ini tante nggak masak ayam, makasih ya Ya" Mama Olla lalu menerima kotak itu lalu menuju dapur dan meletakkannya dipiring.
"Apa kabar Ya?" Tanya Dwi, Laudya tadi sempat tak menyadari kehadiran Dwi terlihat sedikit kaget, "Baru pulang kerja lo?" Tanya Dwi lagi.
"Gue baik, lo apa kabar?" Tanya Laudya balik
"Baik"
Dan hening tak ada lagi jawaban dari Laudya yang ada gadis itu malah mengambil tempat duduk tepat disamping Rizki, "Makan Ki" Tawarnya lalu membalik piring yang ada didepannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection of love
RomansaOlla adalah gadis super aktif yang sudah terikat dengan seorang laki-laki sejak usianya 10 tahun, mereka dijodohkan dan berpisah jarak setelahnya. Saat Rizki, tunangannya kembali Olla mulai bingung dan dihadapkan dengan berbagai kegelisahan tentang...