Olla masih menyempatkan dirinya mengecek pekerjaannya dari jauh, Olla bahkan tak henti mengirim pesan pada Dwi sekedar mencari tahu atau menayakan bagaimana kondisi kantornya saat ini.
Semua berjalan sempurna, dan Olla senang akan hal itu. semua pesanan masuk dengan derasnya dan beberapa bahkan ada yang memesan satu model baju dalam jumlah yang banyak. Maklum konveksi Olla juga menerima jasa pembuatan baju dalam jumlah banyak, bahkan bisa custom sesuai keinginan pembeli.
Sudah 2 hari Olla berada di Australia, Rizki juga tengah libur dari kuliahnya yang baru saja dimulai beberapa bulan lalu. keduanya juga semakin mesra, Olla bahkan sudah tak canggung lagi dan leluasa menyampaikan rasa cintanya pada Rizki.
Kedua mertua Olla tengah berlibur keluar negeri untuk beberapa minggu kedepan. Itu sekaligus menjadikan Rizki dan Olla makin leluasa berada dirumah hanya berdua saja.
Seperti saat ini, Olla dengan santainya duduk dipangkuan Rizki yang tengah mengerjakan tugas kuliahnya semasa liburan walau begitu Rizki sama sekali tak merasa terganggu.
"Kapan kamu mulai kuliah lagi Ki?"
"Yaa kalau liburannya udah selesai"
Olla mencubit hidung suaminya gemas, "Ya aku juga tahu. maksudku, kapan tanggalnya, bulannya?"
"Kenapa sih emangnya? kamu mau buru-buru balik? mau ketemu sicecunguk itu lagi?"
"Tahu nggak, biarpun kalian nggak akur sebenernya kalian itu kompak tahu nggak" Ledek Olla, "Uwi juga manggil kamu gitu"
"Apa? cecunguk? emang nggak kebalik?"
Olla terkikik geli, "Lagian, kalian kenapa nggak akur sih?"
"Karena aku nggak suka kalau kamu deket-deket sama dia"
Olla mengerutkan keningnya, "Emang kenapa? kami hanya berteman kok"
"La. dalam sejarah peradaban manusia, nggak ada istilah cewek sama cowok itu bisa temenan" Oceh Rizki, "Pasti salah satunya ada yang naksir"
"Aku nggak naksir Uwi" Elak Olla.
"Berarti si cecunguk itu yang naksir kamu"
"Ngaco" Balas Olla, "kami sudah bersahabat dari SMA, nggak mungkin kalau dia naksir aku"
"Mau taruhan" Tantang Rizki, "Kalau aku benar, kamu nggak boleh pulang ke Jakarta"
"Apaan sih. itu namanya nggak adil dong, masa aku nggak boleh balik"
"Bukannya kamu tadi yakin banget kalau dia nggak naksir kamu?"
Olla terdiam, jika dipikirkan kembali Dwi memang lebih baik dan perhatian padanya akhir-akhir ini.
"Ah, nggak mungkin deh Ki"
"Wait and see, kalau dia naksir kamu aku nggak segan-segan buat matahin tangan sama kakinya"
***
"How you feel?" Laudya mengangsurkan segelas kopi kemeja kerja Dwi yang sementara ini dipinjamnya dari Olla, "Pasti capek banget ya ngurus ini sendirian? Yahh.. seenggaknya pura-pura mengurus semua sendirian pasti sangat menyusahkan" Oceh Laudya lagi panjang lebar.
Dwi hanya melirik lawan bicaranya sekilas, walaupun terlihat sepele memastikan semua berjalan lancar bukanlah hal yang mudah.
"Lo ngapain sih tiap hari datang kesini? Lo nggak kerja?" Tanya Dwi sinis.
Laudya duduk bersendekap, memerhatikan wajah serius Dwi yang belum pernah dilihat sebelumnya, "Sejak Olla kurus aku lihat kamu jadi makin perhatian sama dia"

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection of love
RomanceOlla adalah gadis super aktif yang sudah terikat dengan seorang laki-laki sejak usianya 10 tahun, mereka dijodohkan dan berpisah jarak setelahnya. Saat Rizki, tunangannya kembali Olla mulai bingung dan dihadapkan dengan berbagai kegelisahan tentang...