🍓25. Jangan bercanda 🍓

2.1K 204 12
                                    

Yuga terbangun bersama Disha yang terlelap di sampingnya. Keduanya rebah tanpa busana tadi dan kini juga berjalan menuju toilet untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 malam. Ia harus segera pulang dan sepertinya akan meninggalkan Disha di sini. Karena jika ia pulang bersama Disha, Yuga takut jika nenek dan sang Mami akan bertanya macam-macam.

Setelah berganti pakaian ia berjalan dari keluar toilet dan melihat Disha yang duduk di di atas tempat tidur seraya melilitkan selimut di tubuhnya. Yuga berjalan mendekat kemudian ia mengacak rambut gadis itu dan mengecup keningnya.

"Aku pulang duluan ya kamu di sini aja. Bilang aja nanti kamu nginep di apartemen aku. Lagian besok bakal ada Tya, aku takut kamu nggak nyaman kalau di rumah." Yuga berkata. Rencananya besok ia akan menjemput gadis itu untuk bertemu dengan sang mami.

Gadis itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Jangan heran dengan hubungan keduanya karena memang sudah berlangsung cukup lama. Bahkan ketika Disha masih menjalin hubungan dengan Ahbi kekasihnya. Hubungan keduanya terendus oleh ibu Disha, yang kemudian meminta keduanya segera berpisah. Ia tak ingin hubungan keluarga diantara Yuga dan juga keluarganya menjadi buruk.

Awalnya Disha menolak. Namun kemudian akhirnya ia menerima itu. Butuh waktu lama untuk membujuk dan tak mungkin juga memberitahu kepada sang nenek, Kinar. Yuga hanya memberitahu Nindy mengenai hubungannya dengan adik sepupunya itu. Dan jawabannya pun sama Nindy menolak hubungan mereka berdua.

Sementara kini di rumah Tya, gadis bertemu gemuk itu tengah duduk bersama Arin. Mereka berdua berada di kamar Tya. Yang mereka lakukan masih sama seperti tadi di ruang tengah. Hanya saja berpindah tempat, karena merasa lebih enak kalau menonton drama Korea seraya merebahkan diri di tempat tidur.

Saat menonton drama tiba-tiba saja Arin teringat sesuatu. "Emphi udah tau?" Arin bertanya.

"Tau apa?" Tya bertanya tanpa menatap wajah sahabatnya itu ia fokus pada laptop di hadapannya.

"Kalau lo mau nikah sama Pak Yuga?" Arin bertanya lagi. Masalahnya ia tahu kalau sahabatnya itu, menyukai sahabatnya yang lain. Rumit kan? Intinya ia tau perasaan Vhi. Hanya saja waktu itu ia diminta untuk diam dan tak bicara.

"Emangnya gue harus kasih tahu ya? Gue yakin lah Pak Yuga pasti bilang ke dia." Tya menjawab pertanyaan dari Arin.

Tentu saja karena Ia berpikir kalau juga pasti memberitahu adiknya mengenai hubungan mereka. apalagi keduanya sudah berencana untuk menikah. Paling tidak, jika bukan Yuga yang memberitahu, bisa saja nenek atau sang mami. Karena mereka keluarga bukan? Sudah pasti saling memberitahu satu sama lain untuk hal seperti ini.

"Kok gua mikir kalau mereka itu belum ngasih tahu ke Emphi ya?" Arin bertanya lagi sangat yakin dengan pikirannya, kalau sahabatnya itu pasti belum mengetahui tentang pernikahan Tya.

Tya terdiam seraya menatap Arin. Karena kadang kala ucapannya itu seringkali benar. "Tunggu deh, kenapa lo tiba-tiba mikir kayak gini?"

"Tunggu deh, setiap Emphi hubungi lo dia ada bahasan tentang masalah pernikahan lo nggak?" Bukannya menjawab Arin malah memberi pertanyaan lain kepada Tya.

Tya menggelengkan kepalanya. Karena memang ia dan Vhi tak pernah membahas masalah pernikahannya dengan Yuga. "Gue nggak pernah bahas dan dia juga nggak pernah bahas."

Dengar jawaban ini Arin makin yakin kalau Vhi belum diberitahu mengenai pernikahan itu. Karena tak mungkin dengan perasaan yang ia miliki Vhi akan tinggal diam. Apalagi rencana pernikahan itu sangat mendadak dan aneh. Arin tahu kalau Vhi berencana akan menyatakan perasaannya Tya, setelah ia kembali dari Australia.

Terpaksa Menikahi Si Gendut (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang