🍓38. Bayar🍓

1.4K 163 16
                                    

Shock masih menguasai Tya sehingga dia bisa dengan mudahnya digiring pergi oleh Yuga. Dia belum bereaksi saat didudukkan di kursi penumpang mobil Yuga dan dipasangkan sabuk pengaman oleh pria itu. Tya tergagap sadar saat merasakan gedoran di kaca sampingnya.

"Buka! Buka, Mas! Jangan bawa Tya! Mas Yuga buka!" Suara Vhi yang marah terdengar sayup-sayup dari luar mobil. Tangan pria itu menggedor kaca dengan ekspresi wajah yang membuat Tya sedikit takut karena terlalu mengerikan. Dia belum pernah melihat Vhi semarah ini sebelumnya.

Tya menoleh pada Yuga dan membuka mulutnya untuk berkata sesuatu. Namun, sebelum ada satu suku kata pun yang terucap, Yuga sudah melajukan mobilnya menjauh dari rumah Tya, meninggalkan Vhi yang awalnya masih mengejar mobil mereka seperti orang gila. Sungguh, Tya tak habis pikir. Kenapa hidupnya jadi drama begini. Saat menoleh ke samping, wajah Yuga bahkan tetap terlihat datar seperti biasanya tanpa ada terlihat emosi menghiasi.

Ini serius nggak ada perasaan gimana-gimana abis ninggalin adeknya begitu? Tya membatin. Tunggu! Ada yang lebih penting yang dia lupakan!

Tya menyodorkan tangannya pada Yuga, membuat pria itu melirik sekilas tanpa ekspresi. Sebenarnya, banyak sekali yang ingin dia bilang pada pria ini, tapi tunggu sebentar. Biarkan jantungnya sedikit memelan, karena saat ini, organ tervital dalam tubuhnya itu sedang bekerja luar biasa keras sampai dadanya jadi terasa sakit.

"Kamu ngapain?" Yuga nertanya penasaran sambil menatap Tya dengan mengerenyitkan kening.

"Bayar denda Pak Yuga. Pak Yuga udah melanggar kontrak kita."

Yuga memalingkan wajahnya dari Tya. "Nggak dihitung, itu kan tadi bagian dari sandiwara. Di depan orang lain, kita 'kan harus terlihat akrab dan mesra. Salah satunya seperti itu."

Enak saja! Berarti ada kemungkinan gue disosor-sosor lagi, dong, abis ini?  Protes Tya dalam hati.

Tentu saja Tya tak terima! Meskipun dia sempat ngefreeze dan melayang, sedikit tadi, tapi barusan itu ciuman pertamanya! Diambil oleh Yuga, calon suaminya, tanpa ada persiapan apa pun! Untung saja Tya tadi ingat untuk gosok gigi, jadi, tidak menggangu kegiatan tabrakan bibir tadi.....

Tya menggeleng keras. Bisa-bisanya dia terpikir hal itu sekarang ini. "Nggak ada alasan, dong. Namanya melanggar ya tetap harus bayar!" Tya kembali menggoyang telapak tangannya yang menghadap ke atas. "Lagian ngapain sih, pake cium-cium segala, nggak pake aba-aba lagi," tambah Tya pelan.

Yuga menoleh karena tak bisa mendengar jelas apa yang digumamkan Tya. "Itu cuma pura-pura, kamu jangan mikir aneh-aneh, Tya."

"Tau, Pak. Makanya sini, bayar. Buruan!" Tya kembali ketus. Itu adalah cara ampuh untuk menutupi apa yang sebenarnya sedang dirasakannya.

Ada desir aneh dan menyebalkan di hatinya saat mendengar Yuga bilang kalau itu semua hanya pura-pura. Kepalanya sadar, bahwa apa yang dikatakan Yuga benar adanya, tapi tetap saja hatinya ... begitulah. Tya buru-buru mengenyahkan perasaan tak nyaman itu.

"Iya-iya. Sini, saya transfer." Akhirnya Yuga mengalah. Tya memang bukan orang yang mudah mengalah, bahkan, perempuan itu sama keras kepalanya dengan Yuga. Kalau dilanjutkan, mereka hanya akan terus debat kusir saja.

Saat mobil berhenti di lampu merah, Yuga mengeluarkan ponsel dan mengutak atiknya sebentar. Lalu, dia memperlihatkan layarnya pada Tya. "Nih, sudah."

Terpaksa Menikahi Si Gendut (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang