🍓59. main yuk🍓

1K 64 3
                                    

Malam ini kelimanya sudah berada di resort milik Ahbi. Mereka duduk di depan resort dan sibuk dengan barbeque malam. Tya dan Disha diminta duduk saja sementara para pria menyiapkan segalanya.

Tya sejak tadi sibuk mengambil gambar. Ini adalah pertama kali ia datang ke Bali dan mungkin saja ia terlihat kampungan dengan terus mengambil gambar. Hanya saja ia tak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain.

Disha menatap pada Tya. "Enak ya punya hubungan yang direstuin?" tanyanya tiba-tiba.

tya melirik pada Disha sedikit bingung dengan apa yang dikatakan oleg gadis yang kini duduk dihadapannya itu. "Maksudnya gimana Mbak?"

Disha sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Tya. "ya, enak aja kamu sama Mas Yuga. Kayaknya hubungan kalian lancar banget. Kenal sebentar, langsung ke pernikahan. Jarang banget kan ada hubungan selancar itu?" tanya Disha lagi, yang sebenarnya apa yang ia katakan itu ada;ah sebuah bentuk kecemburuan.

"ya, syukur aja mbak. Kenal, coba saling ngobrol, cocok dan nikah. Meski awalnya semua karena nenek yang mau Mas Yuga nikah sama cewek gemuk sama aku," kata Tya, ia jelas tak mungkin membongkar apa yang terjadi sesungguhnya pada Disha.

"Malam pertama kalian gimana? Seru?" Disha bertanya setelahnya ia meneguk segelas kola yang ada di tangannya.

"Enggak perlu dibicarakan kan Mbak? Lagian ini kan bukan hal yang pantas untuk dibahas sama orang lain." Tya ngeles, sebenarnya ya memang belum terjadi apa -apa diantara dirinya dan Yuga yang tentu saja karena kontrak kesepakatan yang terjadi diantara keduanya. 

Disha menarik tubuhnya mundur, kemudian menyilangkan tangannya ke depan dada. "kaku banget kamu Ty, aku ini kan sepupunya Mas Yuga santai aja lah."

Tya hanya tersenyum. Jujur tidak nyaman dengan pembicaraan yang diajukan oleh Disha yang menurutnya terlalu berani. Sementara itu Vhi dan Yuga sama-sama memerhatikan Tya. Vhi jelas tau kalau Tya merasa tak nyaman saat ia bersama Disha.

"Mas Ahbi kapan rencana nikah sama Disha?" tanya Vhi kemudian mencoba menghapus kesunyian diantara mereka bertiga, yang sibuk dengan capit dan bakaran mereka masing-masing sejak tadi.

"Ah, aku maunya secepatnya. Cuma kemarin, Disha masih enggak mau karena setelah nikah aku ajak dia tinggal di Singapur atau Malaysia. Akhirnya aku ngalah untuk tinggal di sini. Dia enggak mau kalau tinggal jauh dari Indonesia," jawab Ahbi.

Vhi melirik ke arah sang kakak, mencoba membaca reaksi Yuga. Kali ini Yuga benar-benar tak peduli. Ia sibuk dengan daging miliknya. Setelah selesai, Yuga berjalan menghampiri Tya. Ia duduk di samping sang istri.

"Ini makan dulu," kata Yuga sambil menyuapi Tya.

"Ulu, ulu manjanya." Disha berkomentar atas rasa cemburu yang ia rasakan.

"Minta suapin sana sama Ahbi kan ada di sini." Yuga menanggapi, sambil juga menyantap daging miliknya dari sumpit yang ia gunakan untuk menyuapi Tya.

Disha semakin panas, ia tau kalau Yuga biasanya paling tidak mau jika menggunakan alat makan yang sama dengan siapapun. Tapi kini ia bahkan menyantap dari sumpit bekas Tya.

"Sejak kapan kamu makan satu alat makan sama orang?" tanya Disha dengan senyum yang sudah memudar dari bibirnya.

"Sejak punya istri." Yuga menjawab sambil kembali menyuapi Tya. Sementara Tya menghapus noda makanan pada bibir Yuga, refleks. Namun apa yang dilakukan oleh Tya membuat Yuga tersenyum.

"Suapin aku juga," pinta Disha. Ia tak mau tau lagi yang penting saat ini ia ingin validasi dari Yuga.

Yuga hanya melirik dan memutuskan kembali menyuapi Tya. "Sama Ahbi, dia kan calon suami."

Tya menatap Yuga dalam hati jelas mengetahui kalau permintaan Dsha itu karena ia cemburu. "Udah buat kamu aja mas,' kata Tya.

"Enggak enak y? Kepedesan atau gimana? Biar aku bakarin buat kamu lagi." Yuga bertanya karena takut kalau penolakan Tya karena makanan yang kurang enak.

"Enggak kok Mas."

"yaudah makan, kamu terakhir makan siang tadi."

Disha terkekeh kecil menyaksikan apa yang terjadi di hadapannya. Ia masih sangat menyayangi Yuga jadi luka yang ia rasakan saat melihat kemesraan keduanya cukup dalam.

Vhi  duduk diantara Tya dan Disha, sementara Ahbi di pinggir di samping Disha. Ahbi mencoba menyuapi Disha yang menolak disuapi ia memilih menyantap sendiri.

"Aku suapi sini biar romantis kaya mas yuga sama Tya," kata Ahbi sambil kembali mencoba menyuapi Disha.

Disha menolak, "Aku bisa sendiri Bi."

Vhi melirik ke sana dan ke sini membaca situasi. Dalam hal ini Abhi sepertinya yang paling patut dikasihani karena ia sama sekali tak mengetahui tentang apa yang terjadi antara Disha dan Yuga.

"nanti malam gue kasian banget tidur sendirian," gumam Vhi.

"Ya cari pacar lah sana. Gue sebagai cewek mengakui kalau lo itu ganteng jadi pasti akan banyak cewek yang ngantri mau sama lo," kata Disha pada Vhi.

"Iya yang suka sama gue sih banyak," jawab Vhi, pria itu kemudian menyantap daging miliknya dengan suapan besar.

Tya dengan sigap mengambil botol air mineral, ia tau Vhi tak bisa makan terlalu banyak. Ia pasti tersedak. "Ini," kata Tya dan tepat setelahnya Vhi benar- benar batuk karena makan terlalu banyak.

Vhi menerima minuman dari Tya dan segera meneguknya. Yuga cemburu, melihat Tya ang begitu perhatian dan bisa mengerti kebiasaan sang adik yang bahkan tak ia ketahui.

"Perhatian banget sih Ty?' tanya Ahbi.

"iya Mas, soalnya aku tau Vhi itu enggak bisa makan dalam suapan banyak." Tya menjawab sambil menutup botol air mineral yang diberikan kembali Vhi pada Tya.

Disha melirik pada Yuga ia tau Yuga cemburu dan itu membuat ia lebih cemburu lagi. "Vhi itu udah klik banget sama Tya ya?" tanya Disha memanas-manasi.

"Udah temenan dai SMP Mbak," jawab Tya.

"Sweet banget kan?" tanya Vhi sambil mendekatkan wajahnya pad Tya.

"Kenapa enggak jadian aja sih?" Disha bertanya lagi.

Vhi melirik Tya kemdian Yuga, setelahnya menatap pada Disha. "Udah nikah kan sama Mas Yuga. Maunya sih sama Tya, tapi tya-nya enggak mau."

Tya melirik pada Vhi sungguh ia tak menyukai jawaban yang terlontar dari bibir Vhi. Membuat situasi semakin tak mengenakkan untuknya.

"Owh, jadi Tya ini rebutan Mas Yuga sama Vhi?" tanya Ahbi lagi.

Yuga tersenyum, menatap Tya kemudian mengecup tangan sang istri. "Iya tapi saya yang berhasil dapatin Tya." Yuga mengatakan penuh percaya diri.

Tya rasanya ingin pergi saja dari sini, kemanapun. Asal tak bersama kedua kakak beradik yang menyebalkan ini. Situasi yang ia harapkan akan menyenangkan, nyatanya tak menyenangkan seperti harapannya.

"Kita main yuk?' ajak Ahbi.

"Main apa?" tanya Vhi, Tya dan Disha kompak.

"Truth or dare," jawab Ahbi.

Terpaksa Menikahi Si Gendut (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang