🍓41. ditinggal 🍓

1.4K 151 31
                                    


Tentu saja pikiran Vhi itu salah. Di hari bahagia yang harapannya hanya terjadi sekali seumur hidup ini, tentu Tya ingin semua keluarga dan orang-orang terdekatnya hadir dan berbahagia untuk ikut merayakan. Termasuk sahabat-sahabatnya.

Prosesi resepsi sudah setengah jalan. Banyak sekali tamu yang hadir. Kebanyakan tentu saja rekan kerja dan partner bisnis Yuga. Meskipun dingin, cuek dan cenderung galak, Yuga lumayan populer di kalangan pebisnis yang menggeluti bidang yang sama. Tya dikenalkan satu per satu, tapi hampir semuanya dia tak bisa mengingat namanya. Terlalu banyak orang untuk diingat oleh otaknya yang lemot dan semuanya terjadi hanya dalam waktu sesorean saja. Ibarat CPU, otaknya sekarang sudah overheat.

"Lihat ke mana? Senyum. Jangan kaya orang ilang," tegur Yuga saat lagi-lagi memergoki Tya melongokkan kepalanya menyapu aula yang penuh manusia mencari keberadaan sahabatnya.

"Iya," jawab Tya sedikit cemberut.

Apa memang yang Tya harapkan? Yuga akan jadi lembut dan perhatian setelah mereka menikah? Mimpi, mengingat pernikahan ini saja sama sekali tidak dilandasi oleh cinta.

Ratih dan suaminya yang berdiri di samping Tya melihat wajah keponakannya itu sedikit cemberut dan menghampiri, mumpung sedang tidak ada tamu yang bersalaman.

"Kenapa, Sayang? Laper? Pegel?" tanta Ratih cemas. Penuh perhatian sambil mengusap peluh di kening Tya.
"Oh, nggak, Bun. Nggak papa, kok. Ngomong-ngomong, Vhi kok nggak kelihatan, ya, Bun?" Tya membalas dengan bisikan juga.

"Vhi ...? Mungkin lagi sama masmu."

Tapi Mas Bumi di situ, Tya membantah dalam hati karena dia dari tadi melihat Bumi duduk di salah satu meja, sedang mengobrol dengan Arin. Tak sempat diucapkan karena saat itu ada rombongan beberapa tamu naik ke pelaminan untuk mengucapkan selamat pada mereka.

"Iya kali ya, Bun." Hanya itu jawabannya sebelum kembali ke mode pengantin, siap menerima ucapan selamat dari para tamu.

"Pak, Vhi nggak datang, ya?" tanya Tya basa basi setelah gelombang tamu berlalu.

Iya, hanya basa basi belaka karena sebenarnya Tya tahu Vhi ada. Tadi siang saat akad, Tya lihat, kok. Kenapa sekarang nggak ada?

Yuga tetap terlihat tampan dan karismatik dalam balutan jas berwarna silver yang dipakainya. Jas pasangan dengan gaun yang Tya pakai saat ini. Ini gaun kedua. Masih ada satu gaun lagi sebelum rangkaian resepsi ini berakhir.

Namun, setampan-tampannya Yuga, tetap saja wajahnya datar dan lurus tanpa ekspresi. Itu yang membuat MUA dan fotografer dari tadi gemas luar biasa. Sekali dua kali tidak senyum dan tanpa ekspresi, sih bagus. Namun, kalau sepanjang acara begini, ya repot juga nanti tukang editnya.

"Nggak tau. Kenapa kamu malah nyari cowok lain di hari pernikahan kamu? Kamu mengharap Vhi yang berdiri di sini nemenin kamu alih-alih saya? Udah mau dilanggar aja kontraknya?" Yuga terdengar kesal.

Tya menghela napas dalam. Mau dicueki, tapi ada tuduhan di dalam kalimat Yuga. Mau ditanggapi, tapi nanti jadi berantem. Serba salah! Pada akhirnya, Tya tidak menjawab dan memilih diam saja melanjutkan rangkaian prosesi resepsi pernikahan mereka yang mewah ini.

Nenek dan mami mertuanya beberapa kali menghampiri dan merangkulnya di sela-sela acara, terlihat wajah mereka yang bahagia. Dibandingkan hari-hari biasa, sebenarnya hari ini Yuga lumayan banyak tersenyum. Tya sampai hampir terlena dan mengira bahwa pernikahan mereka ini adalah pernikahan betulan.

Terpaksa Menikahi Si Gendut (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang