BAB 52

91.7K 7.2K 219
                                    

LOVE DULU BUAT PART INI

***

"Maaf mas belum bisa jemput kamu, nanti biar Pangeran yang menjemputmu sekalian ke rumah bunda." Afiqah mendesah mendengar itu. Hari ini ada pertemuan keluarga namun Arsena mendapat tugas tambahan sehingga pria itu tidak bisa menjemputnya dan akan menyusul nanti malam.

Afiqah mematikan ponselnya kemudian memandang jalanan. Ia duduk di samping pos satpam menunggu pangeran. Sebenarnya ia belum tahu seperti apa rupa pangeran tersebut. Semoga saja ia pria yang baik dan enak di ajak bicara. Ia takut canggung, apalagi mereka belum saling mengenal. Ia menunggu lebih dari tiga puluh menit namun orang yang di tunggunya tak kunjung nampak.

"Mbak Afiqah?" Afiqah mendongak ketika namanya di sebut.

Ia terkejut mendapati seorang pemuda yang seumuran dengannya. Pemuda itu menggunakan kaos putih dilapisi jaket hitam dengan celana jins. Cukup sederhana tapi terlihat sangat keren dan pas di tubuh pria itu.

"Iya." Mungkinkah dia pangeran. Dilihat wajahnya yang hampir mirip dengan Putri. Jadi ia memutuskan untuk menjawab.

"Password-nya?" Mata pria itu menatapnya tajam. Memandanginya seakan sedang menilai. Afiqah di buat gugup, karena di nilai sedemikian rupa.

"Hah???" Afiqah bingung, perasaan tadi Arsena tidak mengatakan apapun kenapa pria ini meminta password.

"Kamu Pangeran utusan Mas Arsena." Lanjut Afiqah asal bicara.

"Benar seratus buat kamu." Afiqah hanya menggeleng-geleng mendengar itu. Padahal ia hanya asal bicara. Memang ada kayak gitu, kayak menang undian aja. Ternyata Pangeran orang yang aneh.

"Jadi mbak sama saya ngak usah basa-basi kayak orang baru kenal. Saya Pangeran keponakan mas Arse. Ngak perlu canggung anggap saja adik mbak sendiri."

"Iya."

"Ibu hamil sudah lapar belum?" Tanya pangeran ketika mereka tiba di depan gerbang. Tempat ia memarkirkan motor.

"Belum." Tadi ia habis makan banyak dengan Dhea.

"Alhamdulillah uangku tidak berkurang, kita berarti bisa langsung ke rumah nenek." Guman pria itu namun masih bisa di dengar Afiqah.

"Apa???"

"Ah tidak ada apa-apa, ayo naik yang lain sudah menunggu." Pangeran memberikan helm kepada Afiqah. Diterima gadis itu dengan baik.

"Jangan ragu untuk pegangan sama keponakanmu yang ganteng ini. Karena kadang kuda hitam-ku ini suka rewel kalo di jalanan." Afiqah mengikuti apa yang di bilang pria itu, ia memegang pinggiran jaket Pangeran. Ia juga sempat melirik motor hitam milik Pangeran. Begitu gagah dan mewah. Khas motor anak orang kaya.

Ketika Pangeran melaju di jalan raya. Ternyata pria itu menaikkan kecepatannya dan ngebut itu membuatnya takut. Mau tidak mau ia memeluk pinggang pangeran karena takut. Dalam hati ia berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Tubuhnya merinding di sepanjang perjalanan. Sekarang Afiqah paham kata rewel yang pria ini maksud adalah ngebut. Afiqah hanya bisa pasrah di sepanjang jalan.

Pangeran akhirnya menghentikan motornya di halaman rumah bunda Reyna. Afiqah bernapas lega, baru kali ini ia naik motor dengan kecepatan yang gila. Bahkan kepalanya sampai pusing. Ia bersumpah tidak ingin lagi di bonceng oleh pangeran. Ini terakhir kalinya.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang