Kini, Suga dan Wendy barusaja kembali berada di wilayah pribadi pria pucat itu. Tautan lengan mereka belum terlepas sejak meninggalkan ruangan tim produksi tadi, tentu saja hal itu berhasil menjadi kali kesekian pada hari ini yang membuat pipi Wendy merona manis.
"Suga.." cicitnya pelan.
"Eh," pemilik nama itu menoleh dan segera melepas cengkeraman halusnya pada jemari lentik Shon Wendy. "Em, tangan kamu halus banget," tidak melontarkan maaf seperti sebelumnya, justru Suga malah memberi penilaian atas tekstur kulit tangan Wendy. Oh, Suga tidak bohong karena lengan itu benar-benar terasa sangat halus.
Berapa kali Wendy merona malu karena ucapan dan perbuatan Suga? Rasanya kalau seharian dia berada di sisi Suga, dia bisa mati bahagia karena perlakuan manis pria itu.
Baru beberapa saat melepaskan genggaman tangan, Suga kembali meraih tangan Wendy dan meremasnya menggunakan tangan kanannya yang jelas lebih lebar dibanding telapak tangan Shon Wendy. Gadis itu sendiri merasa bingung kenapa Suga sangat suka menggenggam tangannya seperti ini.
Wendy tidak bisa berbuat banyak selain membiarkan Suga terus mengelus jemari halusnya. Dia hanya mampu diam. Merasakan perasaan hangat dan gelenyar aneh pada dirinya yang timbul saat merasakan Suga mengangkat tangannya dan membawanya mendekat ke arah mulut pria itu.
Apakah Suga akan dengan lancang mencium tangan Wendy?
Tidak...
Wendy harus apa kalau begini? Dia salah tingkah.
"Tangan kamu wangi. Pake parfum apa?"
Wendy tersenyum tipis sebelum menggigit bibir bawahnya, menahan rona malu yang semakin muncul saat hangat nafas Suga menerpa punggung tangannya.
"Rambut kamu juga wangi. Semua yang ada di diri kamu wangi, Wendy. Dan aku suka," bisik Suga lagi.
Sebenarnya tanpa perlu Suga bersikap semanis ini, dia sudah yakin dan menjamin bahwa Wendy telah jatuh hati padanya. Semua perempuan--kecuali Adora, selalu merasa tersanjung oleh bagaimana Suga bersikap.
"Aku.., aku gak terlalu sering pakai parfum. Ini aroma sabun,"
"Serius?" Mata monolid Suga membelalak lucu, membuat Shon Wendy menggulum bibirnya menahan senyum yang seakan tanpa lelah lagi-lagi memaksa terbit di paras rupawannya.
Lalu, Suga menuntun Wendy untuk kembali duduk di sofa, bertujuan agar obrolan mereka lebih nyaman dan juga sekalian dirinya menghubungi Jung Hoseok untuk datang kemari. Tidak melalui telepon tapi cukup pesan teks saja sebab Hoseok sudah dalam perjalanan ke kantor sehabis mengurus beberapa keperluan penting di luar.
"Tapi hari ini aku sempat pakai parfum,"
"Melon?"
Wendy mengangguk. Uh, Min Sugaaaaa bagaimana bisa dia begitu ahli membuat rasa dalam diri Wendy bergejolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] La Amante - wendy x suga
FanfictionShon Wendy memang bodoh tapi tidak setolol Min Suga.