dua puluh empat

1.8K 242 114
                                    

"Babe," panggil Suga, menegur Wendy yang tengah berdiri agak jauh dari kerumunan orang-orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Babe," panggil Suga, menegur Wendy yang tengah berdiri agak jauh dari kerumunan orang-orang.

Raut wajah perempuan itu terlihat murung. Jelas saja, seorang pria brengsek telah berhasil menghancurkan mood Wendy malam ini. Dia telah membuat Wendy merasa tersinggung sekaligus tidak diinginkan sebagai seorang wanita. Apa yang Wendy persiapkan untuk malam ini-- jaga-jaga karena Mama dan Papa Suga mungkin saja menemuinya, ternyata hanya angan-angan. Pria itu bahkan sepertinya tidak berniat untuk mempertemukan Wendy dengan kedua orang tuanya. Oh, hal itu membuat Wendy berantakan. Rasanya ingin menangis sesenggukan agar seluruh dunia tahu bahwa malam ini dia sudah patah.

"Kamu kok disini?" Tanya Suga, merangkulkan tangannya ke pinggul Wendy.

Hati Wendy nyeri sekali. Mengapa Suga bisa-bisanya bersikap seolah dia tidak pernah menyakiti hati Wendy?

"Memang kenapa?!"

"Kok jutek banget, sih? Sayangku kenapa?"

Sambil melepaskan rangkulan tangan Suga di pinggulnya, Wendy berseru, "aku mau pulang sekarang! Minggir!" Katanya, berniat untuk menemui Hoseok dan mengatakan bahwa dia akan pamit pulang.

Pada awalnya, Wendy berpikir untuk bertahan selama beberapa puluh menit di pesta malam ini dengan harapan bahwa Suga akan kembali dan mengajaknya untuk bertemu kedua orang tua nya. Dia mungkin akan memaklumi Suga atas apa yang dia lakukan tadi. Dia juga akan berpikir lebih positif mengenai perempuan yang tadi memeluk Suga nya dengan erat. Akan tetapi, Suga bahkan tidak mengungkit itu di hadapan Wendy. Kentara sekali kalau dia memang tidak akan dipertemukan dengan kedua orang tua Suga.

Namun nyatanya, tidak semua harapan akan menjadi kenyataan. Satu pelajaran bagi Wendy, bahwa dia tidak bisa berharap pada siapapun sekalipun itu adalah pria yang selalu ada di sampingnya.

"Sayang," panggil Suga, menahan pergelangan tangan Wendy.

"Lepasin aku!"

"Kamu kenapa, hm?"

"Aku mau pulang!"

"Oke, kita pulang."

Min Suga menuntun tangan Wendy, membawanya ke arah dimana Hoseok dan Moonbyul berada--bermaksud untuk pamit. Walaupun sebenarnya Suga merasa tidak enak kepada pengantin karena dia terburu-buru pulang, tapi dia yakin Hoseok pasti mengerti. Lagipula, Suga sudah menjadi saksi ketika Hoseok mengucap janji.

Setelah keluar dari ballroom, Wendy sekuat tenaga melepaskan tangan Suga yang masih menggenggam tangannya. Perempuan itu mulai menangis, sedih karena ketidakpekaan Suga sebagai laki-laki. Padahal sudah jelas sejak tadi Wendy menunjukan gestur bahwa dia marah. Tapi kenapa Suga masih tetap bersikap biasa saja, seolah dia tidak pernah melakukan kesalahan yang membuat Wendy patah hati.

"Sayang," panggil Suga, "kenapa sih?"

"Aku mau pulang sendiri! Aku bisa pesan taksi," kata Wendy.

[M] La Amante - wendy x sugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang