🍓58. bertemu disha🍓

1.2K 135 31
                                    

Ketiganya kini berada di dalam mobil perjalanan menuju resto milik Disha. Vhi duduk di depan bersama Yuga dan Tya duduk sendiri di kursi belakang. Vhi hari ini sengaja menyewa mobil sport dengan atap terbuka.

"Tercapai Ty?" Vhi bertanya sambil menatap Tya dari kaca dashboard.

Tya anggukan kepala sambil tersenyum. Hal itu jelas membuat Yuga merasa bingung dan cemburu. Ia tak tau apa-apa. Alasan mengapa Vhi bertanya dan tya terlihat begitu senang. Kini itu menjadi hal yang menyebalkan untuk Yuga.

"Apa sih?" tanya pria itu.

Vhi melirik Yuga. "Enggak tau ya?"

Yuga berdecak dengar pertanyaan meremehkan yang terlontar dari bibir Vhi.

"Aku dulu punya kemauan Mas, aku mau jalan-jalan di pinggir pantai pakai mobil sport terbuka. Tapi itu udah lama banget, aku aja hampir enggak inget lagi." Tya menjawab pertanyaan Yuga. Ia juga ingin menjaga perasaan Yuga.

"Waktu lo SMP deh kayaknya ya?" tanya Vhi.

"Iya SMP. Udah lama banget, lo masih inget aja." Tya menimpali.

Vhi hanya tersenyum, tentu saja ia ingat semua tentang Tya. Vhi memang ingin menunjukkan kalau Tya begitu penting untuknya.

Yuga jadi semakin ketar-ketir, apalagi ia tau kalau Tya menyukai Vhi dan juga sebaliknya Vhi. Vhi hanya belum mengetahui saja apa yang sebenarnya Tya rasakan. Yuga juga bisa merasakan bagaimana tulusnya sang adik mencintai sang istri.

hanya saja Yuga tak mungkin mengalah dalam memperebutkan hati Tya. Apalagi mereka berdua sudah menikah dan status Yuga jelas lebih tinggi dibandingkan Vhi. Yuga merasa lebih berhak dibandingkan snag adik.

"Disha ngajak kita nginep  di resortnya Ahbi." Vhi memberitahu sang kakak.

Yuga melirik ke arah Vhi. "Kamu hubungin dia?"

Vhi anggukan kepala. "Kita mau datang ke restonya, ya gue kabarin duulu lah. Apalagi resto Disha itu rame terus. Gue sengaja pesan tempat, kasian Tya kalau harus berdiri dan nunggu."

Yuga merasa benar juga apa yang dikatakan oleh Vhi. Hanya saja jika memang tak mendapatkan tempat di resto milik Disha, bukankan lebih baik tak datang ke sana dan mencari tempat lain? Itu mau Yuga sih, karena ia takut Disha mengatakan hal yang macam-macam.

Setelahnya tak ada pembicaraan di antara ketiganya. Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam. Vhi ingin membiarkan Tya menikmati perjalanan ini. Gadis yang ia sayangi itu begitu menikmati perjalanannya.

Setelah melalui perjalanan yang cukup singkat mereka sampai di tempat tujuan. Setelah memnarkirkan mobil ketiganya berjalan memasuki restoran milik Disha yang letaknya berada tepat di pinggi pantai. Suasananya juga sangat nyaman, jam dua belas  siang dan tempat itu sudah cukup ramai.

"Udah pada dateng ya?" sapaan terdengar. Itu adalah Disha yang tersenyum sambil berjalan menghampiri ketiganya yang kini berdiri tepat di depan resto.

"Eh baru nyampe nih,' sahut Vhi sambil melirik Yuga.

Yuga dengan cepat menggandeng tangan Tya. Menatap Disha yang kini berdiri dengan pakaian yang ckukup terbuka. Biasanya Yuga cukup kesal dengan itu, tapi kini ia menganggap kalau itu adalah hak Disha sendiri. Ia tak mau terlalu mengekang.

Disha melirik pada Yuga dan Tya, cemburu tentu saja. "Hmm, digandeng aja Mas," kata Disha kemudian menyalami Yuga. Berniat untuk mencium pipi Yuga, hanya saja Yuga menjauhkan tubuhnya.

"Takut kabur," sahut Yuga mencoba mencairkan suasana.

"Ayo masuk, aku udah siapin tempat di lantai dua. Tempat paling favorit, viewnya itu langsung ke laut." Disha segera mengajak tamu-tamunya untuk masuk ke dalam.

"Ahbi ada?" tanya Yuga yang merasa jika lebih baik ada Ahbi di sini.

"Iya ada kok, lagi ke belakang tadi Mas Ahbi." Disha menjawab terdengar sedikit tidak suka. Tentu saja, dia tidak pernah suka jika Yuga membahas tentang kekasihnya.

"Loh, Ahbi enggak balik ke Singapur?" tanya Vhi.

"Enggak, di sana udah di handle sama temennya.  Dia mau stay di sini, ngurus bisnis yang di sini," jawab Disha kemudian langkahnya terhenti di sebuah meja yang memang sudah di siapkan.

"Bagus dong kalau gitu jadi bisa stay nemenin lo," kata Vhi lagi.

"Iya, emang tujuannya gitu sih. Dan kita kan memang mau nikah," jawab Disha.

Yuga terlihat biasa saja sementara Tya melirik ke arah sang suami. Karena Tya tahu kalau juga memiliki hubungan dengan Disha. Jadi merasa penasaran dengan reaksi yang akan diberikan.

"Ayo, silakan duduk dulu ya. Aku ke belakang dulu, tadi udah bilang sih sama staf buat nyiapin makanan, sekarang aku mau coba kroscek lagi." Disha kemudian meninggalkan para tamunya untuk menuju dapur titik dia ingin memastikan kalau semua yang sudah dipersiapkan tadi siap tepat waktu.

Tya duduk di samping Yuga; Vhi duduk di kursi yang berseberangan dengan sahabatnya itu.

"Wah bagus banget pemandangannya!" Tya senang karena ia berada di sini hari ini. Apalagi restoran, dan juga pemandangan yang tersaji sangat indah. Tak lupa dia mengambil ponsel untuk mengabadikan tempat ini.

"Bagus kan? Makanya gua minta Mas Yuga buat datang ke sini. Karena Gue tahu lo pasti suka." Vhi mengatasi itu pada Tya.

Yuga jadi merengut setelah mendengar apa yang dikatakan oleh sang adik. Dia merasa tidak mengetahui apapun tentang sang istri.

"Tapi, hotel yang kemarin dipesan Mas Yuga juga bagus kok."

Yuga tersenyum senang karena merasa dihargai. "Kamu suka kan nginep di sana?"

"Suka Mas," sahut Tya.

"Eh, foto dulu dong." Vhi mengajak keduanya untuk berfoto bersama.

Ketiganya kemudian mengambil foto, terlihat bahagia sekali bisa menghabiskan waktu bersama-sama. Sebenarnya kedua pria itu senang karena ada Tya di sana bukan karena hal lain.

"Mas Yuga," sapa Ahbi.

"Eh Ahbi."

Ahbi mengajak ketika orang itu untuk bersalaman. Dia kemudian duduk di kursi yang berada di samping Vhi.

"Maaf, aku baru sempat nemuin. Habis cek resort yang ada nggak jauh dari sini. Gimana Kalau malam ini nginep di sana? Kita malam ini bisa barbeque- an, party kecil-kecilan lah. Aku nanti bisa minta tolong karyawanku untuk nyiapin semua." Ahbi menawarkan karena dia merasa akan menyenangkan jika mereka bertiga menginap bersama di resort miliknya.

"Gue sih setuju aja,  tergantung gimana Mas Yuga." Vhi menjawab pertanyaan Ahbi.

Yuga melirik pada Tya mencoba mencari jawaban dari sang istri. Yuga juga takut kalau Tya merasa tidak nyaman dengan itu. Tya menganggukkan kepala, dia merasa ini bukan masalah besar.

"Tya kayaknya oke," kata Ahbi lagi bersemangat.

"Oke kalau gitu." Yuga menjawab.

Keempat orang itu kemudian mengobrol ringan. Pembahasan mengenai Bali, dan cukup akrab. Tak lama Disha datang bersama para staf yang membawa makanan. Semua disajikan dengan spesial untuk menjamu para tamu-tamunya.

"Silahkan dimakan ya. Kayaknya seru banget sih? Lagi pada ngomongin apa nih?" tanya Disha.

"Aku coba ngajak semua buat nginep di resort malam ini." Ahbi menjawab pertanyaan kekasihnya.

"Terus mas Yuga mau?" Disha hanya karena dia tahu, kalau sang kakak sepupu tidak mau diajak tadi.

"Mau," jawab Ahbi.

Disha melirik Yuga penuh arti. "Ah, bagus dong."

Terpaksa Menikahi Si Gendut (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang