BAB 23

166K 15.4K 1.1K
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

jangan lupa vote and coment,  jangan pelit-pelit ya!!

***

Tolong jangan acuhkan cinta saya lagi, Afiqah....

***


"LOVE YOU" Afiqah bersemu mendengar itu. Ia menatap Arsena lekat-lekat begitupun juga dengan pria itu.

Entah apa yang merasuki Afiqah. Tubuh gadis itu mendekat ke pinggir pagara tangannya mencengkram pagar itu. Kemudian dia teriak begitu saja. Teriakan yang begitu lepas, kata yang mampu membuat Arsena yakin untuk mempertahankan Afiqah. Dan tak akan membiarkan gadis itu lepas begitu saja.

"LOVE YOU TOO PAK POL......"

Suara Adzan berkumandang, membuatnya saling bertatap satu sama lain.

"Padahal kita belum makan." Desah Afiqah.

Arsena terkekeh tangannya bergerak mengelus puncak kepala gadisnya itu. Sekarang ia semakin mantap untuk menjadikan Afiqah miliknya dan tidak akan membiarkan siapapun untuk memilikinya. Arsena berjanji dalam hati.

"Sebentar saya bilang ke pelayan untuk mempersiapkan makanan kita selagi kita sholat."

Selagi Arsena pergi Afiqah menatap langit senja yang sudah mulai berganti malam. Suara ponsel berdering mengalahkan perhatian Afiqah akan keindahan itu. Keningnya berkerut melihat nama Andreas disana.

From: Andreas

-Kamu dimana?-

-Aku di depan rumahmu-

-Kita perlu bicara-

-Aku kira kamu berbeda dan mengerti akan lukaku. Tapi kamu sama saja dengan yang lain pergi meninggalkanku-

-Tak cukupkah keluargaku saja yang hancur. Aku mohon kembali padaku-

Afiqah dengan tangan bergetar membaca itu. Ada sedikit rasa bersalah karena pernah menyakiti Andreas. Pria itu pasti sangat terluka karenanya. Hingga sebuah panggilan masuk. Afiqah ragu untuk mengangkatnya. Ia takut Andreas menganggapnya masih menyukai Andreas.

Afiqah terkejut disaat ponselnya di rebut dengan paksa. Ia menatap Arsena takut. Pria itu mengangkat panggilan Andreas dan berbicara dengan tegas.

"Afiqah sedang bersama saya. Sekarang kamu bisa berhenti mengejar Afiqah karena dia telah memilih saya." Setelah mengucapkan itu Arsena mematikan panggilan. Lalu mengantungi ponsel Afiqah.

Tangan Arsena bergerak menyentuh ke dua bahu milik Afiqah. Ia menatap gadis itu lekat-lekat.

"Kamu tahu Afiqah. Disaat kamu sudah mengatakan mencintai saya. Maka saya tidak akan membiarkan siapapun untuk mendapatkan kata yang sama dari kamu."

"Untuk sementara ponsel ini saya sita. Saya ingin malam yang indah berdua bersama kamu. Tidak salah memilih untuk mencintai suami kamu sendiri Afiqah, yang salah adalah jika kamu lebih memilih pria yang hanya mempermainkan kamu tanpa ada ingin mengikatmu dalam ikatan suci. Perasaaanmu terlalu berharga untuk dipermainkan seperti itu."

Arsena kemudian menarik Afiqah dalam pelukannya. Memberikan kehangatan dalam kepedihan yang Afiqah rasakan. Gadis itu sedang di lema dan tak mampu untuk memilih. Afiqah bahkan menangis tanpa sadar. Entahlah dia menangis karena apa. Namun ia begitu terharu dengan perlakuan Arsena yang begitu memperjuangkan wanita sepertinya.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang