LOVE DULU BUAT PART INI***
Afiqah saat ini berada di dalam mobil bersama Arsena. Setelah acara tadi mereka memutuskan untuk pulang bersama sedangkan Pangeran naik motor matik kesayangan Arsena. Afiqah sedari tadi melirik suaminya itu. Hanya hening yang ada. Suaminya itu nampak fokus menyetir. Afiqah merasa takut jika menganggu.
Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilakukan Arsena tadi. Bahkan pria itu masih mengenakan seragam kerjanya. Ia tidak menyangka jika Arsena akan memberinya kejutan seperti itu hanya untuk mendapat maaf darinya.
Hampir empat puluh lima menit perjalanan akhirnya mereka tiba di rumah. Arsena menghentikan mobilnya di depan gerbang. Afiqah berniat turun untuk membukakan gerbang.
"Biar Afi aja mas yang buka pintunya." Afiqah bergegas untuk membuka pintu. Namun Arsena menahannya.
"Tidak usah biar Pangeran saja." Benar saja Pangeran ternyata berada di belakang mobil mereka. Anak itu turun dari motor berjalan ke arah Arsena untuk meminta kunci dari jendela mobil. Lalu Pangeran membukakan gerbang. Arsena menjalankan mobilnya masuk ke dalam garasi di ikuti oleh Pangeran.
"Jangan keluar dulu biar mas yang bukain." Ujar Arsena ketika hendak turun. Afiqah hanya mengangguk menuruti. Sebenarnya ia bisa sendiri. Namun melihat tatapan Arsena yang tidak ingin di bantah mau tidak mau ia menurut.
Dari dalam mobil ia melihat Pangeran bicara sebentar dengan Arsena sepertinya Pangeran mengembalikan kunci motor, karena setelah itu dia pergi begitu saja dengan motornya yang tadi di tinggal di rumah. Arsena berjalan menuju kearahnya untuk membukakan pintu.
Afiqah tersenyum mendapat juluran tangan Arsena. Ia menggenggam tangan Arsena lalu keluar dari mobil. Disaat suaminya itu akan menutup pintu tiba-tiba Arsena ambruk ke arahnya. Afiqah panik seketika. Untung saja ia masih bisa menahan tubuh Arsena.
"Mas.. Mas Arse... Mas kenapa?" Afiqah khawatir ia takut Arsena kenapa-kenapa.
"Kita ke dalam yuk mas." Dengan sekuat tenaga Afiqah menuntun Arsena ke dalam untung saja suaminya itu masih punya tenaga sedikit. Ia membaringkan Arsena ke kasur. Lalu membukakan sepatu, kaos kaki dan ikat pinggangnya. Juga seragam yang melekat di tubuh Arsena di ganti dengan piyama.
"Mas udah makan?" Tanya Afiqah sambil memegang dahi Arsena yang panas. Ternyata pria ini sedang demam.
"Belum," ujar Arsena. Seketika Afiqah mengingat sesuatu akhir-akhir ini ia jarang mengontrol jadwal makan Arsena. Ia mengabaikan suaminya itu. Ia bahkan tidak peduli Arsena sudah makan atau tidak. Timbul rasa bersalah. Seharusnya ia peka terhadap suaminya. Bukannya berdiri dalam egonya. Afiqah menatap Arsena dengan rasa bersalah. Arsena terlihat lemah tak berdaya dalam sakitnya.
Afiqah kemudian masuk ke dalam kamar mandi kembali keluar untuk mengompres dahi Arsena dengan handuk.
"Mas tunggu sebentar Afi buatkan sayur sop." Arsena menarik tangan istrinya itu ketika Afiqah beranjak pergi.
"Memangnya kamu bisa buat." Afiqah cemberut mendengar itu. Masih sakit begini saja Arsena masih bisa meledeknya.
"Bisa tinggal di potong-potong terus masukin bumbu ke dalam panci lalu diaduk. Kalau kurang enak tinggal kasih magic."
"Magic?" Tanya Arsena bingung.
"Micin." Jawab Afiqah meninggalkan kamar menuju dapur. Arsena yang mendengar itu langsung tertawa. Istrinya itu sekarang pintar sekali ternyata.
🍁🍁🍁
Setelah berhasil berkutat dengan masakannya di dapur. Afiqah kembali membawa makanan dan teh hangat ke kamar. Di sana terlihat Arsena sedang memejamkan matanya. Afiqah menaruh nampannya di meja sebelah ranjang. Ia menepuk pipi Arsena membangunkan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di Gramedia
RomanceWarning ⚠⚠⚠!! [FOLLOW DULU SEBELUM BACA KARENA PART DI PRIVATE] setiap orang yang baca cerita ini akan jadi Sarjana Bucin!!!! apalagi buat kamu yang jomblo ngak bakal kuat!! Cover by @del_grafic **** Afiqah seorang anak SMA yang terpaksa menikah de...