🍓44. Tya curiga Mas?🍓

1.6K 148 15
                                    

Tya terbangun pagi ini dengan kondisi tubuh yang kurang fit. Biasanya saat kurang enak badan ada kakak laki-lakinya yang menemani. Bumi selalu tahu jika adiknya itu tak enak badan, karena setiap pulang bekerja dia menyempatkan diri untuk mengecek suhu tubuh Tya. Jadi setiap bangun tidur sudah tersaji teh manis hangat juga dengan bubur ayam.

Kali ini dia sendiri, di apartemen yang bahkan baru kali ini dia tinggali. Kemudian berjalan menuju dapur rasanya akan enak Jika ia membuat teh manis hangat. Tya berpikir kalau kondisinya saat ini benar-benar menyedihkan.

Dia tidak ingin menyalahkan atau merasa sedih dalam situasi seperti ini. Karena memang pernikahan ini juga atas persetujuannya. Saat sedang membuat teh, pintu terbuka. Tya menoleh, bisa terlihat seseorang yang masuk dari tempatnya berdiri. Dan itu adalah Yuga. Pria itu juga menatap ke arah dapur, kemudian berjalan menuju dapur.

"Kamu udah bangun?"

Tya mencoba untuk tersenyum diantara rasa getir yang dia rasakan. "Udah. Kamu mau makan sesuatu Mas?"

Yuga terdiam sejenak ada rasa bersalah dalam hatinya. Setidaknya dengan itu membuatnya terlihat lebih sedikit manusiawi. "Kamu mau masak ap?"

"Aku kemarin malam masak nasi, jadi aku mau masak nasi goreng aja, mau?"

Yuga anggukan kepala. "Aku ke kamar mandi dulu mau bersihin badan."

Si pucat berjalan menuju kamar, kemudian duduk di tepi ranjang. Kenapa dia merasa bersalah? Bukankah seharusnya tak perlu merasa seperti itu? karena hubungan ini hanyalah sebatas pernikahan kontrak saja? Bahkan saat semalam berhubungan dengan Disha, sempat terbersit memikirkan istri kontraknya itu.

"Ngapain sih?!" kesalnya.

Selesai mandi Dia kembali ke tempat tidur dan duduk di sana sambil memainkan ponsel. Melihat pesan dari Disha, segera saja dibaca.

Disha:
Tya curiga Mas?

Yuga:
Enggak dia biasa aja.

Disha:
Hmm, dia enggak sayang kamu.
Buktinya diem aja kamu keluar malam sampai pagi.

Kini ada perasaan tak suka ketika Disha mengatakan hal seperti itu pada tya. Yuga kemudian memilih untuk kembali meletakkan ponsel ke tempat tidur. Kemudian melangkahkan kaki menuju ruang makan aroma nasi goreng buatan Tya tercium, menggugah selera makannya pagi ini.

Biasanya istrinya terlihat begitu sumringah. Tya paling suka tersenyum dan kini wajahnya datar sama sekali tanpa ekspresi.

"Tya?" Yuga menyapa.

"Ya?"

"Are you okay?"

"Oke kok, emangnya kenapa Mas?"

Benar apa yang dikatakan orang, kalau seorang yang tak pernah marah itu ketika sekali terlihat marah akan sangat menyeramkan. Dan kini Yuga hanya terdiam. Saat Tya selesai menyajikan nasi goreng ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Yuga.

Yuga bisa melihat mata yang bengkak dan juga kantung mata menghitam akibat kurang beristirahat. Apa semalam dia menangis? Apa semalam gak bisa tidur karena nungguin aku? Pertanyaan seperti itu berputar di dalam benaknya. Tapi kemudian ia coba membantah lagi.

Enggak, enggak. Ngapain dia nungguin aku tanda tanya ngapain juga dia nangis karena aku tinggalin? Pertanyaan yang Terus dijawab oleh penolakan oleh Yuga.

"Gimana kalau habis nikah kamu nggak usah kerja aja?"

"Nggak mau." Tya menjawab singkat, itu buat Yuga telan saliva.

Terpaksa Menikahi Si Gendut (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang