Kang Seulgi menggendong Park Jiyoon masuk ke dalam gedung kantornya sesaat setelah dia dan anak laki-lakinya itu melambaikan tangan pada Park Jimin. Hari ini kebetulan pria itu ada pekerjaan penting sehingga mau tak mau Jiyoon harus ikut dengan Bundanya--meskipun Jiyoon lebih suka dengan Ayah.
Masih pukul 8 pagi. Selagi menunggu jam kerja dimulai pada pukul 9, Seulgi akan mengisi waktunya untuk menyuapi Jiyoon makan pagi karena di rumah tadi anak itu menolak makan bersama. Sebenarnya sih, sebagai wujud protes karena dia akan ditinggal oleh Ayahnya--Jiyoon paham kalau Ayah sudah pergi pagi-pagi, itu artinya Ayah akan kerja ke luar kota. Akan tetapi, Jimin dan Seulgi kurang peka. Sehingga menghasilkan Jiyoon yang cemberut ketika anak kecil itu sampai di gedung tempat Bundanya bekerja.
"Selamat pagi, Kang Seulgi!!!"
Astaga!!!
Seulgi merasakan jantungnya hampir copot saat mendapati seorang perempuan cantik yang menyambutnya di lantai 3. Dia mengumpat pelan. Merasa kesal pada sosok perempuan yang menatapnya dengan senyum lebar dan penuh ceria.
"Tumben jam segini lo udah di kantor," ujar Seulgi pada sosok perempuan yang tak lain adalah Shon Wendy itu.
"Hehehee," Wendy tertawa, "good morning, Jiyoon. Tumben hari ini ikut Bunda ke kantor."
Jiyoon mengeratkan pegangannya pada kemeja linen Seulgi. Teringat kejadian menumpahkan air, anak itu masih merasa takut pada Wendy.
"It's ok, Jiyoon. Tante Wendy nggak marah kok. Kita kan temenan, yaa?"
Wendy paham bahwa anak lelaki berambut hampir botak itu masih merasa segan padanya karena kejadian waktu itu. Makanya dia mengulurkan tangan pada Jiyoon, pertanda bahwa dirinya memang tidak marah. Lagipula, Jiyoon masih bocah. Mana mengerti kalau perbuatannya kemarin akan mengakibatkan kemeja Wendy basah terkena air minumnya. Dia juga tidak tahu bahwa botol minumnya tidak tertutup dengan rapat.
"Ga malah?" Tanya Jiyoon.
Wendy menggeleng, "enggak dong. Tante Wendy sayaaaaang banget sama Jiyoon."
Jiyoon tersenyum meskipun tipis. Kalau begini, dia tidak terlalu merasa bersalah lagi. Walaupun sebenarnya masih ada 1 orang lagi yang Jiyoon takuti gara-gara masalah waktu itu. Tapi Jiyoon harap, dia tidak akan pernah lagi bertemu dengan si paman putih.
"Btw, Wen. Lo belum jawab kenapa jam segini udah di kantor."
Kang Seulgi berjalan ke arah dimana mejanya berada. Dia mendudukan Jiyoon di kursi, lalu sibuk membuka goodie bag hijau yang dibawanya. Diikuti Shon Wendy yang mengikuti dari belakang.
"Hmmm.. itu, sekalian. Gue berangkat dari rumah Nyokap. Ternyata kepagian."
Hmmm... ada apa ini?
"Oh, gitu."
Seulgi memilih untuk tidak berkomentar banyak. Dia menyibukan diri dengan menyuapi Jiyoon makan. Mencoba mengabaikan Wendy yang sejak tadi terus mengikutinya. Seolah ada yang ingin disampaikan oleh perempuan yang hari ini menggunakan kaus putih dipadu dengan celana panjang denim berwarna biru cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] La Amante - wendy x suga
FanfictionShon Wendy memang bodoh tapi tidak setolol Min Suga.