BAB 50

98.8K 7.5K 254
                                    

Kamu satu-satunya wanita yang akan mas dekap dalam keadaan apapun.
-
-

Arsena melepaskan pelukannya ketika mendengar suara tangis dari Afiqah. Ia baru sadar jika ada Afiqah di sana. Apalagi gadis itu menangis. Pasti Afiqah berpikir yang tidak-tidak padanya. Afiqah juga belum mengenal siapa gadis ini.

"Sebentar put," ujar Arsena.

"Dek." Panggil Arsena.

Afiqah tidak menjawab. Gadis itu terus menangis tidak menutupi rasa kecewanya pada Arsena. Ia sebal dengan Arsena yang tega selingkuh di depannya.

"Mas Arse jahat.. pergi!!"

"Afi ngak mau lihat Mas Arse selama-lamanya." Rajuk Afiqah sambil terisak. Hatinya terlanjur sakit. Apalagi gadis yang bicara dengan Arsena lebih cantik dari dirinya. 

"Loh..loh kok gitu. Kamu kenapa dek?" Tanya Arsena bingung. Apa salahnya? Kenapa Afiqah sampai begitu marah padanya?

"Mas Arse selingkuh." Seketika tawa Arsena pecah begitu juga dengan putri. Hal itu membuat Afiqah makin menangis. Ia seperti di permalukan oleh dua orang itu. Dua orang itu seakan mentertawakan nasibnya yang malang karena mereka selama ini selingkuh di belakangnya dan dia seperti orang bodoh yang selalu takluk dan luluh oleh kata-kata manis Arsena.

"Mas lupa kamu belum kenal sama Putri." Ujar Arsena mengingat Putri tidak hadir di pernikahannya karena sibuk ujian sekolah.

"Afi hiks...ngak mau.. hikss.... kenal...hikss..." Mendengar ucapan Arsena semakin membuat Afiqah sedih. Mana ada istri yang mau dikemanakan dengan selingkuhan suaminya.

"Loh kenapa?" Arsena duduk mendekat ke arah Afiqah.

"Mas bodoh atau apa masa mau ngenalin selingkuhan sama Afiqah hikss...hikss...hiks..."

"Memang siapa yang selingkuh?"

"Mas sama wanita itu lah!" Tunjuk Afiqah dengan nada kesal. Ia menangis kembali rasanya begitu sakit. Namun di mata Arsena ini terlihat lucu. Ini kedua kali ia melihat Afiqah cemburu namun ini yang lebih lucu.

"Kenalin aku Indah Laksani Anggara Putri." Ujar gadis itu. Afiqah terdiam mendengar nama terakhir gadis itu mengingatkannya akan nama terakhir Arsena. Yaitu Arsena Anggara Putra. Nama keluarganya sama seperti nama Arsena. Jangan-jangan mereka saudara.

"Keponakannya mas Arse kembarannya Pangeran, anaknya mas Ahwan dan mbak Sheila." Lanjut Arsena. Sontak hal itu membuat Afiqah malu setengah mati. Apalagi ia sudah menangis di depan umum seperti ini. Ia menyesal dulu tidak menanyakan seperti apa anak mas Ahwan dan mbak Sheila yang kebetulan sekolah di luar kota. Mengingat Ahwan mengurus perusahaan di Jakarta.

"Mas Arse Jahat.." tangis Afiqah pecah saking malunya. Bahkan Putri merasa sedikit bersalah karena hal ini.

"Maaf ya mas.." ucap Putri tidak enak hati. Awalnya terasa lucu namun melihat Afiqah yang terus menangis malah membuatnya bersalah.

"Ngak papa put, maklum lagi hamil." Ujar Arsena.

"Kalau gitu Putri pulang dulu, jangan lupa Minggu depan acara keluarga mas."

"Mau mas anterin?" Tawar Arsena.

"Udah di jemput Pangeran di depan." Tolak Putri secara halus.

Setelah itu Putri pamit dengan Afiqah dan Arsena. Ia kembali ke tempat dimana pangeran akan menjemputnya.

Arsena kembali ke Afiqah. Gadisnya yang cantik itu masih menangis. Ada rasa bersalah membuat Afiqah menangis. Arsena mendekat mendekap erat gadis itu. Untungnya Afiqah tidak menolak malah mengalungkan lengannya ke leher Arsena.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang