BAB 40

140K 9.6K 364
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Love dulu buat part ini ♥️♥️

Ada yang suka cireng?

Selamat membaca 💜

Ingat berhalu lah sebelum dilarang 🤣🤣

***

"Mas Arse, Aku mau cireng." Ujar Afiqah kepada Arsena yang baru saja selesai mandi.

"Cireng??" Afiqah mengangguk.

"Kamu ngidam cireng." Ucap Arsena asal. Mengingat bundanya bilang katanya kalau orang hamil itu kalau mau sesuatu tanpa sebab di sebut ngidam dan kita sebagai suami harus menuruti.

"Iya."

"Yaudah mas pesen online aja ya." Afiqah langsung cemberut mendengar itu. Ia jadi benci antar jasa makanan online, diakan pengennya Arsena yang membelinya langsung.

"Mas Arse beli diluar aja toh mas. Kalau di online ngak suka." Arsena menghela napas. Ia tidak bisa menolak lagi kalau Afiqah sudah membuat wajah memelas seperti itu.

"Ya sudah mas beli di luar aja. Tapi bintang lima dulu sebelum berangkat." Kode Arsena. Pria itu langsung mendekatkan diri ke arah Afiqah yang duduk bersandar di tepi kasur.

"Ngak boleh." Afiqah menahan wajah Arsena dengan tangannya.

"Padahal muka kamu kayak minta dicium gitu. Mengundang mas untuk mencium kamu."

"Mana ada. Mending mas sekarang beliin cireng, yang minta itu anak kita loh mas."

"Oh gitu. Nanti misal anak kita mau minta cium bilang ya. Papa siap mengabulkannya tanpa tapi."

"Mas Arse!!!" Pipi Afiqah langsung bersemu mengerti kemana arah pembicaraan Arsena.

"Mas berangkat dulu ya menunaikan tugas negara demi penerus generasi bangsa kita yang kelak akan merubah negeri ini lebih baik." Ujar Arsena sambil mengusap perut Afiqah lalu pamit keluar. Afiqah hanya geleng-geleng mendengar itu.

Arsena baru saja ingin membuka pintu untuk keluar. Tiba-tiba pintunya sudah terbuka. Muncul Rendi sahabatnya dengan seorang anak perempuan yang Arsena kenal sebagai teman Afiqah. Hal itu menimbulkan pertanyaan di benak Arsena.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Arsena.

"Menjenguk istri bosku dong."


"Kerja sana." Usir Arsena.

"Sudah selesai bosku,"

"Kamu bareng dia?" Tanya Arsena melirik Dhea yang berdiri di belakang Rendi sambil membawa parcel buah.

"Ah iya." Arsena menggelengkan kepalanya.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang