Cinta mengujimu, menguncangkanmu, menjatuhkanmu hingga ke titik terendah. Hingga akhirnya kau hanya bisa bergumam "Tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali cinta-Nya."
-
-
-Arsena menghentikan laju motornya. Kemudian menata motornya di tempat parkir. Mereka sudah sampai di salah satu destinasi wisata. Arsena sengaja mengajak Afiqah kesini. Ia ingin membuat gadis itu bahagia. Mereka pergi ke salah satu wisata di Sukoharjo yang bernama gunung spikul terletak di kecamatan bulu.
Setelah membayar tiket masuk, Arsena menuntun Afiqah menaiki gunung kecil itu. Bisa dikatakan gunung spikul itu seperti bukit. Dia gunung yang cocok dijadikan untuk mendaki bagi pemula karena tidak terlalu tinggi dan juga memiliki pemandangan alam yang indah.
Afiqah kesulitan, bahkan napasnya tersenggal. Arsena tidak berhenti tertawa melihat tingkah Afiqah yang begitu menggemaskan di matanya itu. Mereka belum sampai puncak tapi gadisnya sudah kelelahan berbanding terbalik dengan dirinya yang merasa ini bukan apa-apa dibanding gunung-gunung yang pernah dia daki.
"Mas Arse ngapain sih bawa Afi kesini. Capek mas... Afi udah ngak kuat. Padahal Afi lagi sedih. Seharusnya kita ke taman aja, terus nangis di sana sepuasnya." Arsena menggelengkan kepalanya mendengar itu. Ada beberapa alasan mengapa ia mengajak gadis itu kesini, selain panoramanya yang indah. Ia ingin gadis itu belajar sabar untuk mencapai puncak dengan cara mendaki seperti ini. Tanpa gadis itu sadari rasa sakitnya akan berkurang karena tubuhnya sibuk mencapai puncak.
"Mas Afi sudah tidak kuat." Gadis itu duduk di tanah. Sambil mengangkat tangan tanda menyerah. Ia tidak kuat lagi jika harus mencapai puncak.
"Kamu bawa minuman?" Tanya Arsena. Otomatis Afiqah mengangguk kemudian mengeluarkan botol mineral di dalam tasnya. Ia langsung menyerahkan pada Arsena.
"Kamu dong yang minum dek. Kamukan sudah lelah." Afiqah tersenyum malu mendengar itu, tapi ia tetap menenggak air itu sampai leganya datang. Ketika ia akan menaruhnya kembali Arsena mengambil itu dan ikut meminum air yang Afiqah tenggak tadi.
"Katanya mas ngak mau!!!" Sahut Afiqah dengan kesal sambil memasukkan botol airnya kembali. Lalu matanya menatap keseliling, ternyata benar penampakan disini indah. Bahkan disaat belum mencapai puncak. Hamparan sawah, gunung, pepohonan dan langit biru dengan sinar mentari yang nampak masih malu-malu di pagi hari.
"Masih kuat?" Tanya Arsena pada Afiqah. Gadis itu jadi bersemangat ingin ke puncak. Ia ingin melihat hal yang lebih indah dari ini.
"Kuat." Afiqah berdiri. Namun anehnya pria itu malah duduk di depannya.
"Ayo mas katanya mau ke atas."
Arsena menepuk punggungnya seakan mengisyaratkan sesuatu. Hal itu membuat Afiqah menatap Arsena bingung.
"Naik kesini, biar mas gendong kamu." Ucap Arsena menepuk punggungnya. Afiqah melihat keseliling yang nampak sepi. Sepertinya baru ada mereka berdua yang datang. Afiqah menatap punggung itu ragu. Namun tarikan dari tangan Arsena membuat Afiqah mau tidak mau menaiki punggung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di Gramedia
RomanceWarning ⚠⚠⚠!! [FOLLOW DULU SEBELUM BACA KARENA PART DI PRIVATE] setiap orang yang baca cerita ini akan jadi Sarjana Bucin!!!! apalagi buat kamu yang jomblo ngak bakal kuat!! Cover by @del_grafic **** Afiqah seorang anak SMA yang terpaksa menikah de...