28. dèja vu

1.4K 432 70
                                    

It's so cute to compare the comments section between this book and paper incident, while y'all cursing yuvin at pi and now cursing yohan here 🤣🤣

Happy reading!

ㅡㅡㅡ

Kookheon memandangi kertas yang sudah kusut semrawut yang terlipat diatas meja belajarnya.

Sebuah kertas yang kalau kata Yuvin, pembawa sial. Entahlah. Kookheon tak paham mengapa Yuvin menyerapahi hasil karyanya yang sudah dipublikasikan ditengah puncak acara mereka sebagai pembawa sial.

Sudah berkali-kali ia membaca bait-bait puisi disana. Semuanya tak ada yang jelek, meski tak bisa disandingkan dengan sajak-sajak para tokoh sastra. Tapi apa masalahnya? Yang penting 'kan, makna tersirat dalam puisi itu.

Sebenarnya, Kookheon agaknya masih terkejut dengan fakta yang dibeberkan sahabatnya itu dua hari lalu. Yuvin bilang dirinya putus dengan Yohan. Tapi, berpuluh-puluh kali Kookheon bertanya, juga tidak dijawab oleh Yuvin.

Dan sialnya, minggu ini angkatan mereka memang libur. Kookheon baru pertama kalinya merasa kesal dengan minggu liburan begini. Pasalnya, ia tidak bisa mengontak Yuvin sama sekali. Ketika dihampiri ke kosannya pun, si bapak kos bilang kalau Yuvin pulang kampung.

Ya.. sebenarnya wajar sih. Sangat wajar pula. Mumpung libur, kan. Mengisi energi bersama keluarga. Tapi kenapa harus di keadaan begini? Kookheon jadi pusing sendiri.

Kertas yang bertuliskan puisi berjudul 'Tulus' itu dipegang Kookheon karena Yuvin minta tolong untuk membuang kertas itu. Tapi Kookheon tak sampai hati. Pertama, itu adalah karya tulis seseorang. Bagaimana jika karya Yuvin justru dijiplak dan diklaim atas penulis barunya? Dan Yuvin tak punya bukti fisik untuk melawan.

Dan kedua, Kookheon tahu kalau puisi itu Yuvin tulis dengan sepenuh hati untuk Yohan. Seminggu penuh lelaki itu pakai untuk memikirkan kata-kata untuk menguntai puisi itu.

Fakta itu sejujurnya membuat Kookheon kesal setengah mati. Ia ingin sekali bertanya langsung pada Yohan. Kenapa berani-beraninya memutuskan Yuvin di puncak acara yang terselipkan surprise dari Yuvin untuk Yohan?

Eh, siapa tau Yuvin yang mutusin.

Tapi tidak mungkin. Kookheon tahu pasti kalau Yuvin itu sangat bucin Yohan, kelas megalodon, atau kalau kata mbak Suhaylah, kelas dewa poseidon.

Pokoknya, sebucin itu.

Ia tidak tahu harus melakukan apa kepada kertas itu. Kalau ia simpan terus menerus, yang ada pesan tersirat dari puisi tersebut benar-benar tak akan tersampaikan pada Yohan.

Tapi dia bingung harus berbuat apa.

Ia juga bingung, sebenarnya apa yang terjadi diantara pasangan fenomenal itu? Jelas-jelas Kookheon lihat mereka berciuman saat pagi harinya. Saling melempar senyum dan tatapan penuh cinta. Tapi malamnya, Yuvin justru menangis dan bilang putus?

Sumpah. He's clueless.

Padahal hubungan mereka bisa dibilang terlihat sangat amat baik-baik saja. Kok bisa putus sih. Sumpah Kookheon gak paham lagi.

Getaran ponsel yang berasal dari kasur membuat Kookheon bangun dari lamunan pagi harinya. Ia kembali rebahan di kasur dan membuka ponselnya. Rupanya itu pesan dari Hangyul.

Hangyul

Masih ngga ada kabar?

Yuvin?
Ngga ada. Lo?

Engga juga

Ho yaudah. Mungkin butuh waktu sendiri

Kok bisa putus sih...
:( Padahal mereka lucu

nefarious  ☆  yuyo ft. junsang ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang