🍓54🍓

1.2K 139 12
                                    

🍓🍓mau membaca lebih cepat, bisa ke karyakarsa ya.🍓🍓

***

"Mas Yuga?"

"Kita kembali ke hotel, ada yang harus saya omongin."

Tya malas, ia segera menutup pintu kembali. Kesal dan marah atas kelakuan Yuga tadi. Merasa ia direndahkan dan juga dilecehkan. Sementara itu Yuga terus mengetuk pintu, agar Tya mau membukakan pintu. Yuga ingin Tya kembali ke hotel bersamanya.

***

Vhi berjalan cepat setelah  keluar dari pintu kedatangan. Ia bahkan tak membawa apapun selain dompet dan ponsel. Lalu segera menaiki taksi menuju hotel, menemui Tya.

Perjalanan berlangsung cukup singkat karena jalan yang lancar dan jarak yang cukup dekat. Setelah sampai di hotel, ia pun mempercepat langkah menuju kamar Tya. Langkah Vhi terhenti ketika ia melihat sang kakak yang berdiri tepat di depan pintu.

Yuga sejak tadi berdiri menunggu, sudah hampir dua jam dia berdiri di sana, pantang menyerah. Yuga ingin Tya tau kalau ia bersungguh-sungguh untuk meminta maaf. Yuga menoleh, dia bisa melihat langkah sang adik yang terhenti, tatapan mereka saling beradu.

Vhi berjalan mendekati sang kakak dengan tatapan kesal. Ia marah karena tahu, Yuga pasti melakukan sesuatu yang menyebalkan, hingga membuat gadis yang ia suka yang menjadi sedih.

"Mas Yuga ngapain ke sini?" Vhi bertanya setelah ia berada tepat di hadapan sang kakak.

"Kenapa kamu pakai tanya? Seharusnya kamu tahu, kalau aku ke sini mau jemput istri aku. Emangnya buat apa lagi?" Yuga ketus, tak suka dengan kelakuan Vhi. Harusnya, sang adik tidak bersikap demikian. Membawan Tya sembunyi jauh darinya.

Vhi tertawa kecil, dia tahu sama kakak pasti melakukan kesalahan. Dan saat ini menurutnya, Yuga bersikap seolah tidak bersalah. "Lo pasti lakuin sesuatu yang udah bikin Tya kesel dan marah banget. Gue nggak tahu apa, tapi Tya itu orangnya pemaaf. Dan ketika dia marah sampai  begini, udah pasti kesalahan Mas Yuga cukup besar dan menyakiti perasaannya dia."

Vhi sangat mengenal Tya. Hingga ia tau, apa yang terjadi pada Tya adalah karena kesalahan yang dibuat oleh Yuga. Tya itu pemaaf sekali, jadi rasanya jika Yuga tak melakukan kesalahan besar, tak mungkin Tya marah seperti ini.

"Tya tau hubungan Lo sama Disha?" Terka Vhi.

Mata Yuga terbelalak, ia tak menyangka kalau vhi mengetahui apa yang terjadi diantara dirinya dan Disha. "Maksud kamu apa?"

"Mas Yuga pikir, aku nggak tahu hubungan kalian berdua? Aku ini bukan anak kecil yang bisa dibodoh-bodohin. Aku bisa ngelihat dengan jelas, hubungan yang terjadi di antara kalian berdua. Ya,  meski kalian berusaha keras buat nutupin itu." Vhi mengatakan itu sambil menatap sang kakak dengan tatapan menyelidik. Dia ingin mengetahui, apakah hubungan keduanya masih berlangsung atau sudah berakhir saat ini.

Yuga terdiam.  Jujur saja ia takut kalau Vhi memberitahu itu kepada Tya. Dia takut hubungannya dengan sang istri malah semakin buruk.

"Saya sama dia, udah nggak ada hubungan apa-apa. Kami udah selesai, dan kamu tahu kan kalau Disha itu sudah punya Ahbi? Dan mereka juga sudah memutuskan akan menikah." Yuga menekankan kepada Vhi agar tak salah paham.

Vhi terkekeh kecil. "Terakhir kali dia ke Jakarta, itu nunjukin kalau hubungan kalian  belum berakhir Mas. Aku tahu kok, aku ngerti, aku bisa ngebaca apa yang terjadi di antara kalian berdua. Dan parahnya, kamu masih ngehubungin dia di saat  sudah menikah. Seharusnya,  kalau emang kamu nggak ada perasaan sama dia, nggak perlu nikah sama Tya. Ceraikan Tya Mas, biar aku yang jaga dia."

"Jangan bercanda kamu! Saya nggak akan ceraikan dia. Dan hubungan saya juga sudah selesai. Vhi, kamu nggak berhak untuk bicara kayak gitu ke saya, saya ini kakak kamu."

Vhi terkekeh, dia benar-benar tak mengerti kenapa sang kakak menjadi keras kepala untuk mempertahankan Tya. "Kalau begitu, mumpung kita lagi ada di Bali nih. Gimana, kalau kamu coba hubungin Disha dan kita buat acara sama-sama?"

Yuga terdiam, Dia kemudian menelan saliva. Hubungan diantara keduanya memang sudah berakhir, tapi masih ada fair di antara keduanya. Seperti sebuah ikatan yang sulit sekali untuk dilepaskan. Yuga berniat keras untuk melepaskan Disha, tetapi belum saatnya untuk bicara langsung pada Disha.

"Gimana?" Vhi menekankan.  Pria dengan suara bariton itu, ingin memastikan sendiri bagaimana sebenarnya hubungan diantara Yuga dan juga Disha sampai saat ini.

"Oke, itu sama sekali bukan masalah. Saya nggak takut sama permintaan kamu. Sekarang yang paling penting, saya mau ketemu sama istri saya. Ada hal yang harus kami bicarakan berdua."

"Oke deal, kamu harus hubungi Disha." Vhi menekankan lagi.

Yuga mengangguk, "Saya mau bicara sama Tya."

Vhi menuju pintu, dia kemudian mengetuk.  "Ty, ini gue."

Tentu saja suara bariton dari Vhi terdengar sangat jelas. Dan tak lama pintu itu terbuka, menunjukkan sosok Tya. Sejujurnya Tya masih sedikit terkejut, karena dia melihat Yuga yang masih berada di sana.

"Kita kembali ke hotel yuk? Kita harus bicara berdua. Ada hal yang harus saya bilang ke kamu, dan saya jelaskan." Yuga berkata dengan sangat lembut. Dia ingin memberikan keyakinan kepada sang istri, kalau ia tak akan melakukan kesalahan dengan bersikap semena-mena seperti tadi.

Tya menatap pada Vhi. Jujur saja melihat Vhi membuat rasa takutnya sedikit menghilang.

"Lo boleh memilih." Vhi berkata lagi.

"Kamu nggak bisa memilih. Pilihan kamu hanya aku, karena aku suami kamu." Yuga menekankan.

Vhi jengah lalu memutar bola matanya atas sikap sang kakak. Meskipun mau tidak, mau dia mengakui kalau apa yang dikatakan oleh Yuga itu benar.

"Lo boleh balik sama Mas Yuga, gue akan stay di sini. Soalnya mas Yuga udah nyiapin acara yang paling nyenangin buat kita." Vhi melirik ke arah Yuga.

Yuga tau arah pembicaraan Vhi. Ini tentang Disha, memikirkannya saja sudah membuat kepalanya sakit. Dan dia tahu kalau adik sepupunya itu tidak pernah mau diputuskan.

"Kita balik ke hotel ya Ty?"

Tua terdiam, masih kesal dan membayangkan apa yang Yuga akan lakukan lagi padanya. "Lo di sini Vhi?" tanya Tya.

"Gue stay, hmm?" Vhi meyakinkan lagi. Sambil mengacak rambut Tya sambil tersenyum.

Tya akhirnya kembali bersama Yuga. Tentu saja, karena mau tidak mau Yuga adalah suaminya. Dan ia tidak bisa menolak permintaan suaminya, apalagi di depan Vhi.

Tya duduk di tempat tidur, Yuga duduk di kursi yang ia dekatkan dengan Tya. Belum ada kata-kata yang terucap karena Yuga juga harus menyusun kata-kata di dalam pikirannya.

"Saya minta maaf. Saya tahu memang salah. Tapi apa yang saya lakukan itu, untuk membuktikan sesuatu. Dan saya minta maaf karena udah bersikap kurang ajar ke kamu. Saya sama sekali nggak bermaksud untuk ngerendahin kamu kok. Hmm?"

"Terus maksud kamu apa Mas?"

"Ty saya ...."

Terpaksa Menikahi Si Gendut (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang