p r o l o g

7.6K 545 27
                                    

Elegan. Begitulah kesan pertama ketika Shon Wendy memasuki aula dari salah satu fakultas terbaik Konkuk University. Dia memberi applause kepada tim dekorasi yang telah menghias sedemikian apiknya, memberi sebuah kesan menakjubkan di mata wanita cantik dalam balutan gaun putih dengan motif bunga-bunga ini.

Lima menit berlalu. Kini, Wendy tengah menunggu di sebuah ruangan yang khusus diperuntukan untuk para tamu undangan. Ah, disini Shon Wendy bukan sebagai tamu biasa saja. Tetapi dia mendapat kepercaya menjadi salah satu pembicara pada event tahunan tersebut.

Ini merupakan kali pertama bagi Wendy. Maka dari itu, si cantik terlihat sangat nervous dan tak hentinya menunjukkan gestur bahwa dirinya gelisah. Oohh ayolaaah, bagaimana kalau Wendy salah berbicara di hadapan para audience nanti?

Dari posisinya, Shon Wendy kemudian melirik sekitar. Selain dia disana, ada juga pembicara yang lain. Mungkin sampai tiga orang jumlahnya. Yang Wendy tahu hanya Bae Irene yang merupakan selebgram cantik yang sukses dengan bisnis makanannya. Serta Min Suga, pemilik Production House yang pernah ia dengar dari teman dekatnya. Dan dengar-dengar, pria bernama Suga itu adalah pria yang sombong dan juga jauh dari kata ramah. Serta satu orang perempuan tinggi semampai dan menggunakan dress biru laut tak kalah cantiknya dari Wendy dan juga Irene. Dilihat dari banner sih, dia bernama Kim Sowon.

Tanpa diduga, pria berkulit putih pucat itu melirik juga ke arahnya, ke arah Wendy dan memberikan senyum tipis. Hah! Bagaimana bisa?? Bukankah Kang Seulgi pernah bilang bahwa Suga itu adalah orang paling sombong sedunia?! Tapi..., barusan pria itu melempar senyum padanya, kan?

Saat tiba waktunya mereka dipanggil ke stage secara bersamaan. Suga juga melemparkan senyum lagi kepadanya. Pun ketika mereka duduk di atas sofa yang disediakan diatas stage, Suga duduk di sebelahnya. Wendy tidak tahu kenapa, tiba-tiba pria itu melepas blazer yang melapisi kaus hitamnya dan dia menyampirkannya ke paha Wendy yang terbuka. Tanpa berkata apa-apa.

Pipinya mendadak panas sebab pembicara yang lain jadi melirik ke arah keduanya, menyaksikan perlakuan cukup manis seperti itu secara langsung. Gaun Wendy memang di atas lutut namun menurutnya masih baik-baik saja jika dalam posisi duduk.

Ketika giliran Wendy maju sebagai pengisi acara untuk berbagi pengalamannya dengan para mahasiswa, memang cukup menegangkan pada awalnya namun gadis Shon itu bisa menyamankan diri dengan cepat. Bukan hanya perasaan Wendy saja tapi benar lelaki bermarga Min yang sedang duduk itu memperhatikan lekat dirinya, apalagi ketika Wendy berbalik untuk mengarahkan laser pada slide di layar besar proyektor, padangan keduanya sempat bertemu dan lagi-lagi Suga melempar senyum.

Giliran Min Suga yang menyampaikan materi sebagai seorang owner bisnis mandiri yang telah meraih kesuksesan di usianya yang masih muda. Ketika sesi ini, gantian Wendy yang sekarang memperhatihannya lekat. Entahlah, ada daya tarik yang begitu kuat hingga rasanya bisa rugi besar bila menoleh sebentar saja.

Suga kelihatan tampan sekali. Apalagi saat ia berbicara di depan umum dengan tangan yang memegang microphone. Wendy dapat melihat urat-urat di atas punggung tangannya yang putih bersih. Dan jangan lupakan bagaimana bibirnya bergerak, mata sipitnya memandang ke segala arah secara bergantian, dan pipinya yang putih bagaikan squishy. Wendy merasakan dirinya menghangat hanya dengan memandang pria keren dan tampan itu. Pikiran kotor sempat singgah sebentar di otaknya, membayangkan kalau dia dirangkul dengan mesra oleh lengan Suga dan pipinya dikecup manis bibir tipisnya itu.

Wendy terlalu larut dalam bayangannya tentang Suga sampai tak sadar bahwa mereka sudah sampai pada sesi tanya jawab. Beberapa orang bertanya kepada mereka berempat sebagai narasumber. Dan puji Tuhan, Wendy dapat menjawab dan berbagi ilmu dengan baik.

Begitu dia hendak turun dari atas panggung, Min Suga yang berjalan di depannya dan telah lebih dahulu menginjakan kaki di lantai tiba-tiba mengulurkan tangan, membantu Wendy untuk turun dari atas panggung yang lumayan tinggi.

Lagi dan lagi, pipi Wendy merona malu. Hangat dan memerah. Dia dapat merasakan bisikan Suga di telinganya.

"Kamu cantik, Wendy. Hati-hati."

Suga mengucapkannya dengan nada yang begitu rendah. Membuat Wendy lagi-lagi merasakan dirinya hangat dan bergetar.

Gadis cantik nan manis itu memberikan senyum semanis madu. Selama beberapa detik, senyum itu bertahan. Tautan mata mereka tak terlepas.

"Suga, boleh aku minta kartu nama kamu?"

"Suga, boleh aku minta kartu nama kamu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[M] La Amante - wendy x sugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang