Pintu ruangan Shon Wendy terbuka. Menampilkan seorang perempuan cantik beserta paper bag dengan logo restauran Jepang ternama. Perempuan itu menampilkan senyum manis sebelum dia melangkah mendekat ke arah meja Wendy.
"Ini pesanannya, Kak. Ada yang bisa kubantu lagi?" Tanya gadis itu--Kim Yerim.
Wendy membalas senyum Yerim dengan tak kalah manis. Dia mengambil paper bag tersebut dan mengecek isi di dalamnya.
"Udah cukup, Yerim. Makasih banyak, yaa. Maaf kalo saya terlalu banyak ngerepotin kamu," kata Wendy.
Yerim menggeleng, "noo, kak Wendy nggak ngerepotin aku sama sekali. Kalau butuh sesuatu lagi, Kakak panggil aku ya."
Wendy menganggukan kepalanya.
"Aku ke bawah lagi yaa, Kak," pamit Yerim, "oh iya, Kak Seulgi tadi pamit keluar sebentar. Mau antar Jiyoon ke tempat Papanya."
Untuk kedua kalinya, Wendy kembali menganggukan kepala. Dia membiarkan Yerim meninggalkan ruangannya karena dirinya tahu betul bahwa Yerim juga belum makan siang. Gadis itu baru saja kembali setelah dimintai tolong oleh Seulgi untuk membeli makanan yang dipesan Wendy untuk makan siang kali ini.
"Dek, ayok kita makan," kata Wendy mengelus perutnya sendiri.
Semakin hari, perutnya semakin terlihat membesar. Sebisa mungkin, Wendy ingin menikmati kehamilan ini dengan bahagia. Meskipun jauh di lubuk hatinya, ada rasa sakit dan sedih yang disebabkan oleh seseorang yang harusnya menjadi Ayah dari bayi yang dikandungnya.
Wendy berusaha untuk merelakan. Biarkan saja Suga bahagia dengan jalannya sendiri. Diapun akan bahagia dengan pilihannya.
Perempuan itu sangat bersyukur karena dia dikelilingi oleh orang-orang yang baik. Karenanya, Wendy merasa dia akan menjadi wanita kuat sekalipun dia akan menghidupi anaknya sendirian. Dia yang akan menjamin bahwa anaknya nanti akan mendapatkan fasilitas terbaik. Meskipun tidak punya Ayah, anaknya nanti haruslah tetap berbahagia dan bangga karena memiliki Mama yang kuat seperti Shon Wendy.
Selepas makan siang, Wendy dikejutkan dengan ketukan pintu sebanyak tiga kali.
Dia mengerutkan kening. Merasa bingung karena ada tamu datang di jam makan siang seperti ini. Lagipula, dia sudah berpesan pada pada Nayeon agar setiap tamu yang datang diarahkan untuk bertemu Seulgi saja.
Ketukan pada pintu ruangannya kembali terdengar. Wendy memutuskan untuk bangun dan melihat siapa gerangan yang datang berkunjung. Kedua matanya seketika membola melihat dua orang berdiri di depan ruangannya. Sepasang suami istri yang jelas dia kenal siapa namanya.
"Hoseok?" Kata Wendy kebingungan.
"Hai, Wendy. Lama nggak ketemu," kata Hoseok melempar senyum.
Mau tak mau, Wendy membiarkan Hoseok masuk ke dalam ruangannya. Meskipun sejujurnya tubuh perempuan itu berkeringat dingin. Takut Hoseok menyadari perubahan pada tubuhnya dan berpikir yang tidak-tidak. Meskipun yang akan Hoseok pikirkan nanti adalah sesuatu yang memang sudah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] La Amante - wendy x suga
FanfictionShon Wendy memang bodoh tapi tidak setolol Min Suga.