BAB 31

162K 13.9K 708
                                    

Love dulu buat part ini ♥️🥰

Umur berapa aja nih?

Mau lanjut apa sto0p?

****

Mencintaimu dan dicintai olehmu adalah sebuah kemewahan untuk saya. Lalu, adakah alasan untuk saya menduakan cinta?
-
-
-

Mereka akhirnya tiba di Malioboro. Dari sekian banyak tempat Arsena tidak mengerti kenapa istrinya itu ngotot ingin kesini. Padahal di sini cuma ada tukang jualan aja. Dan tempatnya terlalu ramai, membuat mereka jadi pusat perhatian dengan seragam konyol ini. Arsena menghela napas sabar.

"Mas tolong dong fotoin, Afi sekalian mau ganti foto profil WhatsApp." Ujar Afiqah sambil menyerahkan ponselnya pada Arsena. Gadis itu sedang memperbaiki kerudungnya.

"Kamu mau ganti foto profil lagi? Perasaan belum ada beberapa menit kamu ganti foto." Balas Arsena yang merasa sifatnya sungguh berbanding terbalik dengan Afiqah. Dia saja sudah dua tahun tidak pakai foto profil lah gadis ini hampir setiap jam ganti foto profil. Yang kadang membuat Arsena dongkol karena gadis itu selalu memasang foto cantik, coba buat dilihat siapa foto-foto cantik itu.

"Mas Arse ngak boleh banyak protes!!! Udah deh fotoin aja!!!" Sahut Afiqah dengan kesal.

Afiqah berlari-lari kecil menuju papan petunjuk arah berwarna hijau yang menjadi icon di Malioboro. Gadis itu mulai bergaya dengan Arsena yang memfotonya. Sudah berkali-kali jepretan tapi gadis itu selalu bilang lagi. Padahal posenya sama saja. Hal itu membuat Arsena terkekeh dengan kelakuan absurd istrinya. Mana ada mau ganti foto profil fotonya lebih dari tiga puluh kali. Sebut saja Arsena gila, tapi dia sedari tadi menghitungi berapa kali istrinya foto. Namun ia berulang kali menelan ludah gugup melihat betapa cantik istrinya dalam foto, dalam hati ia yang merutuki siapa yang salah disini. Dirinya yang terlalu pandai memotret, cameranya yang cantik atau objeknya yang terlalu cantik.

"Mas satu kali lagi!" Pinta Afiqah terus saja begitu. Padahal sudah banyak yang mengantri minta gantian untuk foto di tempat mereka.

"Ini terakhir loh dek, kasihan yang lain mau foto juga. Lagian ini udah ke 30 loh sayang." Balas Arsena tentu saja jawaban itu hanya di hiraukan Afiqah.

"Ini terakhir deh!" Teriak Afiqah.

Setelah selesai mengambil foto, Afiqah berlari-lari kecil menghampiri Arsena untuk melihat hasil fotonya. Mereka berjalan mencari salah satu kursi yang kosong. Lalu duduk berdampingan melihat hasil karya Arsena yang mendadak jadi fotografer.

"Gimana hasilnya Mas Arse?" Lalu mereka melihat satu persatu foto tersebut.

"Mas Arse pilihin yang mana yang paling cantik satu!!"

"Buat apa? Toh semuanya cantik."

"Buat ganti foto profil WhatsApp."

"Ngak usah diganti aja dek. Udah cantik kok foto kamu yang lama. Kamukan baru ganti tadi pagi foto profilnya."

"Pilihin aja deh mas." Sambil menghela napas Arsena memilih salah satu foto lalu menunjukkan pada Afiqah.

"Ini cantik dek... Hehehehe"

"Ah Mas Arse gitu!!! Orang fotonya blur gini cantik dari mana!" Protes Afiqah dengan kesal gadis itu merebut ponselnya dari genggaman Arsena. Sedang Arsena hanya menggelengkan kepala dengan tingkah istri kecilnya itu.

"Sayakan ngak rela bagi-bagi dek.. kamu sih cantik banget.." Arsena mengungkapkan kecemburuannya. Hal itu tentu membuat Afiqah tersipu, cewek itu memang aneh mereka akan sangat suka jika cowoknya cemburu.

"Iya deh ngak Afiqah ganti foto profilnya." Mendengar itu Arsena langsung mengecup kening Afiqah berulang kali. Dan hal itu mendapat pijakan kaki dari Afiqah.

"Mas ingat tempat umum!! Lagian kita pake seragam SMA jadi bersikaplah seperti anak SMA pada umumnya." Arsena meringis, menahan diri. Dalam hati ia tersenyum licik memikirkan pembalasan pada gadis ini. Lihat saja Arsena pastikan malam ini mereka akan membuat Arsena junior bagaimanapun caranya.

"Dek, tiket kereta pulang. Kamu taruh dimana?"

"Afiqah simpen di tas. Biar mas ngak bisa ambil pasti mas mau buangkan!!!" Arsena hanya terkekeh mendengar itu. Ternyata istrinya sangat tahu rencana liciknya. Namun namanya bukan Arsena kalau tidak bisa melakukan aksinya. Ingat dia itu polisi yang terbiasa melakukan misi rahasia. Dan misinya kali ini tidak boleh gagal.

"Udah yuk mas kita beli gelang couple habis itu kita ke titik nol kilometer foto-foto lagi. Biar kayak temen-temen Afiqah." Arsena menepuk jidatnya jadi mereka jauh-jauh ke Jogja cuma buat ini. Apa anak muda jaman sekarang jatuh cinta seribet ini?

"Terserah dek kamu mau apa, mas cuma bisa ikut."

Lalu mereka ke salah satu pedagang souvenir memilih salah satu gelang di sana. Seperti biasa bagaimana rempongnya anak perempuan ketika memilih. Semua macam jenis dan model gelang Afiqah coba. Hingga Arsena lelah, apalagi beberapa orang menatap mereka aneh. Karena mereka memakai seragam SMA bahkan ada yang tak segan membicarakan mereka.

"Dek aturan kalau pulang sekolah langsung pulang jangan pacaran terus. Nanti dicariin orang tua kalian." Nasihat dari ibu-ibu penjual gelang ketika mereka membayarnya. Arsena hanya tersenyum menjawab itu.

"Mereka itu kayak ngak pernah muda ya mas." Afiqah mendumel merasa panas di telinganya oleh omongan orang-orang.

"Biarinlah dek, terserah mereka mau bicara apa. Nanti mereka diem kalau udah capek. Yang pentingkan kita bahagia." Hanya deheman yang keluar dari gadis itu. Dia sudah lelah kepalanya juga sudah di sandarkan di kepala Arsena. Mereka berjalan menuju titik nol kilometer. Sambil bergandengan tangan erat satu sama lain. Setalah sampai mereka duduk di kursi.

Senja nampak begitu indah di langit Jogja. Semilir angin berhembus menemani mereka dengan hiruk pikuk suara orang-orang yang beraktivitas di sekitar mereka. Mereka berada di keramaian namun rasanya dunia hanya milik mereka berdua.

"Mas Arse, Afiqah boleh nanya tidak?"

"Boleh."

"Mas yakin cuma suka sama Afiqah?"

"Kamu kenapa tanya gitu dek? Kamu masih meragukan cinta mas?" Tanya Arsena.

"Afiqah baca berita di internet sekarang banyak poligami mas. Terus jaman pelakor juga jadi ngak ada kemungkinan mas cuma suka sama Afiqah doang. Apalagi Afiqah itu banyak kekurangannya masih kekanak-kanakan lagi. Dan di luar snaa banyak cewek-cewek cantik yang suka mas. Contohnya mbak Novi, mas yakin ngak naksir sama dia?"

"Denger saya Afiqah."

"Saya hanya laki-laki biasa yang hanya cukup mencintai satu wanita seumur hidup saya. Dan saya bukan laki-laki luar biasa seperti orang-orang di luar sana yang bisa mencintai dan berbuat adil untuk banyak wanita." Ucap Arsena mencoba meyakinkan Afiqah. Sepertinya dia harus mengawasi apa saja yang Afiqah baca biar otaknya tidak tercuci dengan hal-hal buruk seperti itu. Bisa gawat jika setiap saat pikirannya negatif seperti itu.

Lalu Arsena mengecupi tangan Afiqah. Sambil menggenggamnya erat seiring dengan tenggelamnya matahari yang merubah langit menjadi gelap.

"Mencintaimu dan dicintai olehmu adalah sebuah kemewahan untuk saya. Lalu, adakah alasan untuk saya menduakan cinta?"

******

Gimana part ini?

SPAM komen Next di sini ya!!!!

1000 komentar baru lanjutt!!!!

Ada yang mau disampaikan ke Arsena?

Ada yg mau disampaikan ke Afiqah?

Jangan lupa Follow Wattpad author, like, coment and share... Sekalian follow Instagram author wkwk @wgulla_

Love

Author ♥️♥️♥️

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang