Bab 61

79.2K 6.3K 147
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love dulu buat part ini ♥️

Selamat membaca kesayanganku 💜😉

Gimana cerita ini kurang baper?
****

"Mas udah makan?"

Arsena tidak menjawab, pria itu langsung ke kamar. Aneh itulah yang muncul di benak Afiqah. Ada apa dengan Arsena? Wajahnya juga terlihat pucat. Suaminya itu juga baru pulang. Biasanya pukul 4 sore Arsena sudah pulang tapi sekarang pukul 9 malam.

Padahal ia tadi ingin mengatakan perihal dress untuk prom night. Tapi Arsena langsung tidur di kamar. Mungkin suaminya itu lelah dan ingin langsung tertidur.

Afiqah menghela napas kemudian merapikan jaket milik Arsena yang tersampirkan sembarangan di sofa. Benar-benar tidak seperti Arsena yang selalu rapi.

Disaat itu juga ia melihat ponsel suaminya bergetar. Ada pesan masuk sepertinya. Penasaran dengan isi ponsel. Ia mencoba untuk mengeceknya. Gantian dia yang mengobrak-abrik isi ponsel suaminya itu sama seperti dulu ketika Arsena membajak punyanya.

Mata Afiqah tertarik dengan salah satu kontak tanpa nama di WA. Ada 10 pesan dari orang itu. Tangan-nya bergerak untuk melihat foto profil orang itu yang ternyata seorang perempuan cantik berseragam polisi dengan rambut sebahu.

Tiba-tiba pikiran buruk memasukinya. Seharusnya dia juga memikirkan hal ini. Tidak mungkin bukan Arsena yang tampan dan mapan itu tidak punya fans di tempat kerjanya. Pasti disana juga ada polwan-polwan yang menyukai Arsena. Hati Afiqah terasa panas. Lalu ia membuka pesan itu.

Tangannya bergetar membaca pesan-pesan itu. Terlihat sekali jika polwan itu menyukai suaminya. Karena tak segan-segan mengirimi pesan yang menurutnya di luar pekerjaan.

-Mas saya bawain mas makan siang, jangan lupa di makan.-
-Mas kerja tidak hari ini?-
-Mas udah makan?-
-Mas kok tadi izin?-
-Mas udah lihat nanti kita dapat tugas berdua-

Pesan macam apa itu! Dasar wanita keganjenan!

Afiqah panas membaca itu. Wajahnya terbakar cemburu. Ia benci dengan wanita ini, berani sekali menggoda suaminya. Apa dia tidak tahu jika Arsena sudah memiliki istri? Seharusnya dia tahu. Siapa wanita ini? Kenapa Arsena tidak menamai kontaknya? Apa Arsena sengaja melakukannya, agar dirinya tidak tahu tentang wanita ini?

Ia juga benci dengan Arsena yang tidak cerita padanya, jika ada wanita yang menggodanya. Walau ia tahu Arsena tidak menanggapi wanita itu sama sekali. Tapi tetap saja ia tidak suka. Karena Arsena tidak bertindak tegas memarahi wanita yang menggodanya itu.

Bayangan wanita itu menggoda Arsena setiap hari di tempat kerja membuat hatinya panas. Apa karena wanita ini tiba-tiba Arsena berubah diam seperti tadi? Arsena tidak mungkin menghianatinya, lagipula Arsena juga mengabaikan pesan polwan itu.

Afiqah mengecek pesan itu lagi. Ia ingin tahu sejak kapan wanita itu menggoda Arsena. Jiwa ke-kepo-an-nya muncul dengan membara, ia harus hati-hati dengan pelakor jaman sekarang, sebaik apapun suamimu kemungkinan untuk selingkuh itu pasti bisa terjadi jika pelakor terus memepet.

Ia terkejut ketika tahu jika sudah lebih dari dua bulan wanita itu menggangu ketentraman Arsena. Teganya Arsena tidak pernah menceritakan tentang hal ini padanya. Jadi ia dianggap apa selama ini. Bahkan pria itu bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Padahal ini Masalah serius yang bisa mempengaruhi masa depan pernikahn mereka. Dengan kesal Afiqah melempar ponsel itu sembarangan di sofa.

Ia jadi bad mood memikirkan perihal promo night gara-gara pesan ini. Lihat saja nanti Sabtu ia akan pergi tanpa izin dari Arsena. Untuk dress nanti dia bisa beli bersama Pangeran atau Dhea. Dia tidak akan mengatakan hal ini pada Arsena. Jika Arsena bisa menyembunyikan suatu hal darinya. Ia tentu saja juga bisa melakukan hal yang sama. Tak peduli jika nanti suaminya itu akan marah padanya.

Afiqah kembali ke kamar. Ia menggantung jaket hitam kulit milik Arsena di belakang pintu kamar. Terlihat Arsena tidur sambil membelakanginya. Hal yang tidak pernah pria itu lakukan selama ini. Biasanya malah dia sering melakukan itu. Lalu Arsena akan memeluknya dari belakang. Selimut yang menutupi seluruh tubuh hingga kepala Arsena membuat Afiqah tambah curiga.

Apa yang terjadi pada pria itu? Sialnya Arsena tidak pernah mengatakan apapun padanya. Pria itu hanya akan diam menyimpannya sendiri jika ada masalah. Kadang ia kesal dengan sikap Arsena yang seperti itu. Padahal ia telah berulang kali mengatakan jika ada masalah cerita padanya.

Afiqah membaringkan badan di kasur. Ia tidur miring menghadap Arsena. Awalnya ia ingin memeluk pria itu dari belakang. Namun karena kesal ia tidak jadi melakukan itu. Mungkin efek kehamilannya, atau hormonnya sebagai anak remaja atau karena cemburu atau ketiganya. Afiqah menghela napas kemudian memejamkan matanya untuk tidur.

*****

"Dek mas berangkat kerja dulu." Pamit Arsena setelah makan.

Afiqah hanya mengangguk, ia agak sedikit ogah-ogahan disaat Arsena menyodorkan tangannya untuk Salim. Arsena mengangkat alisnya melihat ekspresi Afiqah yang seperti sedang merajuk. Mungkin efek hamil pikir Arsena lalu pergi.

"Kamu mau nitip sesuatu sayang?"

"Nggak." Sahut Afiqah jutek.

Arsena terkekeh melihat wajah jutek Afiqah. Pasti gadis itu marah dengannya karena semalam ia langsung tertidur.

"Kamu marah ya dek sama mas?"

"HM."

"Mas kemarin kecapekan maaf jadi langsung tidur." Ia lelah bekerja dan ia juga masih harus mengurus cafe dan perusahaan ayahnya. Jadi akhir-akhir ini ia sering pulang malam padahal biasanya jam 4 sore dia sudah pulang. Kepalanya juga pusing. Jadi ia pikir jika ia istirahat sebentar akan sembuh.

"Ya." Balas Afiqah tanpa minat.

"Mas ngak mau cerita sesuatu?" Pancing Afiqah.

"Cerita apa?"

"Kayak kegiatan mas di tempat kerja, ada sesuatu yang seru atau ngak." Kemudian Arsena tertawa mendengar itu.

"Kamu kan tahu kerjaan mas seperti apa, kamu juga sering lihatkan. Mas pergi dulu nanti terlambat. Kamu nggak mau-kan suamimu ini di hukum." Pria itu bahkan tidak mau membahas polwan yang sedang mendekatinya. Afiqah cemberut karena kesal. Kemudian Arsena mencium keningnya berkali-kali pamit untuk pergi.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Afiqah mendesah melihat suaminya yang telah menghilang di balik pintu.

Dasar tidak peka! Tinggal cerita saja tidak mau! Apa harus di tanya frontal dulu baru mau bilang?

Kemudian Afiqah mengirimi Pangeran pesan untuk menemaninya belanja nanti sore.

To: pangeran

Nanti sore anterin mbak ke mall ya belanja 😎

From: pangeran

Lah si om kemana? Entar dia ngamuk...

To: pangeran

Dia kerja pulang malam, nanti naik mobil mas Arsena aja. Bisa nyetir mobilkan?

From: pangeran

Bisalah, semoga aja ngak ada bapak polisi yang nilang kita nanti.

Afiqah kemudian mematikan ponselnya tidak membalas pesan pangeran lagi. Ia memijat pelipisnya pusing. Ia memikirkan cara agar ia tahu siapa polwan keganjenan itu. Ia benar-benar penasaran. Apa dia harus ke kantor Arsena aja?

****
Instagram: @wgulla_

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang