BAB 11

172K 15K 1.6K
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Selamat membaca kesayanganku 🤗

****
Kasih dan sayang dalam sebuah keluarga adalah harta yang paling berharga. Sedikit saja kita kehilangan harta itu, mampu membuat diri kita terkurung dalam kesenduan yang tidak ada habisnya. Tak terlihat namun mengiris perih di relung hati, membuat hati dan jiwa kita mati.
.

.
.

Afiqah menatap sekeliling bingung. Andreas membawanya pergi ke sebuah markas yang tak jauh dari sekolah. Ia baru tahu jika ada tempat seperti ini. Bahkan bukan hanya ada Andreas tapi juga beberapa temannya.

Seharusnya mereka sudah sampai sekolah dan mengikuti upacara bendera hari Senin bukan berada disini. Afiqah masuk ke dalam markas itu ragu. Seperti markas pada umumnya namun lebih tertata rapi. Ada kulkas, sofa bahkan televisi serta play station 3 di sana.

"Wah liat Andreas Dateng bawa pacar baru.." ucapan itu membuat perhatian Afiqah teralihkan ke sumber suara. Afiqah menatap Andreas meminta penjelasan, namun Andreas seperti tidak ingin membicarakan hal itu.

"Bisa dijaga ngak sih mulut Lo!" Sela Andreas pada Andi. Sahabat Andreas Riski ikut mengikut si Andi agar diam. Kemudian Andreas melirik Afiqah yang nampak penasaran dengan ucapan Andi. Ia takut jika Afiqah cemburu.

"Hehehehe..." Andi hanya bisa nyengir sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal kemudian kembali melanjutkan main PS.

Andreas menarik tangan Afiqah untuk duduk di sofa yang jauh dari teman-temannya. Awalnya Afiqah agak sedikit risih. Tidak seharusnya ia berada disini. Ia merasa melakukan hal yang salah. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.

"Kamu kenapa?" Tanya Andreas melihat raut wajah khawatir Afiqah.

"Kita kok kesini, sebentar lagi mau bel. Afiqah ngak mau bolos lagi kayak kemarin." Ujar Afiqah sambil menunduk.

"Hari ini ngak usah ikut upacara dulu ya. Nanti kalau upacara udah selesai baru kita ke sekolah."

"Memang bisa seperti itu?" Tanya Afiqah penasaran.

"Bisa, aku sama temen-temen sering kok ngelakuin itu."

"Kalian ngak di hukum?" Andreas menggeleng, kemudian tangannya memijat pelipisnya pelan.

"Tapi Afiqah takut..." Ujar Afiqah sambil mengigit bibirnya pelan.

"Tenang Afiqah... Aku janji tidak akan terjadi apa-apa. Kepalaku sedikit sakit jadi aku tidak kuat untuk ikut upacara." Afiqah yang tadinya khawatir akan sekolahnya jadi mengkhawatirkan Andreas. Bahkan tangannya tak segan untuk memegang kening laki-laki itu. Memeriksa apakah tubuh laki-laki itu panas atau tidak.

Andreas ikut memegang tangan itu. Menggenggam tangan Afiqah erat. Disaat itulah Afiqah sadar, ia melakukan hal yang intim dengan seorang laki-laki. Ia menelan ludah gugup apalagi tatapan Andreas yang menatapnya lekat-lekat. Ada sedikit rasa bersalah karena membiarkan pria yang bukan mahramnya menyentuh dirinya sedang Arsena yang berstatus suaminya ia larang untuk dekat-dekat dengannya.

"Ngak panas kok badan kamu." Afiqah berusaha mencairkan suasana. Andreas yang tahu kecanggungan Afiqah ia melepaskan genggaman tangan itu.

"Aku ngak sakit kok sayang. Cuma lagi banyak pikiran aja." Tanpa aba-aba Andreas menyenderkan kepalanya di pangkuan Afiqah. Tentu hal itu membuat Afiqah terkejut mendapat perlakuan Andreas yang tidak terduga. Ia bingung harus apa, bahkan ia hanya menurut ketika tangan Andreas menarik tangannya untuk mengusap rambut laki-laki itu. Awalnya tangan Afiqah bergetar namun menjadi rileks ketika Andreas menceritakan masalahnya. Ternyata ayah Andreas selingkuh dengan wanita lain. Afiqah jadi kasihan terhadap laki-laki itu. Rasanya pasti menyakitkan sekali. Ia tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi padanya. Ia tidak bisa membayangkan jika ayahnya meninggalkan ibunya demi wanita lain.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang