Malam semakin larut. Shon Wendy betah berdiam diri di luar kamar hotel. Tepatnya, duduk pada kursi kayu coklat yang ada di sana. Rasa tidak nyaman dalam hatinya membuat gadis berambut sebahu itu enggan berada satu ruangan dengan Min Suga. Suasana kamar sangat tidak baik. Wendy tidak suka itu.
Masih lekat ingatan di beberapa puluh menit lalu. Ketika Wendy masih berada di tengah keramaian menikmati segelas minuman. Selepas kepergian salah satu cucu pemilik CJ Grup, Suga meminta untuk pulang. Wendy jadi bertanya-tanya apakah yang terjadi dengan pria kulit putih pucat itu. Sampai dia tega secara tiba-tiba memotong kalimat Wendy. Suga membentaknya. Dan tentu Wendy terluka akan tindakan tersebut.
Dia tersinggung. Hatinya merasa sakit. Baru kali ini ada seseorang yang memperlakukan Wendy demikian. Maka dari itu. Gadis Shon memilih berlalu menuju balkon begitu mereka sampai di kamar Hotel.
Ternyata tidak lama, Suga menyusul pasangan sekamarnya. Dia mendekati Wendy yang masih diam, memilih abai sibuk menikmati kolam renang sebagai view yang terlihat dari atas sana. Lengannya bertumpu pada kedua sisi paha dan kaki putih mulus itu tidak sampai menyentuh lantai tapi digerakan sedikit kedepan dan belakang.
"Wendy.."
Suara panggilan Suga amat rendah. Menerpa gendang telinga pemilik nama disertai rasa meremang akibat hembusan angin. Waktu sedikit lagi tengah malam. Tapi hawa dingin masih bisa ditahan gadis Shon ini. Sedangkan si pria, menghela napas. Suga tidak tahan suhu rendah.
"Maafin aku. Tadi aku bentak kamu, maaf."
Telapak tangan lebar Suga jatuh diatas bahu polos Wendy. Dua detik kemudian, Wendy menyingkirkan tangan Suga. Wanita dengan balutan sleep wear berupa celana pendek dan atasan tanpa lengan dengan bahan satin itu memilih menunduk, bergerak membuat posisinya duduk maju beberapa inchi.
Suga tahu diri. Wendy pasti merasa marah padanya. Dengan sangat bodoh dia lupa mengontrol diri. Suga telah kelepasan membentak wanita cantik di sampingnya dalam perjalanan pulang tadi. Dia belum terima kenyataan pahit yang terungkap malam ini. Kebenaran bahwa Min Suga tidak bisa mendapat cintanya. Sedih.
"Sayang," Suga mengubah posisi. Kini dia berlutut tepat di hadapan Wendy. "Hey, lihat aku sini," jemari Suga menyentuh dagunya, membawa pandangan mereka agar bertemu.
"Maafin aku bentak kamu, sayang. Tadi aku ngerasa lagi capek banget," elusan dia lakukan di tulang rahang, lalu menyelipkan rambut sebahu itu kebelakang telinga. Jemarinya kembali bergerak dan sekarang melakukan genggaman.
Kembali mendapat perlakuan manis, Wendy membalas genggaman tangan yang Suga lakukan. Dia juga mengelus sayang punggung tangan itu.
"Hati aku sakit, Suga," katanya, "Aku nggak suka dibentak kayak gitu," dia juga menambahkan ungkapan hati yang jujur.
Genggaman tangan Suga mengerat. Dia sadar betul sudah berbuat salah. Makanya setelah sedikit baikan, segera saja dia mengikuti langkah Wendy menuju balkon. Semoga saja Wendy tidak keras kepala sehingga mengharuskan Suga kembali meminta maaf sampai berulang kali. Tolong, sekali saja sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] La Amante - wendy x suga
FanfictionShon Wendy memang bodoh tapi tidak setolol Min Suga.