"Bang, ada tamu. Cewek cantik. Katanya udah janjian sama lo."
Min Suga mengalihkan perhatiannya dari layar macbook yang menyala di hadapannya. Dia tampak berpikir sebentar, kemudian menganggukan kepala ketika Lee Seokmin bertanya apakah perempuan itu diizinkan masuk atau tidak.
Pria itu yakin bahwa perempuan yang dimaksud oleh Dokyeom--panggilan akrab Lee Seokmin, adalah Shon Wendy. Perempuan cantik yang tiga hari lalu menikmati makan malam romantis dengannya. Sesuai perjanjian mereka waktu itu, Wendy akan datang ke kantor Suga untuk membicarakan kerjasama diantara SG Production House dan Wen's Wedding Organizer.
"Suruh langsung masuk kesini, jangan ke ruang tamu," pesan Suga kepada Dokyeom.
Dia kemudian menambahkan, "gak usah minta visitor card. Langsung bawa aja kesini."
Pria yang berada di tim produksi itu mengangkat jempolnya sebagai pertanda oke sebelum dia keluar dari ruangan bosnya.
Baru kali ini Dokyeom mendapat perintah untuk membawa tamu langsung ke dalam ruang pribadi bosnya. Biasanya, bos muda itu selalu memerintah agar semua tamunya menunggu di ruang tamu saja. Tidak pernah dia mengizinkan tamu dari manapun masuk ke dalam ruangannya. Ini adalah kali pertama. Belum lagi, gadis itu juga bisa masuk ke dalam tanpa tanda visitor.
Mungkinkah perempuan itu adalah kesayangannya Min Suga? Maksudnya, pacar baru Suga sehingga dia boleh masuk ke dalam ruangan dengan nuansa dingin itu. Tapi, bagaimana dengan Adora? Bukankah selama ini Min Suga menaruh rasa pada salah satu pegawainya itu?
Ah, sudahlah. Bukan urusannya.
Pria bermarga Lee itu kembali menemui perempuan cantik yang tengah duduk menunggu di sofa lantai 1. Dia kemudian menampilkan senyum dan mengajak si gadis bergaun biru dongker itu masuk ke dalam lift untuk diantar langsung ke dalam ruangan bosnya.
"Lama ya, Kak? Sorry yaa tadi bos ngajak ngobrol dulu," kata Dokyeom.
Gadis itu--Shon Wendy, hanya tersenyum tipis. "Nggak kok, gak papa."
Sejak awal masuk ke dalam gedung dengan logo huruf S dan G, Wendy tak hentinya merasa takjub dengan interior gedung yang didominasi dengan warna abu-abu itu. Orang-orang yang ada di dalamnya juga ramah. Beberapa kali Wendy melihat orang-orang dengan Id card abu-abu--pertanda bahwa dia adalah pegawai, melemparkan senyum ramah kepadanya.
Saat dia masuk ke dalam gedung, di sisi kiri dia dapat melihat meja resepsionis dan dua orang perempuan disana. Di dinding belakang meja tersebut, ada dua buah lukisan abstrak yang didominasi warna hitam. Sepertinya, monokrom adalah warna kesukaan Suga. Sedangkan di sisi kanan, dekat dengan sofa tempat duduknya, ada beberapa hiasan replika kamera yang ditaruh rapih dalam rak berbahan dasar kaca dan alumunium. Di dinding lainnya, ada beberapa foto hasil jepretan Min Suga. Semuanya sangat indah dan terlihat begitu hidup. Antara hiasan dan warna interiornya terasa saling melengkapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] La Amante - wendy x suga
Hayran KurguShon Wendy memang bodoh tapi tidak setolol Min Suga.