Mata Adora masih fokus menatap lamun pada layar monitor berukuran 27 inch. Lagi-lagi air matanya tidak dia tahan karena Adora memang sedang rapuh sekarang.
Entah sudah kali ke berapa gadis itu menyaksikan ulang sebuah video melalui layar komputernya. Di sana menampilkan kenangannya bersama dengan Yoon Dowoon, si mantan pacar.
Jelas saja. Adora sedang merasakan penyesalan. Dia meratapi kisah percintaannya yang sudah kandas.
Hati Adora masih sangat sakit bila mengingat Dowoon memutuskan hubungan diantara mereka. Dia bersungguh-sungguh meminta pisah, sampai detik ini pun--di hari ke 4, Dowoon tidak kunjung menghubungi Adora. Jangankan menghubungi, panggilan dari Adora saja dia abaikan.
Tante Yoon yang malah menghubungi Adora beberapa waktu lalu. Beliau memastikan kabar yang dia dengar dari anak bungsunya. Tentu saja Adora mau tidak mau mengatakan yang sejujurnya, kecuali alasan inti mereka sampai berpisah. Mantan calon mertuanya itu sangat menyayangkan keputusan yang diambil. Berpisah bukanlah satu-satunya solusi, maka dari itu beliau meminta Adora dan Dowoon untuk saling berbicara kembali.
Sejujurnya, Adora juga tidak ingin berpisah dengan Dowoon. Adora tidak pernah berpikir bahwa semua akan berakhir seperti ini. Dia tidak suka kehilangan. Adora membenci fakta yang kini jelas di hadapanya.
Waktu yang mereka habiskan sebagai sepasang kekasih tidak lah sebentar. Eksistensi Dowoon di hidup Adora begitu lekat sehingga rasanya sangat kosong begitu pria itu menghilang. Banyak hal yang sudah Adora lewati bersama Dowoon. Banyak kenangan bersama Dowoon yang membekas dalam diri Adora dan tidak mungkin bisa hilang begitu saja.
Dowoon telah memilih mundur dan menyerah, membebaskan Adora dari segala tuntutan saat harus berurusan dengan keluarga Yoon.
Adora sangat menyayangi Dowoon. Dia cinta pada pria sombong itu. Pria hampir sempurna yang mau memperjuangkan gadis biasa seperti dirinya.
Sebagai usaha memperbaiki keadaan dia akan mencoba menghubungi Dowoon satu kali lagi. Adora berjanji ini adalah yang terakhir kalinya. Tiba-tiba fokusnya terpecah karena terinterupsi bel. Dilihatnya jam yang kini menunjukan pukul tujuh malam tepat. Hanya Yoon Dowoon yang bertamu di malam hari ke apartemen kecilnya, di jam seperti ini.
Bolehkah Adora berharap? Tentu saja boleh.
Dia menghapus jejak air mata di wajahnya dengan lengan hoodie yang dia gunakan. Senyumnya yang telah lama hilang tiba-tiba mengembang begitu juga harapannya yang membumbung sangat tinggi.
Masih dengan ponsel menempel di daun telinganya. Adora dengan segera mungkin mencapai pintu depan. Sudah hampir 4 hari ini pintu itu tidak pernah terbuka karena Adora memilih mengurung dirinya.
"Hei," sebuah sapaan terlontar begitu pintu terbuka.
Adora tertegun mengetahui siapa tamunya. Tenyata dia. Si bos di tempatnya bekerja, bukan Dowoon. Hatinya mencelos berbarengan dengan suara operator di seberang sambungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] La Amante - wendy x suga
FanfictionShon Wendy memang bodoh tapi tidak setolol Min Suga.